Kamis, 18 April 2013

Kemesraan

Lagu ini adalah karya Franky S yang diberikan kepada Iwan Fals untuk dinyanyikan ulang.
Seperti diketahui single Kemesraan menjadi booming setelah dinyanyikan Iwan Fals bersama artis-artis Musica, walaupun sebenarnya lagu ini sudah pernah dibawakan oleh Franky dan Jane juga oleh Iwan Fals duet dengan Titiek Hamzah tetapi kurang mendapatkan respon pasar.




Kemesraan
Iwan Fals & Franky S. (Album Single 1988)


Suatu hari
Dikala kita duduk ditepi pantai
Dan memandang
Ombak dilautan yang kian menepi

Burung camar
Terbang bermain diderunya air
Suara alam ini
Hangatkan jiwa kita

Sementara
Sinar surya perlahan mulai tenggelam
Suara gitarmu
Mengalunkan melodi tentang cinta

Ada hati
Membara erat bersatu
Getar seluruh jiwa
Tercurah saat itu

Kemesraan ini
Janganlah cepat berlalu
Kemesraan ini
Ingin kukenang selalu

Hatiku damai
Jiwaku tentram disampingmu
Hatiku damai
Jiwaku tentram bersamamu

Bersamamu

Pangeran Brengsek


Mengambil tema tentang seorang pangeran yang mempunyai sifat buruk. Pangeran bisa diartikan sebagai anak dari penguasa. Kelakuannya seperti tanpa peduli mana yang baik dan buruk, semua dilibah habis berbekan kekuasaan dari sang ayah. Kita masih bisa menjumpai hal seperti ini dimasa sekarang.
















Pangeran Brengsek
Iwan Fals, Djody, Jabo & Jockie (Album Kantata Samsara 1998)


Pangeran brengsek gudel ngepet
Suka nyopet mati disantet
Pangeran brengsek gegar otak
Padahal jelas tak punya otak

Aku seperti monyet botak
Monyet botak seperti aku
Monyet botak seperti gudel
Gudel ngepet seperti pangeran

Oh ya
Ngaku dermawan suka nyopet
Oh ya
Ee ee ati ati disantet

Sudah kubilang jangan protes
Pangeran brengsek
Sudah kubilang jangan nyopet
Pangeran brengsek sek sek sek sek

Pangeran brengsek suka nggelek
Pingin jadi caleg tapi gebleg
Jual tampang dikoran koran
Ha ha ha pahlawan kesiangan

Oh ya
Ngaku dermawan suka nyopet
Oh ya
Ee ee ati ati disantet

Sudah kubilang jangan protes
Pangeran brengsek
Sudah kubilang jangan nyopet
Pangeran brengsek

Senang bernyanyi kaya Sengkuni
Senang berkhotbah kaya Dorna
Ngomongnya ngaco co co co co co
Sek sek sek sek sek sek sek sek sek

Langgam Lawu

Sebuah lagu bertema etnik Jawa. Lagu ini seperti syair-syair pitutur yang mengajak pada kebaikan. Rangkaian syair serupa pantun ini dinyanyikan bersama sama oleh personil Kanatat Samsara dengan irama riang dan banyak bunyi-bunyian tradisional didalamnya.




Langgam Lawu
Iwan Fals, Doddy, Jabo & Jockie (Album Kantata Samsara 1998)


Dengarlah suara bening dalam hatimu
Biarlah nuranimu berbicara
Lihatlah puncak gunung menjulang tinggi
Perkasa menghadapi badai hidup

Dalang melenggang di pasar baru
Cari wayang yang mau jadi dalang
Main silat pakai sepatu
Sepatu bot buatan Jepang

E walah gunung Lawu langite wungu
Golek wahyu endasku ngelu

Kupu kupu terbang datang
Dikaki gunung Lawu
Dinaungi awan

Dalang melenggang mencari pacar baru
Wayang pusing pakai topeng berwarna belang
Rokok menyan mengebul memanggil hantu
Pohon beringin dibonsai membayar hutang

E walah bapak pucung menari nari
Bernyanyi kami akan terus bernyanyi

Kupu kupu terus datang
Dikaki gunung Lawu
Satu warna satu tujuan

Dengarlah suara bening dalam hatimu
Biarlah nuranimu berbicara
Lihatlah puncak gunung menjulang tinggi
Perkasa menghadapi badai hidup

Anak Zaman

Kisah tentang anak jaman dalam menyongsong masa depan. Penuh harapan disematkan kepadanya sebagai pengisi kehidupan yang diharapkan mampu merubah kehidupan menjadi lebih baik. Kantata Samsara mengemas lagu ini dengan musik sedikit gelap dan tempo yang lambat.



Anak Zaman
Iwan Fals, Djody, Jabo & Jockie (Album Kantata Samsara 1998)


Aku tanamkan benih hidup
Aku sirami dengan doa
Tumbuh tumbuhlah pohon kehidupan
Mekar mekarlah bunga harapan

Burung terbang menelan bintang
Dingin mencekam menakutkan
Bunga bunga api menari nari
Waspada waspadalah pancaroba

Hari baru telah datang
Bunga bunga masa depan
Telah datang perubahan
Bintang bintang anak zaman

Lagu Buat Penyaksi

Fuad Muhammad Syafruddin yang akrab dipanggil Udin adalah wartawan Harian Bernas, Yogyakarta, yang dianiaya oleh orang tidak dikenal, dan kemudian meninggal dunia. Sebelum kejadian ini, Udin kerap menulis artikel kritis tentang kebijakan pemerintah Orde Baru dan militer. Udin lahir di Bantul pada 18 Februari 1964. Ia menjadi wartawan di Harian Bernas sejak 1986.
 
Selasa malam, pukul 23.30 WIB, 13 Agustus 1996, ia dianiaya pria tak dikenal di depan rumah kontrakannya, di dusun Gelangan Samalo, Jalan Parangtritis Km 13 Yogyakarta. Udin yang sejak malam penganiayaan itu, terus berada dalam keadaannya koma dan dirawat di RS Bethesda, Yogyakarta. Esok paginya, Udin menjalani operasi otak di rumah sakit tersebut. Namun, dikarenakan parahnya sakit yang diderita akibat pukulan batang besi di bagian kepala itu, akhirnya Udin meninggal dunia pada Jumat, 16 Agustus 1996, pukul 16.50 WIB. 

Lagu Buat Penyaksi (Lagu Untuk Udin) berada pada album Kantata Samsara (1998). Perlu untuk diketahui bahwa kasus ini sampai sekarang tidak jelas dimana letak keadilannya. Sebuah kebenaran harus tetap disuarakan walaupun itu pahit.




Lagu Buat Penyaksi
Iwan Fals (Album Kantata Samsara 1998)


Matinya seorang penyaksi
Bukan matinya kesaksian
Tercatat direlung jiwa
Menjadi bara membara

Duka cita terdalam

Hari ini kisahmu abadi
Berbaringlah kawan
Berbaringlah dengan tenang

Matinya seorang wartawan
Bukan matinya kebenaran
Tercatat dengan kata sakti
Menjadi benih yang murni

Duka cita terdalam

Hari ini kisahmu abadi
Berbaringlah kawan
Berbaringlah dengan tenang

Songsonglah

Ini lagu tentang kegelisahan seorang suami saat menanti kelahiran anaknya. Dia menaruh penuh harapan kepada anaknya yang akan lahir, sementara Iwan Fals hatinya tersayat melihat istrinya berjuang bertarung nyawa untuk melahirkan. Kelahiran anak sangat ditunggu-tunggu. Harapan baru dan beban baru pula yang akan dinantikan orang tuanya.



Songsonglah
Iwan Fals (Album Kantata Samsara 1998)


Lepaslah
Lepaslah belenggu ragu
Yang membelit hati

Langkahlah
Melangkah dengan pasti
Menuju gerbang baru

Songsonglah
Songsonglah gelombang waktu
Berenang dengan tenang

Tangis bayi baru lahir
Memecah hari yang berat
Ibunya pasrah berdarah
Beban hidup kian bertambah
Namun harapan juga bertambah
Sang ayah tak mampu berkata

Mendengar
Mendengar suara gaduh
Hatinya terluka

Melihat
Melihat wajah murung
Air matanya berlinang

Merasa
Merasa telah tiba
Saat yang ditunggu tunggu

Asmaragama

Lagu tentang percintaan dengan lirik yang rumit dan susah dimengerti. Namun kalau membaca berulang kali mungkin kita bisa fokus kedalam makna sebuah hubungan antara sepasang kekasih. Hubungan yang lebih kedalam urusan intim dan pribadi. Silahkan cerna sendiri.




Asmaragama
Iwan Fals, W.S Rendra, Djody & Joki. S (Album Kantata Samsara 1998)


Aku ingin menurunkan bulan
Lenganku pendek
Pertolongan apa yang bisa kuharapkan ?
Aku menari menghadang angin

Mencari jala atau jaring
Asmaragama mengacaukan nafasku

Mendam birahi gua siluman
Benda jaya ingin ku singgahkan
Bertapa sampai tuntas air kehidupan
Dan sang rembulan wajah kencana

Yang penuh rahasia
Dengan tuntutan yang takkan terlaksanakan

Oh bulan oh bara asmara
Tak tersisakah kenanganmu sedikit juga ?

Gelepar ikan di peraduan
Kijang mengerang di alam mimpi
Gada perkasa dalam khayal bidadari

Oh rembulan
Oh asmaragama
Mengapa kau belah hatiku ?

Oh rembulan
Oh asmaragama
Aku tetap tegar dibelah asmara

Nyanyian Preman

Cerita mengenai preman-preman yang mempunyai pendirian kuat tidak mudah diombang ambingkan keadaan. Mereka setia kepada pemimpinnya dan profesinya. Lagu ini seakan menyindir orang-orang baik yang kadang menjadi limbung dalam menghadapi kehidupan. Coba membandingkan dengan sifat preman dari sisi kesetiaan.



Nyanyian Preman
Iwan Fals, W.S Rendra, Jabo & Joki. S (Album Kantata Samsara 1998)


Wajahku disabet angin jadi tembaga
Ketombe dirambut celana kusut
Umurku ditelan jalan dalam kembara
Impian dirumput ah cerita butut

Addressku pojokan jalan tapi merdeka
Hidupku bersatu bersama rakyat
Jiwaku menolak menjadi kuku garuda
Hatiku setia meskipun cacat

Ooh ooh
Ya ya ya ya ya ya ya

T K W
Susu macan
Ijasah SD
Pengalaman

T K W
Susu macan
Ijasah SD
Pengalaman

Kugenggam nasibku mantap tanpa sesalan
Bapakku mentari bundaku jalan
Hidupku berlangsung tanpa buku harian
Berani konsekuen pertanda jantan

( Minuman pun ditenggak... Glegek huah )

Panji Panji Demokrasi

Demokrasi di negeri ini dipertanyakan. Apakah masih ada dan masih berguna, setidaknya itu makna yang tertangkap dari lirik lagu milik Kantata Samsara ini. Dalam iklim demokrasi sekarang ini ternyata masih banyak tipu menipu, yang salah menjadi benar dan yang benar menjadi salah. Inilah yang membuat sebian orang menjadi bingung menerima demokrasi yang dipaksakan negara barat kepada negeri ini.

Panji Panji Demokrasi
Jabo & Doddy (Album Kantata Samsara 1998)


Panji panji demokrasi
Apa sudah mati ?
Dewa dewa keadilan
Tinggal bayangan

Mata mata kesadaran
Di nina bobok kan
Kenapa hukum tak pernah
Menyentuh yang diatas

Pu tipu saling menipu
Kat sikat saling menyikat
Lah salah menjadi benar
Ngung bingung hidup menjadi bingung

Celaka
Menangis panji panji demokrasi

Panji panji demokrasi
Penuh luka berdarah
Jatuh menetes ke bumi
Membangunkan kesadaran

Pu tipu saling menipu
Kat sikat saling menyikat
Lah salah menjadi benar
Ngung bingung hidup semakin bingung

Celaka
Menangis panji panji demokrasi

Panji panji demokrasi sedang menangis
Panji panji demokrasi sedang mengemis

Bunga Matahari

Mungkin bunga matahari disini bermakna seorang yang dicintai. Lagu ini mengisahkan puji pujian kepada bunga matahari yang memberi ketenangan dalam hidupnya.



Bunga Matahari
Djody, Doddy & Joki. S (Album Kantata Samsara 1998)


Embun selembut wajahmu
Fajar secerah senyummu
Merdu burung bernyanyi
Merdu janji janjimu
Kau tumpahkan cintamu
Bergelora jiwa jantanku

Berjanji setubuhi indraku
Matahari seindah kasihmu
Kuberikan segalanya oh jantung hatiku
Kukorbankan kurelakan
Demi bunga matahariku

Tetapi kini semua
Hampa karena kau terbang
Sebagai angin senja

Bunga matahariku
Bunga mata hatiku
Sirnalah impian indahku

Retaklah daya cinta
Kau sirnakan lautan
Kasih sayangku ini
Kau ratakan gunung cinta
Bunga bunga hatiku
Matahariku

Halilintar getarkan jiwaku
Bergetar dibelah asmara
Kurelakan kukorbankan
Segala galanya
Aku masih tetap tegar
Diterjang badai asmara

Bunga mata hatiku
Bunga matahariku

Bunga mata hatiku
Bunga matahariku

For Green And Peace

Ini adalah sebuah lagu berbahasa Inggir yang dinyanyikan Setiawan Djody bersama kelompok Kantata Samsara. Lagu dengan tema kelestarian alam dan perdamaian.

 

For Green And Peace
Djody, Doddy & Jabo (Album Kantata Samsara 1998)


I am jealous of the moonshine
I am jealous of the sun's rays

Oh sun the sun above
You are the soul of life
Moon full moon above
Your light in this darkening the world
In the eyes for peace and tranquility

Water of love
You are the blood that ruin through my veins

There are more and more conflicts
Even without the threat of nuclear games
Civilized economy and technology
Did not bear the green and peace movement

Let us sing
For the world of green and peace
Let us sing
For the rejuvination of the universe constitution

Let’s echo the word

Let’s start our revolution for green and peace
Let’s start our revolution for green and peace
Let’s start our revolution for green and peace
Let’s start our revolution for green and peace

Sing the song for the world of green and peace

Human civilitation
Witness how greed ruins natures harmony
The earth shaltering the atmosphere is heating up
The stars would never shine

The beginning of the millenium
Bring war criminals
Witness Bosnia, Somalia, Palestine
Watch the world crumbles plagued by terrorism

Singing together

Let’s start our revolution for green and peace
Let’s start our revolution for green and peace
Let’s start our revolution for green and peace
Let’s start our revolution for green and peace

The sun, the earth, the moon and the stars
You are the witness for the universe constitution
Constitution and democracy made by the men
Could never solve problems world conflict

Samsara

Sebuah lagu yang judulnya juga sama dengan nama kelompok musik ini. Samsara sendiri mempunyai arti kelahiran kembali yang berulang-ulang tanpa henti. Atau kita bisa menyederhanakan dengan sebuah reinkarnasi. Dalam lagu ini diselipkan syair terkenal pujangga Indonesia Ronggo Warsito.



Samsara
Iwan Fals, Djody & Jabo (Album Kantata Samsara 1998)


"Ooh Tentreming ati Tentreming donya Ooh"
Bila ruang waktu berbenturan
Bila bintang diganti satelit
Manusia bunuh jarak
Evolusi kehidupan
Makin jelas

Bila hidup butakan budaya
Bila anarki membara rakyat merana
Daulat daya hidup jadi semu
Demokrasi bibir jalanan
Bukan penyelesaian

Keadilan
Kehidupan
Ditegakkan

Kebersamaan
Kemakmuran
Dilautkan

Apakah masih ada angin cinta kebersamaan ?
Gerhana meratap jiwa membara
Kesatuan berbangsa digemakan

Samsara
Galileo
Samsara
Galileo
Samsara

Angin berputar putar ditengah matahari
Bila anarki dan emosi bernyanyi
Kepalsuan membudaya
Merobohkan masa depan
Tergilas kehidupan melanium

Emosi membara
Anarki menyala
Serakah membara
Membuahkan kesenjangan

Oligarki
Monopoli
Daya mati

Demokrasi
Ekonomi
Daya hidup

"Singgah singgah kala singgah
Pan suminggah
Durga kala sumingkira
Singa sirah singa suku
Singa tan kasat mata
Singa tenggak singa
Wulu singa bahu
Kabeh pada sumingkira
Balia mring asal neki"

Lagu Pemanjat


Single ini dipesan oleh komunitas penggemar panjat tebing, dipakai sebagai lagu wajib komunitas tersebut. Kecintaan Iwan Fals pada alam dianggap dapat mewakili. Album ini dikemas dalam konsep yang sederhana menggunakan sampul dari kertas daur ulang.

Album ini sekarang sangat jarang di jual sehingga menjadi salah satu buruan para fans dan kolektor. Iwan hanya menyanyikan lagu ‘Lagu Pemanjat’ selebihnya dinyanyikan oleh Cok Rampal dan Harry Suliztiarto.

Lagu-lagunya ‘Lagu Pemanjat’, ‘Pada Batu Dalam Diam’, ‘Yang Mana Jalan Ke Situ’, ‘Kudatangkan Tubuhmu’, ‘Lagu Lama Gaungnya Rata’, ‘8,8 mm Dalam Kuasamu’, ‘Iya Memang Kamu’, ‘Cair Lalu Mencari’.


Lagu Pemanjat 
Iwan Fals
( Album Lagu Pemanjat 1996 )

Antara hidup dan mati
Tak kan pernah aku kembali
Niatku sudah terpatri
Antara hidup dan mati

Darah keringat di batu
Terikat tali kehidupan
Rasa takut dan ragu-ragu
Mengundang dewa kematian

Berada di ketinggian
Menjawab segala tekanan
Angin kencang sebagai godaan
Kita harus mampu bertahan

Lagu pemanjat
Bukan lagu orang sekarat
Lagu pemanjat
Lagu orang yang kuat

Lagu pemanjat
Bukan hanya sekedar kuat
Lagu pemanjat
Lagu jiwa yang liat

Dinding dingin tebing terjal
Terus melambai lambaikan tangannya
Memanggil aku untuk tetap memanjati
Kehidupan yang penuh dengan misteri

Sang jari menari
Jangan berhenti
Kupasrahkan diriku
DigenggamanMu

Sang nyali bernyanyi
Di ujung kaki
Kuikhlaskan hidupku
Ya kuikhlaskan

Orang Pinggiran


Lagu ini seperti menjadi sambungan dari proyek lagu Terminal sebelumnya. Masih dengan tiga maestro musik Indonesia, Iwan Fals, Franky S dan Ian Antono. Lagu ini juga cepat populer sebab mengangkat tema orang pinggiran sesuai dengan judul lagunya. Memang kenyataannya orang pinggiran jumlahnya sangat banyak dan kurang mendapat perhatian dari negara.




Orang Pinggiran
Iwan Fals, Ian Antono & Franky S. (Album Single 1995)


Orang pinggiran
Ada di trotoar
Ada di bis kota
Ada di pabrik pabrik

Orang pinggiran
Di terik mentari
Di jalan becek
Menyanyi dan menari

Lagunya nyanyian hati
Tarinya tarian jiwa
Seperti tangis bayi dimalam hari

Sepinya waktu kala sendiri
Sambil berbaring meraih mimpi
Menatap langit langit tak perduli
Sebab esok pagi kembali

Orang pinggiran
Didalam lingkaran
Berputar putar
Kembali kepinggiran

Lagunya nyanyian hati
Tarinya tarian jiwa
Seperti tangis bayi dimalam hari

Sepinya waktu kala sendiri
Sambil berbaring meraih mimpi
Menatap langit langit tak perduli
Sebab esok pagi kembali

Orang pinggiran
Bukan pemalas

Orang pinggiran
Pekerja keras

Orang pinggiran
Tidak mengeluh

Orang pinggiran
Terus melenguh

Mata Hati

Saya merindukan lagu-lagu Iwan Fals seperti ini. Lagu bertema cinta  namun tidak terlalu muluk dan penuh makna. Lagu Mata Hati ini bagi saya adalah sungguh spesial, liriknya sederhana namun maknanya dalem banget. Ditambah lagi musiknya yang mendayu-dayu.. pas banget dah. Sayang Iwan Fals jarang-jarang bikin lagu serupa ini. Padahal menurut saya karakter vocal Iwan Fals cukup cocok untuk menyanyikan lagu dengan tema seperti ini.

Single yang musiknya dikerjakan oleh Ian Antono. Dikemas dalam bentuk album yang dipadu dengan lagu-lagu lama Iwan Fals, pada side B diisi lagu dari pendatang baru yang bernama Bobby Eress.

Lagu ini sendiri musiknya cukup sederhana namun liriknya sangat mewah, dan pantas menjadi salah satu single terbaik milik Iwan Fals. Penjualannya mungkin tidak sebagus single-single yang lain mungkin dikarenakan hanya ada satu lagu baru dan lagu Iwan fals hanya ada sedikit sisanya lagu milik penyanyi lain.




Mata Hati
Iwan Fals ( Album Single Mata Hati 1995 )


Dalam ku sendiri
Coba mengerti
Perjalanan ini
Tak terasa disini

Aku disampingmu
Begitu pasti
Yang tak kumengerti
Masih saja terasa sepi

Matahari yang berangkat pulang
Tinggal jingga tersisa di jiwa
Bintang bintang menyimpan kenangan
Kita diam tak bisa bicara

Hanya mata
Hanya hati
Hanya kamu
Hanya aku

Di Bawah Tiang Bendera

Lagu ini awalnya direkam tidak untuk diedarkan secara komersial, melainkan hanya dibuat klipnya sebagai proyek "penyuluhan" bagi masyarakat. Proyek ini dibiayai oleh dua perusahaan rokok besar dari Jawa Timur. Dikerjakan oleh Iwan Fals, Franky S dan Ian Antono pada tahun 1996, dengan latar belakang peristiwa 27 Juli. || Info dari: Setyo Budi Utomo



Di Bawah Tiang Bendera
Iwan Fals, Franky S, Ian Antono, Artis Musica (Single 1996)


Kita adalah saudara
Dari rahim ibu pertiwi
Ditempa oleh gelombang
Dibesarkan jaman
Di bawah tiang bendera

Dulu kita bisa bersama
Dari cerita yang ada
Kita bisa saling percaya
Yakin dalam melangkah
Lewati badai sejarah

Pada tanah yang sama
Kita berdiri
Pada air yang sama
Kita berjanji
Karena darah yang sama
Jangan bertengkar
Karena tulang yang sama
Usah berpencar

Indonesia
Indonesia
Indonesia

Mari kita renungkan
Lalu kita bertanya
Benarkah kita manusia
Benarkah ber Tuhan
Katakan aku cinta kau

Pada tanah yang sama
Kita berdiri
Pada air yang sama
Kita berjanji
Karena darah yang sama
Jangan bertengkar
Karena tulang yang sama
Usah berpencar

Indonesia
Indonesia
Indonesia

Rabu, 17 April 2013

Terminal


Pertama kali mendengar lagu ini semacam surprise buat saya. Tiga maestro musik bersatu membuat karya keren. Dua penyanyi balada Iwan Fals dan Franky S. berkolaborasi dengan gitaris handal Ian Antono membuat karya musik yang mantab. Lagu Terminal mewakili banyak orang yang hidup bersinggungan dengan masalah yang menghidupi banyak peruti ini. Dan benar, lagu ini cepat menjadi populer karena mewakili emosi rakyat kebanyakan.
Berkisah tentang kehidupan di Terminal dengan segala macam keadaan dan penghuninya.



Terminal
Iwan Fals, Ian Antono & Franky S. (Album Single 1994)


Hangatnya matahari
Membakar tapak kaki
Siang itu disebuah terminal
Yang tak rapi

Wajah pejalan kaki
Kusut mengutuk hari
Jari jari kekar kondektur
Genit goda daki

Dari sebelah warung
Sebuah WC umum
Irama melayu terdengar
Akrab mengalun

Iringi deru mesin mesin
Iringi tangis yang kemarin

Bocah kurus tak berbaju
Yang tak kenal bapaknya
Tajam matamu
Liar mencari mangsa

Ramai para pedagang
Datang tawarkan barang
Ratap pengemis
Bak meriam dalam perang

Iringi deru mesin mesin
Iringi tangis yang kemarin
Iringi deru mesin mesin
Iringi tangis yang kemarin

Aku datangi kamu lewat lagu
(Kudatangi lewat lagu)
Kudatangi kamu
Langitku masih biru

Nyanyian duka nyanyian suka
Tarian duka tarian suka
Apakah ada bedanya?

Anak Wayang

Siapa sebenarnya Anak Wayang dalam lagu ini. Kalau saya mengartikan anak wayang adalah kita sendiri dengan Tuhan sebagai dalangnya. Iya, kita memang hidup didunia hanyalah sebagai wayang yang harus melakoni hidup sesuai yang sudah dituntunkan dan diajarkan. Kalau kita menjalani hidup menyimpang dari ajaran Tuhan, maka kita akan menjadi wayang yang nakal dan akan diberi hukuman. Dunia ini hanyalah sementara, maka berbuatlah sesuai yang diperintahkan agar nanti kelak bisa mendapat kebaikan di kehidupan akhirat yang kekal abadi selama lamanya.



Anak Wayang
Iwan Fals & Sawung Jabo (Album Anak Wayang 1994)

Mengembara memahami makna cinta
Mengurai kata di lautan jiwa
DihadapanMu aku tak bisa berdusta
MencintaiMu adalah mencintai hidup

Anak wayang di ambang gamang
Berlayar di samudera telanjang
Membawa api menjelajahi cakrawala
Dimana air mata bukan lagi duka

MerindukanMu disaat hilang arah
MemelukMu lalu meninggalkanmu
Aku sudah basah aku pasrah
MencintaiMu adalah mencintai hidup

Aku bukan sedang berduka
Aku sedang menghadapi cinta
Aku sedang menghadapi prahara
Dimana air mata bukan lagi duka

Jogja

Bagi sebagian orang, kota Jogjakarta banyak menyimpan kenangan. Kota pelajar, kota budaya ini sering menjadi pusat berkumpulnya para seniman seniman Indonesia. Disanalah banyak timbul inspirasi hebat yang melahirkan karya seni spektakuler. Sawung Jabo memang lama tinggal di kota Jogjakarta, maka wajar dia membuat dan menyanyikan lagu ini sebagai bentuk kerinduannya pada kota Jogja.


Jogja
Iwan Fals & Sawung Jabo (Album Anak Wayang 1994)


Aku jalan sendiri
Dijalan yang sering aku lewati dulu
Aku masih melihat
Wajah wajah yang aku kenal dahulu

Dikota ini
Dikota ini

Aku bangun kembali
Setelah tidur yang panjang tanpa pernah kusadari
Ingin menyanyi
Untuk apa saja yang pernah terjadi dikota ini

Dikota ini
Dikota ini

Kupanggil Jogjakarta

Malam semakin sunyi
Jalan semakin sepi
Malam semakin dingin
Oh dikota ini masih ada jejakku

Malam semakin sunyi
Jalan semakin sepi
Malam semakin dingin
Oh dikota ini masih ada jejakku

Na na na na na na na
Na na na na na na na

Oh dikota ini masih ada jejakku

Nasib Nyamuk

Menyamakan orang orang jahat yang suka mengganggu kehidupan wajar manusia. Mereka disamakan seperti binatang nyamuk. Nyamuk selalu mengganggu hari-hari manusia yang tidak pernah berbuat salah padanya. Siapa saja pasti diserang nyamuk dimana saja dan kapan saja. Kira-kira begitulah kata Iwan Fals dan Sawung Jabo dalam lirik lagu ini.



Nasib Nyamuk
Iwan Fals & Sawung Jabo (Album Anak Wayang 1994)


Aku bukan seperti nyamuk
Yang menghisap darahmu
Aku manusia yang berbuat
Sesuai aturan dan keinginan

Kadang kadang aku melanggar
Kadang kadang aku seperti nyamuk
Tetapi aku bukan nyamuk
Aku punya akal budi nyamuk tidak

Nyamuk nyamuk berputar putar
Di atas kepalaku
Suaranya berdengung mendengung

Seperti suara ribuan helikopter
Seperti suara mesin perang

Yang membantai Vietnam
Yang membantai timur tengah
Yang mengganyang Timor Timur
Yang membantai Kamboja
Yang membantai Bosnia

Mula mula
Aku bisa mengerti
Lama lama
Aku ingin nyamuk nyamuk yang mengerti

Mataku terganggu
Hidungku terganggu
Tangan dan kakiku terganggu
Kemaluanku terganggu

Kehidupanku terganggu
Jasmani dan rohaniku terganggu
Kehidupanku terganggu
Jasmani dan rohaniku terganggu

Dihatimu Aku Berlindung

Tampaknya ini lagu mengenai hubungan manusia dengan penciptanya. Manusia sebagai makhluk yang lemah selalu memohon perlindungan dari sang Pencipta. Dalam kondisi masalah dari yang paling ringan sampai yang terberat sangat pantas kita memohon perlindungan dari yang Kuasa. Semua kita serahkan kepadaNya, kita pasrah dan ikhlas menghadapi setiap cobaan. Itulah kehidupan didunia yang fana ini yang mesti kita lalui untuk mencapai kehidupan abadi kelak.


Dihatimu Aku Berlindung
Iwan Fals & Sawung Jabo (Album Anak Wayang 1994)


Ketika matahari membakar lautan
Ketika matahari membakar dunia
Ketika matahari membakar diri sendiri

Dihatimu aku berlindung
Dihatimu aku berlindung

Ketika badai menghempaskan diriku
Ketika badai menutupi langkahku
Ketika badai mengguncang guncang hidupku

Dihatimu aku berlindung
Dihatimu aku berlindung
Dihatimu aku berlindung
Dihatimu aku berlindung

Ketika bumi ini tak berputar lagi
Ketika malaikat tak berdoa lagi
Ketika aku tak bisa bernyanyi lagi

Dihatimu aku berlindung
Dihatimu aku berlindung
Dihatimu aku berlindung
Dihatimu aku berlindung

Dihatimu aku berlindung
Dihatimu aku berlindung
Dihatimu aku berlindung
Dihatimu aku berlindung


Ketika matahari membakar diri sendiri
Ketika matahari membakar diri sendiri

Dihatimu aku berlindung
Dihatimu aku berlindung

Ketika aku tak bisa bernyanyi lagi
Ketika malaikat tak berdoa lagi

Telaga Dan Bencana

Lagu lagu tentang kehidupan selalu banyak yang bisa di jelajahi. Mengenai kehidupan tidak pernah ada habisnya. Sawung Jabo memang jago dalam urusan menulis lagu mengenai kehidupan dan persoalannya. Seperti yang tertuang dalam lagu ini. Namun sebenarnya apa hubungan telaga dan bencana. Mari kita tanyakan pada Jabo yang berdendang... :)



Telaga Dan Bencana
Iwan Fals & Sawung Jabo (Album Anak Wayang 1994)


Aku sering menyesali
Sebab tak mampu memahami
Sulit membaca isyaratmu
Kata katamu penuh arti

Lidahku bagai api
Menghanguskan harapanmu
Ada air jernih mengalir
Dari dua matamu

Mengalirlah air hidup
Bawa aku ke samudera
Dihatimu ada telaga
Didiriku mengalir bencana

Pertengkaran demi pertengkaran
Ketegangan demi ketegangan
Penyesalan demi penyesalan
Menyimpan prahara

Mana mungkin aku bisa
Memberimu ketenangan
Aku masih mencari
Lembah ketenangan jiwa

Mengalirlah air hidup
Bawa aku ke samudera
Dihatimu ada telaga
Didiriku mengalir bencana

Pertengkaran demi pertengkaran
Ketegangan demi ketegangan
Penyesalan demi penyesalan
Menyimpan prahara

Orang Gila


Inilah kondisi yang pasti mudah kita jumpai dimana saja. Kehadirang orang gila di jalanan yang tidak diurus oleh negara. Mereka dibiarkan begitu saja tanpa ada usaha merawat atau menyembuhkannya. Lagu ini seperti sebuah pengalama pribadi Iwan Fals ketika pulang menuju rumahnya waktu masih dini hari. Dia menjumpai orang gila di pinggir sedang menyeberangi jalan. Tapi bagusnya adalah, orang gila itu menyeberang pada zebra cross yang memang dibuat untuk menyeberangi jalan. Berbeda dengan orang waras yang kadang menyeberang jalan sembarangan bukan pada tempatnya. 
Nah kalau melihat kelakuan orang gila tadi yang masih bisa melakukan hal yang benar, maka pantaskah dia disebut orang gila? Lalu orang normal yang sengaja berbuat salah bukannya harus disebut Gila?



Orang Gila 
Iwan Fals (Album Orang Gila 1994) 

Waktu pulang
Malam malam
Sendiri Sendiri

Orang gila di lampu penyeberangan
Jam dua malam
Lewat pada saat lampu sedang merah
Tepat ditengah tengah zebra cross

Irama langkahnya tidak berubah
Seperti lagu lama
Yang aku dengar menuju pulang
Sendirian

Orang gila di lampu penyeberangan
Rambutnya gimbal
Kumis dan jenggotnya jarang jarang
Membawa gembolan
Entah gombalan
Atau makanan

Melangkah terus lurus kedepan
Melangkah terus lurus kedepan

Orang gila di lampu penyeberangan
Apa kabar?
Siapa yang menyapa kamu diam
Tersenyum tidak menangis tidak

Kamu sapa siapa saja
Selamat malam
Selamat malam

Orang gila di lampu penyeberangan
Orang gila di lampu penyeberangan
Melangkah terus lurus kedepan
Melangkah terus lurus kedepan
Kamu sapa siapa saja
Selamat malam
Selamat malam

Satu Satu


Ini salah satu lagu indah dari Iwan Fals. Musiknya enak didengar dan liriknya... luar biasa. Lagu ini berkisah mengenai kehidupan. Ada yang lahir pasti ada yang mati. Ada yang tua ada yang masih muda. Semua itu adalah siklus kehidupan yang setiap makhluk hidup pasti akan merasakan dan pasti menjalaninya.







Satu Satu
Karya : Iwan Fals (Album Orang Gila 1994)


Satu satu daun berguguran
Jatuh ke bumi dimakan usia
Tak terdengar tangis tak terdengar tawa
Redalah reda

Satu satu tunas muda bersemi
Mengisi hidup gantikan yang tua
Tak terdengar tangis tak terdengar tawa
Redalah reda

Waktu terus bergulir
Semuanya mesti terjadi
Daun daun berguguran
Tunas tunas muda bersemi

Satu satu daun jatuh kebumi
Satu satu tunas muda bersemi
Tak guna menangis tak guna tertawa
Redalah reda

Waktu terus bergulir
Kita akan pergi dan ditinggal pergi
Redalah tangis redalah tawa
Tunas tunas muda bersemi

Waktu terus bergulir
Semuanya mesti terjadi
Daun daun berguguran
Tunas tunas muda bersemi

Lagu Cinta

Bahkan kondisi kesulitan mendapat inspirasi untuk menulis lagu cinta, justru bisa menjadi lagu. Seperti yang Iwan Fals buat ini. Lagu ini ceritanya Iwan sedang tidak mendapatkan ide untuk menulis lagu bertema cinta. Kondisi ini malah menjadi sebuah lagu yang enak musiknya meski liriknya terasa dipaksakan.



Lagu Cinta
Iwan Fals (Album Orang Gila 1994)


Aku tak tahu harus mulai dari mana?
Aku tak tahu harus menulis apa?

Ditanganku duka
Ditanganku suka

Lagu cinta ingin kunyanyikan
Namun lidahku kaku hatiku beku

Aku rindu
Aku tak tahu
Lagu cinta dimana kamu?

Mencari apa yang dicari
Menunggu apa yang ditunggu
Aku merasa dikejar waktu

Mencari apa yang dicari
Menunggu apa yang ditunggu
Aku merasa dikejar waktu

Dari mana kamu datang?
Aku tak mendengar langkahmu

Lagu cinta
Pelan pelan bangunkan aku

Mencari apa yang dicari
Menunggu apa yang ditunggu
Aku merasa dikejar waktu

Mencari apa yang dicari
Menunggu apa yang ditunggu
Aku merasa dikejar waktu

Mencari apa yang dicari
Menunggu apa yang ditunggu
Aku merasa dikejar waktu

( Mencari apa yang dicari )

Mencari apa yang dicari
Menunggu apa yang ditunggu
Aku merasa dikejar waktu

Menunggu Ditimbang Malah Muntah


Kisah tentang kehidupan sehari hari Iwan Fals dia terjemahkan dalam lirik lagu ini. Suasana kehidupan dirumah Iwan Fals ketika dia sedang bernyanyi didalam kamar mandi lalu membaca majalah mingguan dengan beragam berita yang menyesakkan pikiran. Lalu anak-anaknya pulang sekolah. 
Iwan menggambarkan dengan detail kondisi didepannya, seperti lampu empat puluh watt dengan hiasan topi berbentuk seperti topi pendekar Cina yang berada disamping asbak yang melindas kartu nama seorang kawannya. Hal yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.




Menunggu Ditimbang Malah Muntah
Karya : Iwan Fals (Album Orang Gila 1994)


Aku bernyanyi di dalam kamar mandi
Seorang diri
Disamping wastafel di samping kaca
Sambil menghisap kejenuhan

Majalah mingguan tergeletak
Di keranjang cucian
Gambar dua orang menteri
Sedang jabat tangan sambil tersenyum

Di atas kakus aku terus menulis
Menulis lagu lagu seimbang
Timbang menimbang ditimbang timbang
Timbang menimbang dibuang sayang

Yang paling besar pulang sekolah
Si bapak asyik sendiri
Suara mesin buyarkan maksud
Maksud siapa aku tak tahu

Adzan terdengar gemericik hujan
Mencari teman orang tertawa
Tunggu menunggu ditunggu tunggu
Tunggu menunggu dibuang sayang

Pelan pelan sayang
Kalau mulai bosan
Jangan marah marah
Nanti cepat mati
Santai sajalah

Pelan pelan sayang
Kalau mulai bosan
Jangan marah marah
Nanti cepat mati
Santai sajalah

Seekor nyamuk terbang diatas majalah
Kadang hinggap lalu terbang lagi
Mengitari wajah politikus
Yang entah tersenyum atau sakit gigi

Lampu empat puluh watt
Bertopi pendekar Cina
Tetap saja merendah tidak berubah
Kartu nama seorang teman terlindas asbak

Yos tidur
Galang Cikal tidur

Hari ini ada berita
Polisi mati
Hari ini ada berita
Pembantu dibantai majikannya
Hari ini ada berita
Anak anak membunuh orang tuanya
Hari ini ada berita
Orang tua memperkosa anak anaknya
Hari ini ada berita
Guru guru banyak yang sakit jiwa
Hari ini ada berita
Orang orang kaya takut bangkrut
Hari ini ada berita
Mahasiswa protes
Merah putih cemang cemong
Mau insaf susah
Desa sudah menjadi kota

Burung hantu liar berbunyi terus
Yos bangun
Galang Cikal tidur
Yos tidur lagi

Jangkrik tidak berhenti
Belalang masih bernyanyi
Detik jam belum berhenti
Suara mobil sewenang wenang
Suara pabrik sama saja

Yos tidur
Galang Cikal tidur

Pelan pelan sayang
Kalau mulai bosan
Jangan marah marah
Nanti cepat mati
Santai sajalah

Doa Dalam Sunyi

Lagu mengenai pendaki gunung, setidaknya itu yang saya tangkap dari lirik lagu ini. Kisah pendaki gunung yang memuaskan hobinya dengan menjelajahi alam pegunungan. Suasana itu digambarkan dalam lagu karya Jabo ini. Lalu doa-doa dipanjatkan dalam kesunyian alam pegunungan merebak memberi semangat hidup mereka.


Doa Dalam Sunyi
Iwan Fals & Jabo (Album Orang Gila 1994)


Angin datang dari mana ?
Merayapi lembah gunung
Ada luka dalam duka
Dilempar kedalam kawah

Memanjat tebing tebing sunyi
Memasuki pintu misteri
Menggores batu batu
Dengan kata sederhana
Dengan doa sederhana

Merenung seperti gunung
Mengurai hidup dari langit
Jejak jejak yang tertinggal
Menyimpan rahasia hidup

Selamat jalan saudaraku
Pergilah bersama nasibmu
Pertemuan dan perpisahan
Dimana awal akhirnya ?
Dimana bedanya ?
Dimana bedanya ?

Doa doa terdengar dalam sunyi
Doa doa terdengar dalam sepi

Doa doa terdengar dalam sunyi
Doa doa terdengar dalam sepi

Doa doa terdengar dalam sunyi
Doa doa terdengar dalam sepi

Doa doa terdengar dalam sunyi
Doa doa terdengar dalam sepi

Awang-Awang

Awang Awang seperti sesuatu yang tanpa batas sejauh mata memandang dan sejauh hati merasakan. Judul ini dipilih sebagai lagu Iwan Fals yang sarat dengan muatan pesan yang bagus. Seperti pesan jika omongan tidak lagi ada yang mau mendengarkan, lebih baik diam saja. Jika tindakan tidak mendapat respon baik, jangan berputus asa, introspeksi, perbaiki kekurangan dan terus berjuang. 
Setidaknya lagu ini liriknya memberi semangat kepada kita untuk terus berbuat baik apapun yang terjadi. Setidaknya lirik lagu ini memaksa kita untuk menyampaikan kebenaran meskipun tidak ada yang peduli.. sudahkah kita melakukan itu..?




Awang-Awang
Iwan Fals & Sawung Jabo (Album Orang Gila 1994)


Jika kata tak lagi bermakna
Lebih baik diam saja
Jika langkah tak lagi bermata
Langkah buta terjang saja

Melayang terbang melayang
Melayang di awang-awang
Melayang terbang melayang
Di atas samudera terbentang

Berlari aku berlari
Menembus hari
Berlari aku berlari
Menembus hari

Bagaimana bisa berhenti ?
Sedang kita belum melangkah
Bagaimana bisa kembali ?
Sedang kita tak tahu sampai dimana

Berlari aku berlari
Menembus hari
Berlari aku berlari
Menembus hari

Bagaimana bisa mengerti ?
Sedang kita belum berpikir
Bagaimana bisa dianggap diam ?
Sedang kita belum bicara

Melayang terbang melayang
Melayang melayang
Melayang melayang

Bagaimana bisa mengerti ?
Sedang kita belum berpikir
Bagaimana bisa dianggap diam ?
Sedang kita belum bicara

Melayang terbang melayang
Melayang di awang-awang
Melayang terbang melayang
Di atas samudera terbentang

Puisi Gelap

Ini adalah puisi karya Sawung Jabo yang dibacakan Iwan Fals. Puisi gelap judulnya segelap kalimat-kalimat yang dituangkan didalamnya. Iwan Fals hanya membacanya dengan nada kesdihan dan diiringi sayup-sayup musik yang terdengar angker dan menakutkan. Puisi tentang kematian atau akhir kehidupan dari tingkah laku buruk manusia...




Puisi Gelap
Iwan Fals & Jabo (Album Orang Gila 1994)


Langit gelap
Jutaan gagak hitam memenuhi langit
Datang dari goa goa yang gelap dan lembab
Dari padang yang kering tandus
Merentang sayap berputar putar mengerikan

Suaranya melengking menyayat
Amarah yang terpendam amarah tertahan
Gentayangan bagai mayat bangun dari kuburan
Karena mereka pun tak mau menerima

Gerhana matahari gerhana hidup
Mereka menutupi cahaya matahari
Memakan bangkai dari apa saja yang tersisa
Hinggap diatas tanah diatap rumah
Di dahan dahan pohon yang mati kering
Mengintai mangsa
Menanti bangkai temannya sendiri yang mati kelaparan

Bau bangkai menyengat dimana mana
Saling menerkam diantara mereka sendiri
Sekedar bertahan dari kematian yang segera datang menjemput

Tak ada cahaya matahari
Tak ada cahaya kehidupan
Tak ada apa apa
Hanya ada ketegangan dan keganasan
Ketegangan yang mengandung bencana

Gagak gagak terus berputar semakin banyak
Marah pada apa ?
Marah pada siapa ?
Marah pada marah yang tak terlampiaskan

Sampai pada saatnya nanti
Mereka jatuh terkapar dan mati

Tapi dimana cahaya kehidupan ?
Tak ada yang tahu

Hanya ada jutaan bangkai gagak
Berserakan berbau amis dan busuk

Ah
Bau busuk kehidupan
Menyusup menebar ke sudut sudut kota
Dan kita menghisapnya

Lingkaran Hening

Susah memaknai lagu ini, namun setidaknya ada sedikit point yang bisa ditangkap. Yaitu tentang keheningan. Dalam kondisi hening seakan tidak ada batasan waktu. Semuanya seperti melayang tak tentu arah. Jabo menulis lirik ini yang dinyanyikan Iwan Fals dengan sempurna. Musik yang indah, karakter vocal yang kuat.




Lingkaran Hening
Iwan Fals & Jabo (Album Orang Gila 1994)


Di lingkaran keheningan
Tak ada lagi batasan waktu
Nyala api dalam hening
Menyentuh dinding jiwa yang luka

Satu satu wajah datang
Satu persatu menghilang lagi
Batas langit batas hidup
Kita melayang tak tentu arah

Sayap sayap jiwa yang terluka
Darah menetes basahi senja
Untuk apa mengasingkan diri ?
Lingkaran hening

Telah tumbuh pohon baru
Diatas tanah yang pernah kering
Air hujan air hidup
Mengalir dari jiwa yang hening

Bayang bayang tarian jiwaku
Memenuhi ruangan dunia
Pintu langit makin terbuka
Lingkaran hening

Lingkaran hening
Jiwa yang hening
Lingkaran hening

Lingkaran hening
Jiwa yang hening
Lingkaran hening

Artikel Iwan Fals dan DALBO di Hai Juni 1993

Setelah SWAMI bubar, maka ada kekosongan diantara personilnya. Mereka saling sibuk dengan solo karir. Pada satu kesempatan bertemulah para mantan personil Swami ini dan tercetus ide membentuk band baru. Iwan fals sempat mengusulkan nama DUDA tapi kurang sreg diantara personil lain. Maka ada satu judul lagu yaitu DALBO yang belum sempat direkam, maka nama itu dipakai.
Dalbo artinya anak genderuwo atau bahasa Jawa Timuran berati semacam olok-olok.

Disini ada pertentangan antara Yockie Suryoprayogo dengan personil lain. Yockie akhirnya hengkang dan membentuk SUKET. Selanjutnya baca sendiri..:D

DALBO : Iwan Fals (vocal, gitar), Sawung Jabo (vocal, gitar), Totok Tewel (gitar), Nanu (bass), Naniel (flute), Inisisrie (drum, perkusi).

Discan dari Majalah Hai edisi Juni 1993.

Klik gambar untuk memperbesar.






koleksi dari dOel

Dalbo

Dalbo artinya anak genderuwo. Dalbo adalah nama kelompok musik Iwan Fals dkk selepas kelompok SWAMI selesai berkarya. Dalbo juga dijadikan judul dalam lagu ini. Bercerita tentang seorang anak yang tidak tahu siapa orang tuanya. Dia dipelihara banyak orang.









Dalbo
( Album Dalbo 1993 )

Lirik : Sawung Jabo
Lagu : Iwan Fals
Aransemen : Dalbo
Iwan Fals : Akustik Gitar 12 Senar, Rebana Biang, Vocal
Sawung Jabo : Rebana Biang, Vocal
Innisisri : Rebana Biang, Vocal
Nanoe : Rebana Biang, Vocal
Nanil K : Rebana Biang, Vocal
Toto Tewel : Elektrik Gitar, Rebana Biang, Vocal


Sejak dilahirkan aku tak tahu siapa orang tuaku
Aku berpindah dari satu kasih sayang
Ke satu kasih sayang yang lain

Aku hisap air susu
Dari tetek banyak ibu

Merpati terbang melintasi
Membawa ku pergi ke masa lalu
Merpati terbang melintasi
Membawa ku pergi ke masa lalu

Aku tak pernah bertanya siapa orang tuaku
Walau memang merasakan
Ada sesuatu yang hilang
Sesuatu yang hilang

Merpati terbang melintasi
Membawa ku pergi ke masa lalu
Merpati terbang melintasi
Membawa ku pergi ke masa lalu

Aku bukan anak haram
Aku Dalbo anak alam

Ini Si Trendy

Sindiran ini mungkin pantasnya kepada artis artis yang tampil over acting diatas panggung. Sikap berlebihan dan tidak wajar itu mengundang banyak cibiran, namun dia tetap saja tidak berubah hanya ingin mencari sensasi dan popularitas di media massa. Artis artis seperti ini banyak kita saksikan di layar kaca. Persis kata Iwan Fals, meski suaranya mirip bebek, matanya merem melek bergaya babi ngepet, yang penting bisa dipotret.. preett... hehehe



Ini Si Trendy
( Album Dalbo 1993 )

Lirik : Dalbo
Lagu : Innisisri
Aransemen : Dalbo
Iwan Fals : Akustik Gitar, Vocal
Sawung Jabo : Akustik Gitar, Senggakan
Innisisri : Drum, Rebana, Backing Vocal
Nanoe : Bass, Backing Vocal
Nanil K. : Backing Vocal
Toto Tewel : Akustik Gitar, Backing Vocal


Ini si trendy menari memuja diri
Ini si trendy bergaya pasang aksi
Hidupnya penuh basa basi
Ingin dianggap paling seksi

Tiap hari maunya dipuji
Hidup diperbudak gengsi

Ini si trendy menari gaya babi ngepet
Ini si trendy menyanyi karaoke
Suaranya mirip bebek
Matanya merem melek

Yang penting bisa di potret
Ngetren

Trendy trendy trendy trendy trendy trendy trendy
Trendy trendy trendy trendy trendy trendy trendy

Enggak ikut ikut gengsi
Kuno kuno kuno kuno
Enggak ikut ikut gengsi
Kuno kuno kuno kuno

Enggak ikut ikut gengsi
Kuno kuno kuno kuno
Enggak ikut ikut gengsi
Kuno kuno kuno kuno

Ini si trendy masih menari dan menyanyi
Ini si trendy genitnya semakin jadi
Orang orang dianggap tuli
Moderenisasi salah kaprah

Lantas menjadi latah
Ngetren

Trendy trendy trendy trendy trendy trendy trendy
Trendy trendy trendy trendy trendy trendy trendy

Aku Bosan

Hal seperti dalam lirik lagu ini banyak terjadi dilingkungan kita. Para anggota keluarga yang sibuk bekerja lalu tidak mengurusi anak-anaknya. Anaka-anaknya hanya dititipkan pada pembantu yang menimbulkan kejenuhan mendalam. Mereka kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya. Bahkan sering kali saya jumpai anak-anak semacam ini lebih menyayangi pembantunya ketimbang ibunya.


Aku Bosan
( Album Dalbo 1993 )

Lirik : Sawung Jabo
Lagu : Sawung Jabo
Aransemen : Dalbo
Iwan Fals : Akustik Gitar, Harmonica, Vocal
Sawung Jabo : Akustik Gitar, Cow Bell, Vocal
Innisisri : Drum, Tambourine, Vocal
Nanoe : Bass, Vocal
Nanil K : Cow Bell, Vocal
Toto Tewel : Akustik Gitar & Elektrik Gitar, Game Watch, Vocal


Papiku belum pulang
Mamiku belum pulang
Kakakku belum pulang
Katanya cari uang

Hanya ada pembantu
Mengurusi hidupku
Hanya ada televisi
Menemani hariku

Aku bosan Aku bosan
Aku bosan Bosan bosan bosan bosan
Aku bosan Aku bosan
Aku bosan Bosan bosan bosan bosan

Ketika papi pulang
Mukanya sangat tegang
Ketika mami pulang
Menyapa halo sayang

Ketika kakak pulang
Jalannya sudah goyang
Katanya cari uang
Katanya cari uang

Aku bosan Aku bosan
Aku bosan Bosan bosan bosan bosan
Aku bosan Aku bosan
Aku bosan Bosan bosan bosan bosan

Hua Ha Ha

Lagu ini isinya ketawa melulu. Judulnya saja penuh dengan ngakak. Namun sebenarnya lagu ini membawa pesan agar kita berani berbicara yang lantang untuk kebenaran. Jangan takut bicara yang benar kalau memang itu benar. Tidak apa-apa dianggap gila dari pada tidak menyampaikan kebenaran. 



Hua Ha Ha
( Album Dalbo 1993 )

Lirik : Sawung Jabo
Lagu : Sawung Jabo
Aransemen : Dalbo
Iwan Fals : Akustik Gitar, Vocal
Sawung Jabo : Akustik Gitar, Vocal
Innisisri : Drum, Vocal
Nanoe : Bass, Vocal
Nanil K : Block Flute, Vocal
Toto Tewel : Elektrik & Akustik Gitar, Vocal


Hua ha ha ha ha
Hua ha ha ha ha
Hua ha ha ha ha ha ha ha ha
Hua ha ha

Hua ha ha ha ha
Hua ha ha ha ha
Hua ha ha ha ha ha ha ha ha

Bukalah mulut kamu
Lantangkan saja suaramu
Bebaskan jiwa kamu

Tidak apa-apa dianggap gila
Dari pada tak bisa
Tertawa itu sehat
Menipu itu jahat

Tertawa itu sehat
Menipu itu jahat

Hua ha ha ha ha
Hua ha ha ha ha
Hua ha ha ha ha ha ha ha ha

Kwek ... Kwek ... Kwek

Lagu sindiran untuk berbagai pihak. Mulai dari kawan, pacar sampai tuan penguasa. Tidak tahu apa maksud suara bebek dijadikan judul lagu ini. Mungkin mereka yang disindir itu laksana bebek cerewetnya dan suka membebek tanpa tahu kemana tujuannya.



Kwek ... Kwek ... Kwek
( Album Dalbo 1993 )

Lirik : Sawung Jabo
Lagu : Sawung Jabo
Aransemen : Dalbo
Iwan Fals : Akustik Gitar, Roto Tom, Vocal
Sawung Jabo : Akustik Gitar, Asbak, Vocal
Innisisri : Drum, Tambourine, Kenthongan, Backing Vocal
Nanoe : Bass, Asbak, Backing Vocal
Nanil K. : Cow Bell, Roto Tom, Backing Vocal
Toto Tewel : Akustik & Elektrik Gitar, Kenthongan, Backing Vocal


Kawan apa kabarmu ?
Kawan kemana kamu ?
Kawan apa kabarmu ?
Kawan dimana kamu ?

Bingung bingung dia bingung
Kawanku bingung
Pusing pusing dia pusing
Kawanku pusing
Minggat minggat dia minggat
Kawanku minggat

Ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya

Pacar apa kabarmu ?
Pacar kenapa kamu ?
Pacar apa kabarmu ?
Pacar apa maumu ?

Senyum senyum tersenyum
Pacarku tersenyum
Manja manja sangat manja
Pacarku manja
Kwek kwek kwek kwek cerewet
Pacarku cerewet

Ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya

Tuan apa kabarmu ?
Tuan siapa kamu ?
Tuan apa kabarmu ?
Tuan mana janjimu ?

Tah tah tah tah merintah
Senang merintah
Cat cat cat cat memecat
Senang memecat
Si si si si korupsi
Senang korupsi

Ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya

Kwek kwek
Kwek kwek kwek
Kwek kwek
Kwek kwek kwek kwek

Hura-Hura Huru-Hara

Bicara tentang kebebasan yang dihalangi. Bicara mengenai nasehat baik yang dianggap sebagai sebuah ancaman. Maka ketimpangan keadilan adan merebak dimana-mana. Lagu ini iramanya riang, enak didengar. Gaya-gaya kelompok Swami masih terasa dalam lagu ini. Wajar, karena personil kelompok Dalbo adalah bekas personil Swami.



Hura-Hura Huru-Hara
( Album Dalbo 1993 )

Lirik : Sawung Jabo
Lagu : Iwan Fals
Aransemen : Dalbo
Iwan Fals : Akustik Gitar, Vocal
Sawung Jabo : Akustik Gitar, Backing vocal
Innisisri : Drum, Backing vocal
Nanoe : Bass, Backing vocal
Nanil K : Backing vocal
Toto Tewel : Akustik Gitar, Backing vocal


Apa jadinya jika mulut dilarang bicara ?
Apa jadinya jika mata dilarang melihat ?
Apa jadinya jika telinga dilarang mendengar ?

Jadilah robot tanpa nyawa
Yang hanya mengabdi pada perintah


Apa jadinya jika saran berubah menjadi ancaman ?
Apa jadinya jika lintah darat makin menghisap rakyat ?
Apa jadinya jika keserakahan makin semena-mena ?



Jadilah kepincangan keadilan
Yang hanya melahirkan dendam

Hura-hura huru-hara
Lingkaran setan semakin seram bentuknya
Hura-hura huru-hara
Gelombang mara bahaya makin terasa

Apa jadinya jika petani tak lagi punya sawah ?
Apa jadinya jika cukong-cukong menguasai tanah ?
Apa jadinya jika hukum sekedar bendera-bendera pajangan ?

Jadilah penghisapan sesama manusia
Yang hanya melahirkan drakula-drakula

Hura-hura huru-hara
Lingkaran setan semakin seram bentuknya
Hura-hura huru-hara
Gelombang mara bahaya makin terasa

Sudrun

Kalau lagu ini yang nyanyi adalah Sawung Jabo. Berkisah tentang sesuatu yang tidak wajar. Liriknya khas Jabo yang ceplas ceplos. Sudrun sendiri memiliki makna tidak waras atau gila. Sesuai dengan lirik lagunya yang bertema serupa.



Sudrun
( Album Dalbo 1993 )

Lirik : Sawung Jabo
Lagu : Sawung Jabo
Aransemen : Dalbo
Iwan Fals : Akustik Gitar, Rebana, Backing Vocal
Sawung Jabo : Akustik Gitar, Rebana, Vocal
Innisisri : Drum, Gong, Timpani, Rebana, Backing Vocal
Nanoe : Bass, Rebana, Backing Vocal
Nanil K : Flute, Block Flute, Rebana, Backing Vocal
Toto Tewel : Akustik & Elektrik Gitar, Backing Vocal


Angin panas otak panas
Orang waras jadi ganas
Hawa gerah hidup susah
Ngomongnya ngaco dianggap gila

Rumah kontrakan belum terbayar
Uang habis hutang numpuk
Pemasukan belum jelas
Pengeluaran sudah jelas

Oooh
Apakah ini ?
Siapa yang tahu ?
Tak ada yang tahu

Sering kali kita terpaksa berfikir
Melihat orang yang menjadi gila
Sebab tak sanggup lagi menanggung
Beban hidup yang semakin berat

Nasib baik belum datang
Angin surga sering datang
Kepala pusing kepanasan
Mau menangis tidak bisa

Bidadari Senjakala

Seringkali sebuah lirik lagu susah dipahami. Antara satu orang dengan orang yang lain bisa mempunyai pemahaman yang berbeda terhadap sebuah lirik lagu yang sama. Pada lagu ini banyak penafsiran yang beragam. Antara lain lagu ini bermakna tentang kebesaran Tuhan, pemahaman lain yaitu tentang kerinduan pada sosok perempuan. Lainnya lagi berkata ini cerita mengenai malaikat. Saya tidak tahu mana yang benar. Dan tentu saja penulis liriknya pasti bisa memberi penjelasan.



Bidadari Senjakala
( Album Dalbo 1993 )

Lirik : Sawung Jabo
Lagu : Sawung Jabo
Aransemen : Dalbo
Iwan Fals : Akustik Gitar, Backing Vocal
Sawung Jabo : Akustik Gitar, Vocal
Innisisri : Drum, Timpani, Backing Vocal
Nanoe : Bass, Backing Vocal
Nanil K : Flute, Backing Vocal
Toto Tewel : Elektrik Gitar, Backing Vocal


Wajah langit senja hari
Ada kelelawar melayang
Laut yang bergolak didepanku

Wajah itu datang lagi
Mendatangiku memanggilku
Wajah yang berduka
Aku memelukmu mencium keningmu

Tatap matamu membara membakar hidupku
Suaramu bergairah menenangkanku

Membara membara
Pandanganmu membara
Tubuhmu yang hangat
Menghangatkan tubuhku

Lagu ini untukmu
Mimpi ini untukmu
Duka datang dan pergi
Datangnya silih berganti

Sering aku tak mampu bicara
Terdiam seperti patung bernyawa
Sering aku tak mampu menjawab
Tak tahu harus bagaimana

Bidadari senjakala
Menari untukku untukku
Masih ada cahaya di wajahmu
Di wajahmu

Nyanyian di senja hari membuatku rindu
Jangan berhenti memandang jangan berpaling
Jangan berhenti mencintai jangan berhenti
Aku tahu apa artinya senyum dibibirmu

Dunia Binatang

Memang paling mudah menyamakan perilaku buruk manusia dengan binatang. Seperti lagu ini yang coba menyamakan manusia jahat sifatnya seperti binatang macan atau ular. Saling memangsa antar sesamanya demi mencapai tujuan yang sebenarnya hanya untuk sesaat. Itulah kehidupan tanpa moral yang ditanam, maka akan melahirkan manusia-manusia tanpa tujuan jelas hanya mencari kesenangan sesaat.



Dunia Binatang
( Album Dalbo 1993 )

Lirik : Sawung Jabo
Lagu : Sawung Jabo
Aransemen : Dalbo
Iwan Fals : Akustik Gitar, Backing Vocal
Sawung Jabo : Akustik Gitar, Vocal
Innisisri : Drum, Timpani, Cup Cymbal, Backing Vocal
Nanoe : Bass, Backing Vocal
Nanil K : Roto Tom, Temple Block, Backing Vocal
Toto Tewel : Akustik & Elektrik Gitar, Backing Vocal


Ya ya ya ya
Mau makan tak punya uang
Ya ya ya ya
Mau tidur tak punya kasur

Ya ya ya ya
Jawablah jangan diam saja
Kenapa orang susah makin susah saja ?

Ya ya ya ya
Diamlah jangan ngoceh saja
Mereka sudah bosan tutup mulut saja

Ada macan mencakar macan
Ular menggigit ular
Ada gajah membunuh gajah
Kita yang terinjak ya ho ho

Mata liar dimana mana
Mencari mangsa yang lemah
Tangan tangan yang penuh darah
Menindas sambil tertawa

Ada maling teriak maling
Ada musang berbulu domba
Monopoli menjadi jadi
Tangan besi merajalela

Karena Kau Bunda Kami

Lagu-lagu bertema Ibu banyak sekali kita jumpai. Kelompok Dalbo juga membuat lagu bertema tentang Ibu. Ibu dalam lagu ini bisa memiliki dua arti. Yang pertama adalah ibu kandung, manusia yang melahirkan dan membesarkan kita. Makna kedua adalah ibu sebagai tanah air, tempat kita lahir dan hidup.

Dalam lagu ini kita bisa mengambil posisi sebagai anak seorang ibu manusia, atau sebagai anak dari bumi pertiwi. Ini adalah lagu yang bagus liriknya dan dinyanyikan dengan bersama-sama mirip sebuah koor namun cukup menjiwai dan memberi semangat.




Karena Kau Bunda Kami
( Album Dalbo 1993 )

Lirik : Sawung Jabo
Lagu : Sawung Jabo
Aransemen : Dalbo
Iwan Fals : Akustik Gitar, Vocal
Sawung Jabo : Akustik Gitar, Vocal
Innisisri : Glockenspiel, Rebana Biang, Bell Tree, Vocal
Nanoe : Bass, Vocal
Nanil K : Flute, vocal
Toto Tewel : Akustik Gitar, Vocal


Kami berdiri disini
Mencoba menjaga hidupmu
Bukan hanya sekedar mencintai
Bukan sekedar melindungi
Karena kau bunda kami

Kami minum air susumu
Dihidupi tanahmu
Dimandikan oleh airmu
Kami berdoa
Karena kau bunda kami

Lihatlah fajar pagi telah menyingsing
Dengarkan doa kami
Karena kau bunda kami

Biar keadilan sulit terpenuhi
Biar kedamaian sulit terpenuhi
Kami berdiri menjaga dirimu

Biar keadilan sulit terpenuhi
Biar kedamaian sulit terpenuhi
Kami berdiri menjaga dirimu
Karena kau bunda kami

Iwan Fals: “Sambil Nunggu Maghrib, Jangan Berkelahi..!” - Konser Iwan Fals 1993

Konser Iwan Fals 1993
Iwan Fals, nama penyanyi Indonesia yang sangat populer dengan lagu-lagu kritisnya dan memberi inspirasi banyak orang. Selain itu banyak dari penggemar yang menyimpan segudang kenangan ketika bisa menyaksikan penampilan Iwan Fals diatas panggung. Iwanfalsmania.com bersyukur bisa mengenal orang-orang hebat sesama penggemar Iwan Fals dengan berbagai kisahnya. Seorang sahabat mengais memori tentang penampilan Iwan Fals yang masih terekam jelas diingatannya. Kenangan yang tidak akan pernah dilupakan sepanjang hidupnya. Dan kini sahabat kita berbagi kisah saat menjadi saksi sejarah kehadirannya pada Konser Iwan Fals Untuk Kemanusiaan Bencana Alam Maumere Flores, di stadion Lebak Bulus, Jakarta, tahun 1993. Sungguh pengalaman yang tidak akan terlupakan.. dan mungkin tidak akan terulang lagi...

Mari kita baca kisahnya..... “Wow.. 19 tahun yang lalu... Asli, ane ‘mbaca kisahnya jadi merinding bro... :)”  (sb)


(EDISI LENGKAP ALIAS YANG GUE INGET 19 TAHUN YANG LALU)

Perjalanan Meliput Konser Iwan Fals Untuk Kemanusiaan Bencana Alam Maumere Flores. 
Sabtu, 30 Januari 1993.

Oleh: Udin Jamal Azhari (ditulis malam ini, 24 Februari 2012)

Iwan Fals: “Sambil Nunggu Maghrib, Jangan Berkelahi..!”

Rumahku, Bekasi, 31 Januari 1993, membuka mata melihat jam… wow 6.05 WIB, ya tanda harus segera mandi dan bergegas berangkat ke sekolah (SMP). Sehabis mandi menuju kamarku untuk salin pakaian sekolah. Ibuku sedang nonton acara Seputar Indonesia RCTI, suara penyiar semakin jelas kudengar, memberitakan suksesnya Konser Iwan Fals yang berlangsung tadi malam (30/1/1993) di Stadion Lebak Bulus, Jakarta. Dihadiri sekitar 40 ribu penonton dan berhasil mengumpulkan dana seratus jutaan untuk disumbangkan bagi korban bencana alam tsunami Flores. Jumlah itu dipastikan akan bertambah karena konser kedua akan berlangsung malam ini, Sabtu, 31 Januari 1993.

Duh aku harus nonton nih….Iwan Fals!!!…. musisi yang sangat popular dan kharismatis saat itu. Maklum saja, masyarakat Jakarta masih belum lupa akan tembang Bento dan Bongkar yang baru saja diriliss bersama grup Swami tahun 1990 dan konser akbar Kantata Takwa 15 Juli 1990 di Stadion Senayan yang mampu menghadirkan seratus ribu penonton. Dan kini, malam ini, dia akan tampil tunggal atas nama Iwan Fals (tentunya dengan band pengiring dari album Hijau).

Stadion Lebak Bulus, 31 Januari 1993 Pukul 15.30, konsernya sendiri baru akan berlangsung pukul 19.00 WIB. Panas matahari begitu menyengat, saya dan teman-teman rumah juga teman-teman Iwan Fals Fans Club (IFFC) Radio Metro Jaya mencari tempat berteduh disekitar gedung stadion, namun membludaknya massa membuat suasana semakin panas saja. Mereka rata-rata datang bersama rombongan dengan menumpang Truk atau Metromini carteran. Gaduh sekali suasana diluar stadion. Sekelompok orang membentangkan spanduk merah dipagar pagar luar stadion bertuliskan “The Big Family Iwan Fals”.

Semakin sore hingar-bingar massa semakin terasa. Banyak sekali manusia ketika itu. Namun ada yang menarik pemandanganku diantara para pedagang makanan dan pernak-pernik Iwan Fals, ada yang menjual sablon (maaf) ecek ecek. Saya mengatakan ecek ecek karena caranya memang sangat sederhana, yaitu gambar Iwan Fals yang ada di kertas putih kemudian jika kita setrika di kaos kita maka gambar itu akan menempel, si pedagang itu sudah siap dengan setrikanya. Cukup dengan membayar seratus rupiah saja kaos kita akan di strikanya. Walhasil dengan harga yang murah meriah itu rupanya laris juga jualannya.

Pukul 16.30 WIB kami sepakat untuk masuk stadion, tawaran calo tiket membuat kami sempat tergoda, mungkin sampai tulisan ini dibuat. Hanya saat itu ada calo tiket yang menjual harga lebih murah dari harga tiket resmi. Harga tiket resmi Rp.4000,- calo hanya menjual separuh harga alias Rp.2000,-. Mungkin terlintas dipikiran pembaca jangan-jangan tiket yang dijual calo itu palsu. Tapi kenyataannya tidak. Saya bersama teman-teman yang membeli tiket diloket bergabung mengantri bersama para pembeli di calo, toh kenyataannya semua diterima dipintu masuk dan bisa memasuki arena lapangan rumput Stadion Lebak Bulus. Lantas apakah apakah uang itu sampai ke Flores? Atau ke oknum? Ah, bukan Indonesia namanya kalo gak ada gitu gituan.

Adapun situasi didalam stadion sudah riuh rendah memanggil manggil nama Iwan Fals. Acara yang pada malam sebelumnya dipandu oleh Alm. Benyamin S. dan Nana Krip, kali ini tanpa MC. Konon mereka berdua mendapat aksi kurang simpatik dari massa fanatik Iwan Fals karena terlalu lama menunggu kehadiran Iwan Fals. Sementara itu acara langsung dibuka dengan penampilan band Slank. Slank yang baru merilis dua album (album Maafkan dan album Kampungan) membawakan lagu-lagu hits mereka. Sementara itu massa semakin banyak saja yang datang. Aksi Slank mulai disambut kurang simpatik, massa melemparkan lumpur kearah panggung, drum Slank penuh lumpur. Kaka vokalis Slank sempat menenangkan massa tapi situasi semakin tak terkendali. Khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan Slank memilih turun panggung sebelum waktunya selesai.

Situasi semakin memanas, nama Iwan terus dielu elukan oleh massa yang sudah tidak sabar menunggu kehadirannya. Padahal waktu masih menunjukan pukul 17.30 WIB, itu artinya masih satu setengah jam lagi Iwan akan naik panggung. Namun tanpa diduga sebelumnya ditengah keriuhan massa menjelang adzan Maghrib berkumandang, Iwan Fals naik keatas panggung. Kontan saja kehadiran Iwan yang sebelum jadwalnya membuat suasana kian riuh. Iwan tampil sangat sederhana, rambut gondrong yang terurai, kumis jenggot yang dibiarkan tumbuh liar, kaos oblong putih dan celana jeans warna coklat muda dengan gelang tasbih dilengannya.

“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...”, sapa Iwan.

“Wa’alaikumsalam...”, jawab penonton yang kegirangan.

Iwan kembali berucap, “Saya nyanyinya nanti habis Maghrib, sekalian kita nungguin teman teman anak sekolah yang baru pada pulang dan sedang menuju kesini...”.

Nah disini ada kejadian lucu, teman teman dari STM Budi Utomo atau yang kita kenal dengan nama Boedoet teriak lantang menyatakan kalo mereka udah pulang sejak tadi siang dan sudah hadir semua di stadion.

Iwan Fals membalas pernyataan mereka, “Wah, itu sih bolos namanya..!”

Sontak saja seloroh Iwan itu membuat tertawa penonton.

“Sambil nunggu Maghrib kita coba-coba alat musiknya ya...”, ucap Iwan.

Mengalunlah permainan alat-alat musik dari para musisi yang menemani Iwan Fals di panggung. Mereka adalah Heirrie Buchaery, Jerry Soedianto, Cok Rampal, Bagoes AA, Iwang Noorsaid, Arie Ayunir dan Jalu. Mereka pula yang menjadi musisi pendukung album terbaru Iwan Fals kala itu, album Hijau.

Iwan pun bernyanyi secara spontan dengan lirik sekenanya,

“...sambil nunggu Maghrib... sambil nunggu Maghrib… sambil nunggu Maghrib… sambil nunggu Maghrib...” 

Bait lagu yang sama dan terus diulang ulang membuat penonton mengikuti irama dan nada dari Iwan Fals dan band. Dengan nada yang sama namun lirik yang berbeda, Iwan kembali bernyanyi,

“...yang dipinggir sana, yang dipinggir sana, hati hati jatuh...”

Iwan menunjuk kearah penonton yang berbondong-bondong memanjat pagar tribun dikarenakan sesaknya penonton yang lapangan.

Masih dengan nada yang sama Iwan Fals kembali bersenandung,

“..eh yang tengah-tengah, eh yang tengah-tengah, jangan berkelahi, eh yang tengah-tengah jangan berkelahi...”

Lirik kali ini ditujukan pada penonton yang ada ditengah lapangan. Adrenalin penonton mulai bergairah, padahal itu hanya pemanasan alias jam session saja agar penonton tidak jemu.

Nada dan lirik spontan kembali dilontarkan Iwan,

“Yang main gitar gimana mainannya, enak apa nggak...?” 

Penonton pun menyahut, “Enaaak...!”.

“Yang main drum gimana mainannya, enak apa nggak...?”, lanjut Iwan.

Penontonpun kembali menyahut, “Enaaaak.....!”.

Dan begitu seterusnya semua permainan personil band yang ditanyakan Iwan Fals pada penonton dengan nyanyian apakah permainannya enak apa nggak.

Disela Iwan Fals yang terus berkomunikasi dengan penonton, sebagian penonton ada yang teriak teriak meminta Iwan agar mencopot bendera Slank yang dipasang oleh personel Slank sewaktu mereka manggung sebelumnya. Iwan mengamini permintaan penonton, Iwan mencopot sendiri bendera Slank yang ada dibibir panggung.

Cukup sampai disitukah permintaan penonton soal bendera Slank? belum, mereka kembali teriak, “buang... buang... buang...”, meminta agar Iwan Fals membuang bendera itu. Iwan menawarkan bagaimana kalo bendera Slank dipakai oleh Iwan layaknya sarung?. Iwan memperagakan bendera Slank dipasang dipinggangnya, kali ini penonton tetap ngotot agar Iwan membuang bendera Slank itu. Iwan memenuhinya, tapi tidak membuang ala sampah, ia menaruhnya bendera itu baik-baik bahkan Iwan sendiri melipatnya dengan rapi sebelum ditaruh.

Ditengah jam session ada tingkah lucu Iwan Fals yang kelak menjadi trend untuk Iwan sendiri dan para fansnya. Iwan Fals terlihat mengambil sesuatu dari dalam kantong celana jeansnya, penontonpun menerka-nerka apa yang diambil Iwan, harmonikakah?. Wow ternyata karet gelang, ya karet gelang, Iwan Fals rupanya hendak menguncir rambut gondrongnya. Sempat muncul protes dari para penonton agar Iwan tak melakukannya, tapi Iwan tetap bergeming untuk menguncirnya. Karet pertama putus ketika Iwan mencobanya hingga menimbulkan tertawaan penonton, karet keduapun demikian.

“Karet ketiga kalo masih putus juga gara-gara lu nih yang ngelarang-larang..!”, ujar Iwan pada penonton.

Dan benar saja, putus, penonton pun bersorak. Iwan Fals tak kurang akal ia memakai kopiah atau peci sholat yang diberikan panitia dikarenakan adzan Maghrib sudah akan berkumandang. Rupanya peci sholat itu terus dipakai Iwan Fals keatas panggung untuk bernyanyi. Pengamatan penulis, trend pemakaian peci sholat itu terus berlangsung hingga ke cover album Dalbo dan wawancara dengan sebuah majalah. Gaya Iwan Fals yang tak sengaja itu malah diikuti oleh penggemar Iwan Fals dimasa-masa setelah itu.

Waktu mendekati pukul 19.00, promotor acara Ais Suhana naik keatas panggung. Setelah mengajak penonton untuk mengheningkan cipta dan doa untuk korban bancana alam tsunami Flores, ia pun menyapa penonton,  

“Selamat malam, tanpa banyak kata-kata mari kita sambut satu persatu yang hendak naik kepanggung, Heirrie Buchaery, Jerry Soedianto, Cok Rampal, Bagoes AA, Iwang Noorsaid, Arie Ayunir, Jalu dan Iwaaaaan Faaaallllssss......!”. 

Gemuruh sambutan puluhan ribu penonton menggelegarkan Lebak Bulus dan sekitarnya. Iwan Fals mengambil gitar kopongnya, lagu Maumere dipilih menjadi nomor awal yang dibawakan Iwan malam itu.

“Maumereee, Maumereee, Sika Ngada Ende Flores Timur menangis, “Maumereee, Maumereee, Sika Ngada Ende Flores Timur bersedih...”. 

Setelah itu para musisi pendukung mulai memainkan intro lagu. Ada Lagi Yang Mati rupanya jadi lagu berikutnya. Siang Seberang Istana menyusul dibelakangnya, dan lagu Bongkar pun yang menjadi koor karaoke massal berikutnya pada malam itu. Dilanjutkan lagu Ambulance Zig Zag kemudian lagu PHK versi album Mata Dewa dibawakan Iwan Fals.

Lelah... Iwan pun istirahat duduk dan mengambil gendang yang dimainkan Jerry Soedianto, bermain gendang sendirian tanpa diiringi alat musik lain Iwan Fals membawakan lagu Serdadu dan Tikus Tikus Kantor.

Ada kejadian anti klimaks antara Iwan Fals dan penonton, entah mungkin masih suasana pasca pemilu atau menjelang pilpres 1993, seluruh penonton meneriakan iwan agar membawakan lagu Wakil Rakyat. Iwan Fals sebenarnya tak memasukan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu yang akan dibawakan pada malam itu, namun untuk memenuhi permintaan penonton dengan gitar kopong tanpa diiringi musisi pendukung, Iwan akhirnya membawakan lagu itu.

Sikap Iwan yang tidak membawakan lagu itu secara full band membuat penonton protes,

“...pake band... pake band....!!!”. 

Namun Iwan terus saja bernyanyi dengan gitar kopongnya. Hal ini malah menimbulkan teriakan “huuuu” dari penonton. Entah siapa yang memulai seketika itu satu stadion alias puluhan ribu orang kompak bilang,

“Iwan Takut... Iwan Takut... Iwan Takut...!!!”. 

Namun Iwan Fals diam saja.

Namun itulah Iwan Fals, dengan daya tarik kharismanya ia mengajak penonton untuk kembali bergoyang bersama. Kali ini nomor Mimpi Yang Terbeli dibawakanya. Penonton kembali senang, apalagi Iwan menyelipkan kalimat nakal dalam lagu ini. Beberapa kali Iwan menyebut nama pejabat sebagai biang kerok kenaikan harga harga sembako. Setiap Iwan menyebut nama pejabat, penonton menyambutnya dengan gegap gempita. Teriakan “HIDUP IWAN...!!!” kembali membahana.

Sekedar pembaca tahu bahwa masa itu adalah masa otoriter orde baru, tak bisa sembarangan kita bicara, bisa ditangkap dengan tuduhan makar alias subversive atau dianggap mengganggu stabilitas jalannya pemerintahan. Dan Iwan Fals bisa dikategorikan “sang pemberani” dikala tokoh-tokoh seniman dan politik masa itu membebek pada rezim yang ada alias ABS (Asal Bapak Senang).

Lagu berikutnya Puing dari album Mata Dewa dan Coretan Dinding. Berbeda dengan versi rekaman kaset yang dibawakan secara akustik, lagu Coretan Dinding dibawakan Iwan Fals secara full band dan versi rock. Di tengah-tengah lagu, Iwan Fals memperkenalkan satu persatu para musisi pendukungnya denga cara yang tak lazim. Iwan mengenalkan nama mereka dengan menyebut sifat baik dan buruknya para personel musisi yang mendukung Iwan malam itu.

Selesai membawakan coretan dinding sejenak Iwan memperhatikan situasi dilapangan ada perkelahian rupanya. Disinilah Iwan Fals terpancing emosi, himbauannya untuk berdamai tak juga meredakan suasana. Melalui mikrofon Iwan Fals menghardik mereka yang juga tak mau berdamai agar keluar dari stadion. Bahkan Iwan sempat tersulut agar yang mau berkelahi supaya naik saja keatas panggung dan berkelahi dengannya.

“..ada copet bang Iwan..., ada copet...!!!”, teriak penonton.

“...dari tadi copet melulu, udah gebukin ajalah, bikin kacau aja tuh copet....!”, jawab Iwan dengan nada marah.

Tak berlangsung lama keadaan mulai kondusif, teriakan “Iwan... Iwan... Iwan...” kembali membahana. Iwan Fals menyambutnya dengan Lagu Tiga dari album Hijau disusul Umar Bakrie yang disambut gegap gempita oleh penonton. Belum puas sampai disitu tembang Pesawat Tempur kembali membuat penonton seolah tak diberi waktu untuk jeda. Dan sekali lagi Bento menyeruak didalam stadion Lebak Bulus. Lagu ini ibarat mantra sakti sebagai bentuk perlawanan sikap monopoli dijaman orde baru. Benar-benar konser yang memuaskan.

Selesai.

Catatan penulis:

Permohonan maaf kepada penggemar Alm. Benyamin S, Nana Krip dan Band Slank, kita tidak menjelek-jelekan atau menurunkan harkat martabat mereka, tapi memang saya menggambarkan kenyataan dilapangan demikian adanya.

*Buset dah, menulis itu ternyata gak mudah ya, hehehehe cape deh !!! tidur dulu ah, karena besok kembali kerjaaaaaaa !!!!!! (oh ya itu bukan laporan konser secara utuh loh, itu yang gue inget aja yang gue tulis, maklum lah, 19 tahun yang lalu brooo, ibarat anak gadis umur 19 tahun, udah bisa dinikahi tuh jiahahahahaha**** Selamat malam kawan kawan KBIF* Terima Kasih !!!!!

-----------------------------------------------------

Makasih juga bro, keren bin maknyus kisahnya.. :)

Tulisan ini dari Udin Jamal Azhari dipublikasikan oleh iwanfalsmania.com FB Kabar Berita Iwan Fals & @BeritaIwanFals untuk seluruh penggemar Iwan Fals.

-----------------------------------------------------

Konser Iwan Fals 1993Konser Iwan Fals 1993Konser Iwan Fals 1993Konser Iwan Fals 1993

 Foto-foto dari majalah Popular Februari 1993 - koleksi Doel

iwanfalsmania.com 100% Iwan Fals

Iwan Fals Pilih Hijau - Karina 1992

Dokumentasi artikel tentang Iwan Fals yang di scan dari majalah Karina tahun 1992. Saat itu usia Iwan Fals masih 31 tahun. Artikel ini sebelum album Hijau keluar.

Klik gambar untuk memperbesar.








catatan : ada foto Krisdayanti jaman dulu.

Terima kasih untuk dOel
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Arsip Blog

Entri Terfals

Like

 

Kalender

Total Pengunjung

follow Me

Followers

 

Footer

Oi Pagar Alam