Lirik lagu ini terdapat dalam album 50:50 yang edar pada tahun 2007.
Pertama mendengarkan album ini aku kurang begitu bersemangat. Seperti
titelnya yang mengusung tema separuh-separuh dengan maksud separuh lagu
dibuat oleh Iwan Fals dan sisanya dari orang lain, menjadikan album ini
terkesan ‘dipaksakan’. Dan tentu saja yang pertama kudengar dan kuputar
berulang kali adalah lagu-lagu yang dibuat oleh Iwan Fals.
Ini Bukan Mimpi
Iwan Fals / Yockie S. & Remy Soetansyah ( Album 50:50 2007 )
Simaklah laguku ini
Tentang sebuah bencana
Tragedi umat manusia
Terjadi lagi
Terjadi lagi
Alampun telah bersaksi
Atas tingkah laku kita
Tuhanpun telah menyapa
Memperingati
Memperingati
Ini bukan sandiwara
Ini bukan dalam mimpi
Ini bukan sandiwara
Ini bukan dalam mimpi
Ini kenyataan mari renungi
Ini bukan sandiwara
Ini bukan dalam mimpi
Ini kenyataan yang ada mari renungi
Demi keselamatan kita bersama
Mari kita berdoa
Pada Yang Kuasa
Berjanji kembali kejalan Illahi
Berjanji kembali kejalan Illahi
Kejalan Illahi
Ini Bukan Mimpi
Tanggal 8 November 2007 silam, di rumah Iwan Fals, berlangsung diskusi tentang global warming. Judul diskusi itu adalh INI BUKAN MIMPI, sebuah lagu yang dinyanyikan Iwan Fals dalam albumnya yang terakhir 50;50.
Kebetulan, lirik lagu itu saya yang bikin, sedangkan lagunya milik Jockie Soeryoprayogo.
Untuk acara itu, mbak Yos, istri Iwan telah menghubungi saya, untuk minta izin dan sekaligus mengundang saya. Menurut mbak Yos, selain diskusi kecil itu, Iwan juga akan mengadakan tour ke beberapa kota dengan thema dan judul INI BUKAN MIMPI di tahun 2008 nanti.
Ternyata, seorang teman saya, fatsettoholic, alias Syafiq, menulis panjang lebar tentang lagu itu. Kutipannya begini:
****Tulisan Review saya diatas****
Lalu, ternyata Mas Jockie (seterusnya JSOP) mengomentarinya begini:
Terimakasih bung Syafiq . Boleh ya saya ikut komentar , cuman mau nambahin cerita sedikit tentang prosesnya.
Sebetulnya saya sangat berharap pada saat Iwan mau take vocal saya dilibatkan untuk hadir .(hal tersebut sdh saya tekankan berkali-kali ke pihak Musica) Bukannya untuk ngawasin Iwan Fals , tetapi untuk turut melengkapi makna da tema yang diusung (seperti biasanya dulu kami selalu bekerja-sama)
Iwan Fals mah..nggak perlu diawasin ataupun diajarin bagaimana harus bernyanyi , semua orang juga sudah tau kemampuannya . Namun untuk membawakan tema yang berangkat dari pikiran serta gagasan orang lain diperlukan kerjasama yang lebih utuh .
Dalam hal ini Musica sebagai label yang menaungi Iwan Fals sungguh ceroboh dan mengecewakan saya . Mereka sama sekali tidak memberi tahu saya , apalagi kepada managemen Iwan Fals sendiri.
Hingga tau-tau vocalnya dikirim kerumah saya dalam bentuk sudah jadi , untung Iwan Fals yang menyanyikan (sudah pasti nggak asal dan juga tidak sembarangan) . Coba kalau terjadi dengan penyanyi lain.., mungkin saya ngomong A tapinya nyanyinya bunyi B.
Tetapi ya..ini sekedar catatan kecil yang harus kita maklumi bersama , orang memang nggak pernah ada puasnya hehehe..Namun seandainya saja waktu itu saya diberitahu untuk hadir , saya yakin pasti akan ada sesuatu lagi yang bisa didengar disana . Apapun hasilnya sekarang , he's the best .
Rupanya, terjadi pembahasan cukup panjang, dan akhirnya saya melengkapinya begini:
Ikut nyumbang cerita ya. Awalnya, mas JSOP bingung juga saya nulis lirik itu. "Rem liriknya kaya MUI." Maksudnya santun banget.
Tapi sy punya alasan knp sy nulis lirik dengan penggarapan yang kalem. Saya ingin lagu itu tdk dikenal hanya karena tsunami misalnya, tapi untuk segala bencana, apalagi waktu itu isu global warming sudah didengungkan. Itulah...
Soal tehnis, memang mas JSOP gak puas. Beberapa kali dia mengkilik sound di studionya, sampe begadang-begadang. Kalau soung lagu itu gak dikilik sama Mas JSOP, pasti dia gak puas-puas.
Mengutip Mas JSOP juga, dia bilang, bahwa karya (lagu) itu, ibarat anak kita. Lagu itu diusahain gak cacat, tapi begitu sudah lahir (maksudnya sudah menjadi konsumsi publik) maka kita harus menerima apa adanya.
Saya sendiri, walau sudah beberapa tahun kenal dengan Mas JSOP, baru tau, betapa seriusnya dia mengerjakan musik. Orangnya sangat teliti dan telaten. Karena waktu menulis lirik untuk Ogut Suping tau Bla Bla Bla d Godbless, saya gak mengikuti alur rekamannya, dan juga lagunya bukan milik Mas JSOP, tapi Mas Ian Antono.
Dan kalau saya kilas balik, saya baru sadar, bahwa dalam perjalanan panjang seorang Iwan Fals, ternyata Mas JSOP salah satu arsitek bagi Iwan Fals (mulai albm Kantata Takwa)yang kita kagumi itu. Selain nama Mas JSOP yang mempengaruhi cara bernyanyi Iwan Fals adalah Willy Sumanttri (Jaman Umar Bakri) dan Ian Antono (sejak Mata Dewa).
Kembali ke IBM, saya mengerti kenapa Mas Syafiq baru menyukai setelah mendengarkannya beberapa kali. Lagu itu melodi, aransemen yang dibuat ole Mas JSOP memang bukan selera pasar.. Tapi seandainya waktu take vocal ada Mas JSOP disana. saya jamin itu lagu bakal jauh lebih dahsyat. Tapi itulah, ketikia si anak telah lahir, ia menjadi milik masyarakatnya.
Dan saya sebagai pribadi, bangga bisa ikutan diantara orang-orang besar itu.
Makasih Mas JSOP dan Bang Iwan, saya sudah dikasi kesempatan emas itu.
salam buat semua pecinta Iwan Fals dan JSOP.
Ini sedikit coretan dari saya. Semoga bermanfaat.
salam.
Remy Soetansyah
Baru setelah berulang kali mendengarkan, aku menemukan semangat yang
tersembunyi dari sebuah track bukan karya Iwan Fals yang ada pada album
ini. Track itu berjudul ‘Ini Bukan Mimpi’. Musik yang diusungnya terasa
tidak asing di telinga, dan aku merasakan ‘de-javu’ dengan musik lagu
ini, seperti dulu sudah pernah mendengarnya. Oh, tentu saja, karena
musiknya dibuat oleh Yockie Suryoprayogo (JSOP).
Karya-karya Yockie sudah lama aku nikmati. Sebab dia banyak mengerjakan
musik pada beberapa penyanyi, bernyanyi dan bermusik sendiri, bergabung
dengan God Bless, juga ikut mengerjakan beberapa lagu-lagu Iwan Fals
terdahulu. Dan yang paling aku suka ketika dia juga ikut serta dalam
album Swami dan Kantata Takwa dimana Iwan Fals saat itu seakan menjadi
roh yang membesarkan kedua grup musik tersebut. Nama Yockie sekarang
seperti menjadi dekat karena dia juga aktif di dunia maya ini dengan
blognya yaitu jsop.net dan juga di MP ini dia kembali ‘berkeliaran’
dengan alamat jsops.multiply.com.
Nama Remy Soetansyah, terus terang aku baru mendengarnya ketika album
50:50 ini muncul (maaf ya Mas). Pada cover album 50:50, lagu ‘Ini Bukan
Mimpi’ tertulis, lagu / lirik : Yockie S. & Remy Soetansyah. Awalnya
aku tidak terlalu tertarik dengan nama ini, karena memang tidak pernah
dengar. Tidak sengaja ketika berpetualang di dunia MP (multiply, semacam
blog yang berbasis sosial media), aku juga menemukan id yang sama. Oh,
ternyata bang Remy juga sudah lama ada di MP dengan alamat
soetansyah.multiply.com. Nama Remy rupanya juga cukup dikenal dalam
dunia musik, dan ternyata akulah yang ketingalan kereta.
Tentang lagu ini, dari pengamatanku cukup menarik walaupun harus sekian kali mendengarkan baru bisa menemukan semangatnya.
Bertutur tentang bencana yang ada, sang penulis lirik coba menyadarkan
kita bahwa semua ini bukanlah mimpi namun adalah kenyataan. Dari
kenyataan yang ada, kita diajak untuk merenungi mengapa semua bencana
terjadi. Mungkinkah ini adalah kesalahan kita sendiri yang sering tidak
peduli pada alam. Dan Tuhan memberi bencana sebagai peringatan agar kita
sadar dengan semua tingkah laku yang tidak benar. Di akhir bait lirik
lagu ini, sang penulis mengajak kita untuk berdoa dan kembali kejalan
yang benar.
Iwan Fals menyanyikan lagu ini dengan santai, tidak menghentak-hentak.
Dia seperti menghemat tenaganya. Namun aransemen musik yang berkualitas
mampu mengimbangi kesederhanaan Iwan Fals pada lagu ini. Kesederhanaan
lirik yang dinyanyikan Iwan Fals membuat lagu ini menjadi enak didengar.
Benar-benar pas antara musik dan lirik dengan karakter Iwan Fals.
Sangat jarang Iwan Fals membawakan lagu yang bukan karyanya dengan penuh
perasaan seperti lagu ini.
Terima kasih buat bang Yockie dan bang Remy yang telah memberikan karya
ini kepada Iwan Fals untuk dinikmati oleh penggemarnya. (sb)
Berikut copy komentar mas Remy tentang tulisan diatas ketika masih saya tayangkan pada blog saya di multiply.
Ikut nyumbang cerita ya. Awalnya, mas JSOP bingung juga saya nulis lirik itu. "Rem liriknya kaya MUI." Maksudnya santun banget.
Tapi sy punya alasan knp sy nulis lirik dengan penggarapan yang kalem. Saya ingin lagu itu tdk dikenal hanya karena tsunami misalnya, tapi untuk segala bencana, apalagi waktu itu isu global warming sudah didengungkan. Itulah...
Soal tehnis, memang mas JSOP gak puas. Beberapa kali dia mengkilik sound di studionya, sampe begadang-begadang. Kalau soung lagu itu gak dikilik sama Mas JSOP, pasti dia gak puas-puas.
Mengutip Mas JSOP juga, dia bilang, bahwa karya (lagu) itu, ibarat anak kita. Lagu itu diusahain gak cacat, tapi begitu sudah lahir (maksudnya sudah menjadi konsumsi publik) maka kita harus menerima apa adanya.
Saya sendiri, walau sudah beberapa tahun kenal dengan Mas JSOP, baru tau, betapa seriusnya dia mengerjakan musik. Orangnya sangat teliti dan telaten. Karena waktu menulis lirik untuk Ogut Suping tau Bla Bla Bla d Godbless, saya gak mengikuti alur rekamannya, dan juga lagunya bukan milik Mas JSOP, tapi Mas Ian Antono.
Dan kalau saya kilas balik, saya baru sadar, bahwa dalam perjalanan panjang seorang Iwan Fals, ternyata Mas JSOP salah satu arsitek bagi Iwan Fals (mulai albm Kantata Takwa)yang kita kagumi itu. Selain nama Mas JSOP yang mempengaruhi cara bernyanyi Iwan Fals adalah Willy Sumanttri (Jaman Umar Bakri) dan Ian Antono (sejak Mata Dewa).
Kembali ke IBM, saya mengerti kenapa Mas Syafiq baru menyukai setelah mendengarkannya beberapa kali. Lagu itu melodi, aransemen yang dibuat ole Mas JSOP memang bukan selera pasar.. Tapi seandainya waktu take vocal ada Mas JSOP disana. saya jamin itu lagu bakal jauh lebih dahsyat. Tapi itulah, ketikia si anak telah lahir, ia menjadi milik masyarakatnya.
Dan saya sebagai pribadi, bangga bisa ikutan diantara orang-orang besar itu.
Makasih Mas JSOP dan Bang Iwan, saya sudah dikasi kesempatan emas itu.
salam buat semua pecinta Iwan Fals dan JSOP.
Berikut copy komentar mas Remy tentang tulisan diatas ketika masih saya tayangkan pada blog saya di multiply.
Ikut nyumbang cerita ya. Awalnya, mas JSOP bingung juga saya nulis lirik itu. "Rem liriknya kaya MUI." Maksudnya santun banget.
Tapi sy punya alasan knp sy nulis lirik dengan penggarapan yang kalem. Saya ingin lagu itu tdk dikenal hanya karena tsunami misalnya, tapi untuk segala bencana, apalagi waktu itu isu global warming sudah didengungkan. Itulah...
Soal tehnis, memang mas JSOP gak puas. Beberapa kali dia mengkilik sound di studionya, sampe begadang-begadang. Kalau soung lagu itu gak dikilik sama Mas JSOP, pasti dia gak puas-puas.
Mengutip Mas JSOP juga, dia bilang, bahwa karya (lagu) itu, ibarat anak kita. Lagu itu diusahain gak cacat, tapi begitu sudah lahir (maksudnya sudah menjadi konsumsi publik) maka kita harus menerima apa adanya.
Saya sendiri, walau sudah beberapa tahun kenal dengan Mas JSOP, baru tau, betapa seriusnya dia mengerjakan musik. Orangnya sangat teliti dan telaten. Karena waktu menulis lirik untuk Ogut Suping tau Bla Bla Bla d Godbless, saya gak mengikuti alur rekamannya, dan juga lagunya bukan milik Mas JSOP, tapi Mas Ian Antono.
Dan kalau saya kilas balik, saya baru sadar, bahwa dalam perjalanan panjang seorang Iwan Fals, ternyata Mas JSOP salah satu arsitek bagi Iwan Fals (mulai albm Kantata Takwa)yang kita kagumi itu. Selain nama Mas JSOP yang mempengaruhi cara bernyanyi Iwan Fals adalah Willy Sumanttri (Jaman Umar Bakri) dan Ian Antono (sejak Mata Dewa).
Kembali ke IBM, saya mengerti kenapa Mas Syafiq baru menyukai setelah mendengarkannya beberapa kali. Lagu itu melodi, aransemen yang dibuat ole Mas JSOP memang bukan selera pasar.. Tapi seandainya waktu take vocal ada Mas JSOP disana. saya jamin itu lagu bakal jauh lebih dahsyat. Tapi itulah, ketikia si anak telah lahir, ia menjadi milik masyarakatnya.
Dan saya sebagai pribadi, bangga bisa ikutan diantara orang-orang besar itu.
Makasih Mas JSOP dan Bang Iwan, saya sudah dikasi kesempatan emas itu.
salam buat semua pecinta Iwan Fals dan JSOP.
Berikut liriknya. Lagunya?... seperti biasa... lagunya beli sendiri ya.
Ini Bukan Mimpi
Iwan Fals / Yockie S. & Remy Soetansyah ( Album 50:50 2007 )
Simaklah laguku ini
Tentang sebuah bencana
Tragedi umat manusia
Terjadi lagi
Terjadi lagi
Alampun telah bersaksi
Atas tingkah laku kita
Tuhanpun telah menyapa
Memperingati
Memperingati
Ini bukan sandiwara
Ini bukan dalam mimpi
Ini bukan sandiwara
Ini bukan dalam mimpi
Ini kenyataan mari renungi
Ini bukan sandiwara
Ini bukan dalam mimpi
Ini kenyataan yang ada mari renungi
Demi keselamatan kita bersama
Mari kita berdoa
Pada Yang Kuasa
Berjanji kembali kejalan Illahi
Berjanji kembali kejalan Illahi
Kejalan Illahi
Ulasan saya tentang lagu ini juga diapresiasi
oleh mas Remy dan diposting pula pada blog pribadinya di
http://soetansyah.multiply.com/reviews/item/15
Ini Bukan Mimpi
Category: | Music | ||
Genre: | Pop | ||
Artist: | IWAN FALS |
Tanggal 8 November 2007 silam, di rumah Iwan Fals, berlangsung diskusi tentang global warming. Judul diskusi itu adalh INI BUKAN MIMPI, sebuah lagu yang dinyanyikan Iwan Fals dalam albumnya yang terakhir 50;50.
Kebetulan, lirik lagu itu saya yang bikin, sedangkan lagunya milik Jockie Soeryoprayogo.
Untuk acara itu, mbak Yos, istri Iwan telah menghubungi saya, untuk minta izin dan sekaligus mengundang saya. Menurut mbak Yos, selain diskusi kecil itu, Iwan juga akan mengadakan tour ke beberapa kota dengan thema dan judul INI BUKAN MIMPI di tahun 2008 nanti.
Ternyata, seorang teman saya, fatsettoholic, alias Syafiq, menulis panjang lebar tentang lagu itu. Kutipannya begini:
****Tulisan Review saya diatas****
Lalu, ternyata Mas Jockie (seterusnya JSOP) mengomentarinya begini:
Terimakasih bung Syafiq . Boleh ya saya ikut komentar , cuman mau nambahin cerita sedikit tentang prosesnya.
Sebetulnya saya sangat berharap pada saat Iwan mau take vocal saya dilibatkan untuk hadir .(hal tersebut sdh saya tekankan berkali-kali ke pihak Musica) Bukannya untuk ngawasin Iwan Fals , tetapi untuk turut melengkapi makna da tema yang diusung (seperti biasanya dulu kami selalu bekerja-sama)
Iwan Fals mah..nggak perlu diawasin ataupun diajarin bagaimana harus bernyanyi , semua orang juga sudah tau kemampuannya . Namun untuk membawakan tema yang berangkat dari pikiran serta gagasan orang lain diperlukan kerjasama yang lebih utuh .
Dalam hal ini Musica sebagai label yang menaungi Iwan Fals sungguh ceroboh dan mengecewakan saya . Mereka sama sekali tidak memberi tahu saya , apalagi kepada managemen Iwan Fals sendiri.
Hingga tau-tau vocalnya dikirim kerumah saya dalam bentuk sudah jadi , untung Iwan Fals yang menyanyikan (sudah pasti nggak asal dan juga tidak sembarangan) . Coba kalau terjadi dengan penyanyi lain.., mungkin saya ngomong A tapinya nyanyinya bunyi B.
Tetapi ya..ini sekedar catatan kecil yang harus kita maklumi bersama , orang memang nggak pernah ada puasnya hehehe..Namun seandainya saja waktu itu saya diberitahu untuk hadir , saya yakin pasti akan ada sesuatu lagi yang bisa didengar disana . Apapun hasilnya sekarang , he's the best .
Rupanya, terjadi pembahasan cukup panjang, dan akhirnya saya melengkapinya begini:
Ikut nyumbang cerita ya. Awalnya, mas JSOP bingung juga saya nulis lirik itu. "Rem liriknya kaya MUI." Maksudnya santun banget.
Tapi sy punya alasan knp sy nulis lirik dengan penggarapan yang kalem. Saya ingin lagu itu tdk dikenal hanya karena tsunami misalnya, tapi untuk segala bencana, apalagi waktu itu isu global warming sudah didengungkan. Itulah...
Soal tehnis, memang mas JSOP gak puas. Beberapa kali dia mengkilik sound di studionya, sampe begadang-begadang. Kalau soung lagu itu gak dikilik sama Mas JSOP, pasti dia gak puas-puas.
Mengutip Mas JSOP juga, dia bilang, bahwa karya (lagu) itu, ibarat anak kita. Lagu itu diusahain gak cacat, tapi begitu sudah lahir (maksudnya sudah menjadi konsumsi publik) maka kita harus menerima apa adanya.
Saya sendiri, walau sudah beberapa tahun kenal dengan Mas JSOP, baru tau, betapa seriusnya dia mengerjakan musik. Orangnya sangat teliti dan telaten. Karena waktu menulis lirik untuk Ogut Suping tau Bla Bla Bla d Godbless, saya gak mengikuti alur rekamannya, dan juga lagunya bukan milik Mas JSOP, tapi Mas Ian Antono.
Dan kalau saya kilas balik, saya baru sadar, bahwa dalam perjalanan panjang seorang Iwan Fals, ternyata Mas JSOP salah satu arsitek bagi Iwan Fals (mulai albm Kantata Takwa)yang kita kagumi itu. Selain nama Mas JSOP yang mempengaruhi cara bernyanyi Iwan Fals adalah Willy Sumanttri (Jaman Umar Bakri) dan Ian Antono (sejak Mata Dewa).
Kembali ke IBM, saya mengerti kenapa Mas Syafiq baru menyukai setelah mendengarkannya beberapa kali. Lagu itu melodi, aransemen yang dibuat ole Mas JSOP memang bukan selera pasar.. Tapi seandainya waktu take vocal ada Mas JSOP disana. saya jamin itu lagu bakal jauh lebih dahsyat. Tapi itulah, ketikia si anak telah lahir, ia menjadi milik masyarakatnya.
Dan saya sebagai pribadi, bangga bisa ikutan diantara orang-orang besar itu.
Makasih Mas JSOP dan Bang Iwan, saya sudah dikasi kesempatan emas itu.
salam buat semua pecinta Iwan Fals dan JSOP.
Ini sedikit coretan dari saya. Semoga bermanfaat.
salam.
Remy Soetansyah
0 komentar:
Posting Komentar