Lagu
ini dinyanyikan pertama kali oleh Iwan Fals pada 8 Desember 2004
dihalaman kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI). Lagu
ini khusus dibuat oleh Iwan Fals untuk perjuangan dan jasa-jasa
kemanusiaan Almarhum Munir Said Thalib yang tewas dibunuh.
Tokoh pejuang HAM Indonesia Munir Said Thalib yang tewas dibunuh pada 2004 dengan konspirasi tingkat tinggi menggugah Iwan Fals untuk membuat lagu. Lagu Pulanglah yang terdapat dalam album 50:50 (2007) dipersembahkan untuk perjuangan Munir.
Hingga saat ini pembunuh Munir dan dalangnya tidak jelas kita ketahui, dan sampai tulisan ini diterbitkan, proses pengadilan masih berjalan. Beberapa pejabat yang berwenang seperti lepas tangan dan saling bungkam juga saling melindungi. Beberapa orang yang telah ditangkap dan diadili terkesan hanya sebagai tumbal. Entah apa motif dibalik pembunuhan ini yang melibatkan kepentingan tertentu. Tapi jangan lupa, sepandai-pandainya menyembunyikan bangkai, suatu saat baunya pasti tercium.
Ada versi live concert - nya yang bisa dijenguk di: http://www.kontras.org/munir/index.php )
Tokoh pejuang HAM Indonesia Munir Said Thalib yang tewas dibunuh pada 2004 dengan konspirasi tingkat tinggi menggugah Iwan Fals untuk membuat lagu. Lagu Pulanglah yang terdapat dalam album 50:50 (2007) dipersembahkan untuk perjuangan Munir.
Hingga saat ini pembunuh Munir dan dalangnya tidak jelas kita ketahui, dan sampai tulisan ini diterbitkan, proses pengadilan masih berjalan. Beberapa pejabat yang berwenang seperti lepas tangan dan saling bungkam juga saling melindungi. Beberapa orang yang telah ditangkap dan diadili terkesan hanya sebagai tumbal. Entah apa motif dibalik pembunuhan ini yang melibatkan kepentingan tertentu. Tapi jangan lupa, sepandai-pandainya menyembunyikan bangkai, suatu saat baunya pasti tercium.
Ada versi live concert - nya yang bisa dijenguk di: http://www.kontras.org/munir/index.php )
Pulanglah
Iwan Fals ( Album 50:50 2007 )
Padi menguning tinggal di panen
Bening air dari gunung
Ada juga yang kekeringan karena kemarau
Semilir angin perubahan
Langit mendung kemerahan
Pulanglah kitari lembah persawahan
Selamat jalan pahlawanku
Pejuang yang dermawan
Kau pergi saat dibutuhkan saat dibutuhkan
Keberanianmu mengilhami jutaan hati
Kecerdasan dan kesederhanaanmu
Jadi impian
Pergilah pergi dengan ceria
Sebab kau tak sia sia
Tak sia sia
Tak sia sia
Pergilah kawan
Pendekar
Satu hilang seribu terbilang
Patah tumbuh hilang berganti
Terimalah sekedar kembang
Dan doa doa
Suci sejati
Suci sejati
0 komentar:
Posting Komentar