Minggu, 17 Maret 2013

Lancar

Ini lagu yang bercerita tentang rame-ramenya Indonesia mengorbitkan satelit miliknya sendiri. Satelit Palapa, itulah nama satelit dalam berita yang menghiasi media masa di era 80-an. Dengan mengorbitnya satelit Palapa milik Indonesia ke angkasa, maka banyak orang yang mengharapkan kemajuan teknologi informasi di Indonesia semakin pesat. 
Begitu juga Iwan Fals menaruh harapan besar ini dalam lagunya yang berjudul Lancar ini. Namun dia juga berpesan asal jangan dampak positif pembangunan hasilnya tidak merata dan cuma dinikmati segelintir orang saja.




Lancar
Iwan Fals ( Album Lancar 1987 )


Sejak palapaku mengorbit ke angkasa
Kemajuan teknologiku semakin menggila
Komunikasipun bertambah mudah
Walau itu jauh di luar kota

Disana sini dan dimana mana
Terlihat berita tentang pembangunan
Terciptalah kini pemerataan
Bangsaku kini telah dipintu kemajuan

Tinggal semua perlu kesadaran
Jangan kita berpangku tangan
Teruskan hasil perjuangan
Dengan jalan apa saja yang pasti kita temukan

Asal jangan pembangunan
Dijadikan korban
Asal jangan pembangunan
Hanya untuk si tuan Polan

Disana sini dan dimana mana
Terlihat berita tentang pembangunan
Terciptalah kini pemerataan
Bangsaku kini sudah diambang kemajuan

Tinggal semua perlu kesadaran
Jangan kita berpangku tangan
Teruskan hasil perjuangan
Dengan jalan apa saja yang pasti kita temukan

Asal jangan pembangunan
Dibuat kesempatan
Asal jangan pembangunan
Dijadikan korban
Asal jangan pembangunan
Bikin resah kaum susah
Asal jangan pembangunan
Bikin mandul hutan gundul
Asal jangan pembangunan
Bikin gendut kulit perut
Asal jangan pembangunan
Bikin subur kaum makmur
Asal jangan pembangunan
Bikin kotor meja kantor
Asal jangan pembangunan
Buat senang cacing cacing

Kota II


Gambaran tentang kota masih menarik untuk dilagukan Iwan Fals. Kota sebuah tempat besar, tempat berkumpulnya berbagai macam orang dari berbagai sifat dan karakter. Kota bisa membuat orang menjadi baik sekaligus mudah membuat orang menjadi rusak. Kota bisa menjadi harapan bagi masa depan namun mudah sekali menghancurkan masa depan.
Kota bukan tempat yang nyaman buat ditinggali, kota bukan tempat yang indah untuk dinikmati. Kota adalah tempat berjuta penyakit dan berjuta obatnya. Kota membuat si kaya menjadi miskin dan si miskin mendadak kaya. Kota sangat dibenci banyak orang... tetapi selalu saja banyak orang yang berbondong-bondong mendatangi kota....


Kota II
Iwan Fals ( Album Lancar 1987 )


Kota yang kutinggali
Kini tak ramah lagi
Orang orang yang lewat
Beri senyumpun enggan

Disini aku lahir
Disini aku besar
Disini aku merasa
Bodoh

Kota yang kudambakan
Tawarkan kekerasan
Nyeri merobek hati
Tak dapat aku hindari

Sombongnya engkau berjanji
Kau lambungkan anganku
Mimpiku singgah di langit
Kau bohong

Hari ke hari
Waktu ke waktu
Semakin muak
Dengar celotehmu
Durjana

Namun aku tak kuasa
Lepas dari rayuanmu
Roda roda berputar
Menggilas batin dan otakku

Hari ke hari
Waktu ke waktu
Aku menggapai
Menjerit lunglai

Ingin aku lari pergi
Sembunyi tak bernyanyi
Namun kerasnya belenggu
Begitu kuat

Hari ke hari
Waktu ke waktu
Aku terbuai
Oleh janjimu

Otakku yang kini hingar
Akan dengki meraja
Bisakah aku tinggalkan ?
Entah

Hari ke hari
Waktu ke waktu
Aku menggapai
Menjerit lunglai

Otakku yang kini bising
Akan sirik menggila
Bisakah aku tinggalkan ?
Entah

Nenekku Okem

Buat lucu-lucuan sih asik saja kisah seorang nenek yang okem ini. Tapi kalau sampai ada beneran yang kebangetan. Cuma mungkin saja ada ya Nenek yang Okem. Okem adalah bahasa lain untuk preman.
Lagu ini asik dinikmati saat santai dengan segelas kopi. Juga asik didengarkan sambil bergoyang karena musiknya riang gembira. Liriknya juga lucu, kisah seorang nenek yang gaul. Tetapi ujung ujungnya si nenek ternyata hobi mencuri.. hehehe


Nenekku Okem
Iwan Fals ( Album Lancar 1987 )


Nenekku manis umur setengah abad
Masih lincah bagai bola bekel
Rambutnya panjang hitam ikal dipikok
Di salon lisa asal Rangkasdengklok

Paling tak suka pakai kain kebaya
Atau rambut digulung konde
Sebab katanya tak bebas dia bergerak
Gerah sebuah alasan

Nenekku orang hebat
Sanggup koprol bagaikan atlet
Napasnya panjang bak napas kuda
Lari Jakarta - Bandung setiap pagi pulang pergi

Main bola sehari tiga kali
Tari kejang menambah energi

Kalau kubilangin jangan terlalu agresif
Namun malah ngeledek kuno
Nenekku makin hot menari sambil salto
Hampir hampir setiap menit

Di rumah atau di jalan
Di pasar atau di trotoar
Hi hi hi hi hi hi hi hi

Habis ambil pensiun mampir ke toko kaset
Cari lagu baru yang ‘up to date’
Kuping pakai headphone badan tak bisa diam
Ikuti tempo ‘break dance’ tersayang

Persetan orang lihat masa bodo nyengir
Konsentrasi dia tak goyah
Setelah selesai dengar lagu sekaset
Lalu dia menuju kasir

Bayar satu bawa tiga
Yang dua mampir di jaket
Yang dua mampir di jaket

Nenekku okem
Nenekku okem
Nenekku okem
Nenekku okem

Kuli Jalan

Kehidupan jalanan masih menarik disorot Iwan Fals kedalam lagunya. Kali ini pekerja pembuat jalan yang dipilih menjadi tema lagu. Kita semua hampir pasti pernah melihat kuli jalanan. Pekerjaan mereka cukup berat, selain bergumul dengan debu dan panas juga polusi udara di jalan sangat berbahaya buat kesehatan. Mereka juga kerap mengangkat batu-batuan atau menoperasikan mesin-mesin yang berbahaya. Semua itu dilakukan untuk pembangunan dan demi mendapatkan uang.

Setidaknya masih lebih terhormat mereka para kuli jalan ini sebab mereka memilih pekerjaan yang halal.


Kuli Jalan
Iwan Fals ( Album Lancar 1987 )


Derap langkah
Dan keringat kuli pembuat jalan
Dengan pengki
Ditangan kiri pacul di pundak kanan

Dengus nafasnya
Terdengar keras bagai suara kereta
Keringat mereka
Menyengat aroma penderitaan

Berjalan gontai perlahan
Berbaris bagai tentara
Yang kalah perang

Kerja keras kau lakukan
Walau upah tak berimbang
Bak sapi perahan

Kuli jalan
Kerja siang dan malam
Kuli jalan
Peduli curah hujan
Kuli jalan
Panas tak dihiraukan
Kuli jalan
Upah jauh berimbang
Kuli jalan
Pahlawan terlupakan
Kuli jalan
Menangis di lubang galian
Kuli jalan
Resah di kaki tuan
Kuli jalan
Anak istri menunggu bimbang

Nelayan

Kehidupan nelayan menarik untuk dilagukan oleh Iwan Fals. Mereka pergi melaut untuk sekian lama guna mencari ikan. Keluarganya dirumah sabar menanti kedatangannya dengan membawa buah tangan yang dipesan sebelum pergi. Namun sang ayah tidak mampu membelikan pesanan anaknya, sebab hutang-hutangnya masih membelit. Perahu tunggakan KUD, belum lagi tagihan rentenir seberang jalan. Inilah potret kehidupan rakyat jelata yang hidup serba kekurangan.



Nelayan
Iwan Fals ( Album Lancar 1987 )


Bocah telanjang dada di pesisir
Tunggu kembalinya bapak tercinta
Yang pergi tebarkan jala disana
Berjuang diatas perahu tunggakan KUD

Ibu dengan kebaya yang kemarin
Setia dari balik dapur menanti
Suaminya telah seminggu pergi
Tinggalkan rumah tinggalkan sejengkal harapan

Langkah waktu lamban
Bagai kura kura
Ikan ikan datang mimpi

Siang ganti malam
Tetap sabar
Suamipun pulang lelah

Sambil berlari sang bocah hampiri bapak
Tagih janji yang dipesan ketika pergi
Sementara istrinya
Hanya memandang dengan senyum pasti

Sekilas terlintas hutang hutang yang membelit

Sang bocah tak peduli
Menangis keras tetap tagih janji

Perahu tunggakan KUD belum terbayar
Belum lagi tagihan rentenir seberang jalan
Nelayan kecil hasil kecil nasibpun kecil
Menjerat jala dihantam kerasnya gelombang
Perahu tunggakan KUD belum terbayar

Hitam hidup

Kereta Tua

Mungkin kita kesulitan menjumpai kereta api tua seperti yang digambarkan dalam lagu Iwan Fals ini. Pada jaman penjajahan dan perjuangan merebut kemerdekaan, peranan kereta api sangat penting. Pada masa itu kereta api menjadi sarana memperlancar pengiriman barang-barang hasil bumi dan juga sebagai transportasi massal menuju ke sebuah tempat.
Beberapa kereta tua sampai sekarang ada yang masih bisa dioperasikan. Namun sebatas hanya sebagai sarana pariwisata. Sisanya teronggok di museum dan menjadi monumen pajangan di beberapa stasiun kereta api. Saksi sejarah bangsa Indonesia.




Kereta Tua
Iwan Fals ( Album Lancar 1987 )


Hitam warnamu seperti malam
Kekar roda roda melingkar
Kau kereta lama parkir di stasiun tua

Dulu kakekku pernah cerita
Dia banyak berikan jasa
Saat gejolak perang melanda negeri kita

Kau kereta tua penuh sembunyikan misteri
Waktu pun berlalu orde pun berganti
Oh kereta tua kau nampak semakin asing

Kini dia tak lagi berlaga
Namun masih bisa tertawa
Semoga tidurmu nanti mimpikan masa lalu
Semoga tidurmu nanti mimpikan masa lalu

Yakinlah

Iwan Fals duet dengan penyanyi bersuara emas, Elly Sunarya. Sebuah lagu bertema cinta namun bias. Berkisan mengenai lagu yang dinyanyikan kepada pasangannya, namun dia takut menyakiti telinga pasangannya apabila mendengarkan lagunya.

Iwan Fals memainkan nada-nada tinggi dalam lagu ini. Vocalnya begitu lepas dan bebas.


Yakinlah
Iwan Fals duet dengan Elly Sunarya ( Album Lancar 1987 )


Nyanyikanlah lagu indah
Hanyalah untukku
Saat temaram datang ketuk hati

Tolong kau dendangkan
Usaplah nurani
Agar tak kelam

Sekali lagi kuminta
Coba kau nyanyikan
Semoga dapat kurasa ikhlasmu

Pasti kan kudengar
Pasti kuresapi
Kasih yakinlah

Bukan ku tak mau mengalunkan laguku
Kutakut menyakiti telingamu
Bukan aku enggan memainkan gitarku
Sebab cinta bukan hanya nada

Kalau kita saling percaya
Tak perlu nada tak perlu irama
Berjalanlah hanya dengan diam

Sekali lagi kuminta
Coba kau nyanyikan
Semoga dapat kurasa ikhlasmu

Pasti kan kudengar
Pasti kuresapi
Kasih yakinlah

Bukan ku tak mau mengalunkan laguku
Kutakut menyakiti telingamu
Bukan aku enggan memainkan gitarku
Sebab cinta bukan hanya nada

Kalau kita saling percaya
Tak perlu nada tak perlu irama
Berjalanlah hanya dengan diam
Melangkahlah hanya dengan diam

Colombia

Nama tempat ini terdapat dalam lagu Colombia dari album Lancar (1987). Iwan Fals mengisahkan keprihatinannya terhadap bencana letusan gunung berapi di Colombia yang membawa petaka bagi masyarakat disana.
Colombia adalah sebuah negara di Amerika Selatan.


Colombia
Iwan Fals ( Album Lancar 1987 )


Langit nampak murung seperti gelisah
Angin bawa kabar tentang duka
Disana

Lolong anjing malam bawa pertanda
Alam bawa kisah unggas resah beritakan
Tangis

Saat gelombang lahar
Hanyutkan ribuan manusia
Tanpa mau mengerti
Datang tepati janji

Waktu seorang ibu
Belai mesra anaknya
Gemuruhnya petaka
Singkirkan jeritan yang ada

Batu batu telanjang
Menari dinurani
Hancurkan rumah rumah
Hancurkan kedamaian

Colombia Colombia
Colombia Colombia

Sementara kita disini
Tanpa beban bernyanyi
Sedangkan mereka gundah
Disela ganasnya wabah

Sementara kita disini
Asik cumbui mimpi
Sedangkan mereka disana
Rindukan riuhnya pesta

“ Ada sekuntum bunga mekar...
Bercengkrama dengan lahar...
Seorang bayi mungil begitu manis menyambut mati... ”

Cantik Munafik

Meski bukan Iwan Fals yang menyanyikan lagu ini, namun liriknya begitu nakal menggoda. Lagu ini disertakan dalam album Iwan Fals berjudul Lancar tahun 1987. Penyanyinya adalah Dama Gaok, seorang rekan Iwan Fals sesama penyanyi jalanan.

Lagu ini berkisah tentang seorang gadis cantik primadona SMA yang bisa beli apa saja. Ternyata dia bekerja sebagai pelacur ABG. Di masa sekarang masih banyak kita jumpai hal serupa.


Cantik Munafik
Dama Gaok ( Album Lancar 1987 )

Dia adalah gadis jelita
Tak pernah banyak tingkah
Didalam kelas dialah ratu
Tak ada bandingannya

Hingga semua murid pria
Banyak yang menggodanya
Sampai pak guru Umar tertarik
Oleh goyang pinggulnya

Aku pun juga malu tak malu
Jatuh cinta padanya
Sembunyi sembunyi kukirim surat
Lewat teman baiknya

Tapi ternyata setelah kuterima
Balasan suratnya
Tak aku duga dari semula
Cintaku ditolak dia

Hei hei hei
Apa sih kekuranganku ?
Padahal
Banyak orang bilang aku ganteng

Hei hei hei
Apa sih keinginannya ?
Rumahku megah
Mobilku banyak
Sayang milik orang tua

Ku tak mengerti dia begitu
Membuatku penasaran
Korban yang lain juga berkata
Sama seperti aku

Tapi ternyata ketika kuintip
Tepat di malam minggu
Dia gandengan sama bapakku
Yang kepala tak berbulu

Hei hei hei
Dialah gadis panggilan
Yang masih
Duduk dibangku sekolah

Hei hei hei
Pantesan sedikit susah
Karena dia tahu
Anak sekolah
Tak pernah berkantong basah

Dasar bapakku
Tak tahu malu
Punya hobi meneguk madu

Sentuhan

Dama Gaok menyumbangkan suaranya untuk lagu dalam album Iwan Fals berjudul Lancar ini. Nada-nada dalam lagu ini nikmat didengar. Sebuah lagu yang bercerita tentang kerinduan seseorang pada kampung halamannya.

Sentuhan
Dama Gaok ( Album Lancar 1987 )


Lonceng menandakan pukul satu malam tiba
Bisingnya jalan dimuka rumahku tampak semakin reda
Lengking suara kota satu persatu pulas
Dibelai udara malam yang semakin dingin

Kantuk yang kuharap menyergapku tak kunjung datang
Sedangkan malam semakin larut
Sementara dari jauh jelas kudengar
Suara roda kereta menggilas rel semakin keras

Kini aku teringat
Pada desaku yang masih terpencil
Dengan mayoritas petani yang ramah tamah
Bila menyambutku datang dari kota

Sementara saja timbul dibenakku
Aku buat rencana pergi kesana
Dengan kereta kan kujumpa desaku

Sebab aku telah rindu
Bau lumpur sawah
Dan aroma pepohonan

Aku Sayang Kamu

Sebuah proses mencintai lawan jenis yang penuh lika liku dan problemnya. Lagu ini menterjemahkan itu semua dalam lirik lugasnya. Seorang lelaki untuk mencintai perempuan selalu dibenturkan berbagai masalah. Ketika didekati, sang perempuan menghindar. Ketika dijauhi, malah didekati. Tapi disitulah seninya sebuah proses mencari cinta. Indahnya masa-masa seperti itu akan terkenang sepanjang masa.

Iwan Fals menyanyikan lagu berirama riang ini dengan baik. Karakter vocalnya tidak terlalu cempreng dan tidak begitu berat. Inilah lagu/album dimana Iwan Fals mulai bermetamorfosa merubah gaya vocalnya.




Aku Sayang Kamu
Iwan Fals ( Album Aku Sayang Kamu 1986 )

Susah susah mudah kau kudekati
Kucari engkau lari kudiam kau hampiri
Jinak burung dara justru itu kusuka
Bila engkau tertawa hilang semua duka

Gampang naik darah omong tak mau kalah
Kalau datang senang nona cukup ramah
Bila engkau bicara persetan logika
Sedikit keras kepala ah dasar betina

Ku suka kamu
Sungguh suka kamu
Ku perlu kamu
Sungguh perlu kamu

Engkau aku sayang sampai dalam tulang
Banyak orang bilang aku mabuk kepayang
Aku cinta kamu bukan cinta uangmu
Aku puja selalu setiap ada waktu

Ku suka kamu
Sungguh suka kamu
Ku perlu kamu
Sungguh perlu kamu

Langsat kuning cina warna kulit nona
(Rambut kepang dua kadang ekor kuda)
Bibir merah muda lesung pipit pun ada
Wajah cukup lumayan dapat poin enam
Kalau nona berjalan rembulan pun padam

Ya Ya Ya Oh Ya

Lagu ini bagus, musiknya sederhana liriknya penuh makna. Pesan pesan yang terkandung dalam liriknya patut menjadi motifasi dalam kehidupan kita. Seperti bagian lirik 'ternyata banyak hal yang tak selesai hanya dengan amarah'. 
Lagu ini kalau dipelajari keseluruhan liriknya adalah berkisah tentang perasaan cinta. Namun perasaan cinta itu bukan mutlak hanya untuk manusia. Bisa juga diartikan perasaan cinta kepada Sang Pencipta.





Ya Ya Ya Oh Ya
Karya : Iwan Fals / Tommy Marie ( Album Aku Sayang Kamu 1986 )


Lagi sebuah kenyataan
Telah kutemui
Dan kini kuhadapi
Di malam gelap ini

Kebencian dalam hatiku
Yang akrab denganmu
Akhirnya menipuku
Hingga lahirkan rindu

Yayaya oh ya
Nafsuku yang membunuh dendamku
Gerakku akalku

Ternyata banyak hal yang tak selesai
Hanya dengan amarah
Bagaikan senyummu yang sanggup menahan
Gemuruh hatiku

Kehangatan damai kasihmu
Terbukti telah mampu
Tundukkan keangkuhan
Diriku selama lamanya

Yayaya oh ya
Seutuh kesadaran diriku
Cintaku untukmu

Kota

Sudah sekian banyak lagu-lagu Iwan Fals yang bercerita mengenai kota dan segala macam problemnya. Seperti dalam lagu ini, kota dikisahkan sebagai tempat yang buas tempat bertarung untuk kehidupan, penuh kelicikan disetiap sudutnya.
Hanya dalam lagu ini karakter suara Iwan Fals begitu lepas sehingga dia bisa berteriak pada nada nada tinggi dalam bagian reffnya. Lagu kota ini menjadi sebuah lagu rock yang keren didengarkan.



Kota
Karya : Iwan Fals ( Album Aku Sayang Kamu 1986 )

Kota adalah rimba belantara buas dari yang terbuas
Setiap jengkal lorong terpecik darah
Darah dari iri darah dari benci
Bahkan darah dari sesuatu yang tak pasti

Kota adalah rimba belantara liar dari yang terliar
Setiap detik taring taring tajam menancap
Setiap menit lidah lidah liar
Rakus menjulur lapar

Tangis bayi adalah
Lolong serigala dibawah bulan
Lengking tinggi merobek
Batu batu tebing keras dan kejam

Bernapas diantara sikut
Licik dan garang
Bergerak diantara ganasnya
Selaksa gerah

Kota adalah hutan belantara akal
Kuat dan berakar
Menjurai didepan mata
Siap menjerat leher kita

Tangis bayi adalah
Lolong serigala dibawah bulan
Lengking tinggi merobek
Batu batu tebing keras dan kejam

Gali Gongli

Ini adalah potret kondisi sosial masyarakat di kota besar. Dunia pelacuran melahirkan begitu banyak persoalan yang tak kunjung usai. Terus menerus tanpa henti dunia hitam ini menghasilkan masalah demi masalah. Seperti sosok bocak bernama Gali Gongli yang digambarkan dalam lagu ini oleh Iwan Fals.

Gali Gongli adalah anak yang dilahirkan oleh pelacur dan dia tidak tahu siapa bapaknya. Kehidupan di lokalisasi telah mendidik jiwanya menjadi buas dan liar. Hari-harinya diisi dengan berjudi dan mabuk-mabukan. Potret kegagalan negara membuat moral rakyatnya menjadi baik. Generasi seperti Gali Gongli inilah yang kelak bisa menghancurkan masa depan bangsa ini apabila tidak segera dibina dengan baik. 




Gali Gongli
Iwan Fals ( Album Aku Sayang Kamu 1986 )


Lelaki kecil usia belasan
Rokok di tangan depan kedai tuak
Diselah gurau tiga temannya
Diatas koran asik main domino

Dilokalisasi pinggiran kota
Yang nama dosa mungkin tak bicara
Neraka poster indah kamar remang
Engkau lahir lelaki kecil malang

Gali Gongli bocah karbitan
Besar dari belaian ribuan bapak
Gali Gongli anak rembulan
Hidup dari bibir yang iklankan
Tubuh mulus ibunya

Lelaki kecil usia belasan
Usai berjudi pagi habis subuh
Kembali ia ditelan sepi
Entah esok apalagi
Hari depan
Hari depan

Jangan Tutup Dirimu

Bagoes AA membuat lagu bagus untuk Iwan Fals. Lagu Jangan Tutup Dirimu dinyanyikan dengan merdunya oleh Iwan Fals. Lagu percintaan antara sepasang manusia ini memiliki lirik-lirik yang indah. Tetapi kalau mau kita perdalam memahami maknanya, lagu ini bisa menjadi sebuah lagu tentang ungkapan cinta dan harapan seorang manusia terhadap Yang Maha Pencipta.


Jangan Tutup Dirimu
Iwan Fals / Bagoes AA ( Album Aku Sayang Kamu 1986 )


Dari hati yang paling dalam
Kudendangkan sebuah lagu temani sepi
Sejenak iringi nurani

Ada jarak diantara kita
Selimuti sekian waktu telah tersita
Ingin ku hilang jarak terbentang
Semoga

Datanglah kau kekasih
Dekap aku erat erat
Jangan buang pelukku yang tulus

Biarkan hujan turun
Basahi jiwa yang haus
Jangan tutup dirimu

Buat apa kau diam saja
Bicaralah agar aku semakin tahu
Warna dirimu duhai permata

Kau mimpiku aku tak bohong
Seperti yang kau kira seperti yang selalu kau duga
Pintaku kau percayalah
Usah ragu

Datanglah kau kekasih
Dekap aku erat erat
Jangan campakkan pelukku yang tulus

Biarkan hujan turun
Basahi jiwa yang kering
Jangan tutup dirimu

Datanglah kau kekasih
Dekap aku erat erat
Jangan hancurkan pelukku yang tulus

Biarkan hujan turun
Basahi jiwa yang haus
Jangan tutup dirimu

Datanglah kau kekasih
Dekap aku erat erat
Jangan lemparkan pelukku yang tulus

Biarkan hujan turun
Basahi jiwa yang kering
Jangan tutup dirimu

Biarkan hujan turun
Basahi jiwa yang haus
Jangan tutup dirimu

Timur Tengah I

Salah satu potret kegelisahan Iwan Fals terhadap konflik yang terjadi di Timur Tengah pada masa itu. Perang berkepanjangan selalu menimbulkan banyak korban. Iwan Fals merangkai kegelisahannya itu kedalam sebuah lagu berjudul Timur Tengah I. Mengapa ada angka I dalam judul lagu itu, itu tandanya ada juga nanti lagu berjudul sama dengan seri ke II.



Timur Tengah I
Iwan Fals ( Album Aku Sayang Kamu 1986 )


Ada tanya dalam kepala
Waktu lihat muak yang hingar
Di setiap sudut

Ada mati dibalik tembok
Waktu timah panas mencabik
Hati nurani

Merah merah merah merah
Dilangit
Merah merah merah merah
Ditanah

Derap langkah bakar amarah
Kepal tangan hadirkan darah
Dibungkam diam

Kabar angin didekat jantung
Bahwa hari sedang menangis
Tergores pedih

Merah merah merah merah
Dimata
Merah merah merah merah
Dilidah

Dengar nyanyi anak kemarin
Tentang sedih tanah terkasih
Yang tak pernah habis

Doa ibu sambil menangis
Antar bocah agar tak resah pergi
Ke pintu mati

Merah dilangit
Merah dimata
Merah ditangan
Merah dilidah

Ada mati dibalik tembok
Waktu timah panas merobek
Hati nurani

Derap langkah bakar amarah
Kepal tangan hadirkan darah
Dibungkam diam

Merah merah merah merah
Dilangit
Merah merah merah merah
Ditanah
Merah merah merah merah
Dimata
Merah merah merah merah
Dilidah
Merah merah merah merah
Dijantung
Merah merah merah merah
Dijidat
Merah merah merah merah
Dihidung
Merah merah merah merah

Timur Tengah II

Ini adalah lanjutan dari lagu sebelumnya yang berjudul Timur Tengah II. Salah satu potret kegelisahan Iwan Fals terhadap konflik yang terjadi di Timur Tengah pada masa itu. Perang berkepanjangan selalu menimbulkan banyak korban. Iwan Fals merangkai kegelisahannya itu kedalam sebuah lagu berjudul Timur Tengah II. 
Lagu ini versi awalnya ada dalam album Aku Sayang Kamu tahun 1986. Kemudian di aransemen ulang dengan gaya musik rock oleh Ian Antono dan dimasukkan kedalam album Mata Dewa tahun 1989. Pada album Mata Dewa, lagu ini mengalami sedikit revisi judul dengan menambahkan judul Bakar. Dalam versi baru itu suara Iwan Fals menjadi lebih ngerock dipadu dengan musik yang bernuansa legam.



Timur Tengah II / Bakar
Iwan Fals ( Album Aku Sayang Kamu 1986 & Mata Dewa 1989 )


Tuhan tolong dengarkan
Nyanyian pinggir jalan
Malam dibawah bulan
Dalam waktu yang rawan

Marah dibawah tanah
Dilangit ada merah
Menuju satu arah
Bakar bakar

Disana ada bohong
Disana ada mayat
Disana ada suara
Bom bom

Raut muka resah
Orang orang susah
Ada banyak mata
Buta

Resah luka kaki
Semakin menjadi
Ada banyak kuping (telinga)
Tuli

Malam hampir pagi
Debu jalan datang lagi
Malam hampir pagi
Bising mesin bunyi lagi

Malam hampir pagi
Kelicikan mulai lagi
Malam hampir pagi
Teriakku hilang lagi

Selamat Tinggal Malam

Dunia malam dengan segala macam isinya mungkin telah menjadi keseharian Iwan Fals saat itu. Dan mungkin dia sudah merasa jenuh atau ingin berubah sehingga melahirkan lagu Selamat Tinggal Malam ini. Lagu ini liriknya menceritakan salam perpisahan Iwan Fals kepada dunia malam yang telah banyak mengajarkan dia segala macam dosa, luka dan cela.
Baguslah kalau bisa menghindari dunia yang penuh maksiat itu. Lebih baik menghindar dan jangan berpikiran untuk coba-coba, karena isi hati kita siapa yang tahu, apakah bisa kuat bertahan atau justru terjerumus semakin dalam.


Selamat Tinggal Malam
Iwan Fals ( Album Aku Sayang Kamu 1986 )


Selamat tinggal malam yang hitam
Antar aku pergi ikhlaskan
Ramah memang kita berteman
Tempuh jalan yang kelam

Terima kasih malam yang hitam
Banyak kau ajarkan padaku
Segala dosa segala luka
Segala cela segala-galanya

Pernah kau kecewa padaku
Sebab ku tak percaya padamu
Bahwa hari ada malam hari ada siang
Hari ada pagi hari adalah hari

Engkau hanya diam dengarkan
Tawaku yang keras cemooh
Dengar ucapmu dengar katamu
Dengar khotbahmu dengar bohongmu

Oh malam maafkan aku
Yang lupa saat itu
Oh malam maafkan aku
Tak percaya padamu

Hari ada pagi
Hari ada malam
Hari ada siang
Dalam hari selalu ada kemungkinan

Oh malam maafkan aku
Yang lupa saat itu
Oh malam maafkan aku
Pernah cemoohkan kamu

Hari ada pagi
Hari ada malam
Hari ada siang
Dalam hari selalu ada kemungkinan
Dalam hari pasti ada kesempatan

Ya Hui Ha He Ha

Kalau membuat perumpamaan, Iwan Fals memang jagonya. Dalam lagu ini seorang perempuan diumpamakan sebagai seekor Kuda Betina oleh Iwan. Mungkin dia terinspirasi menulis lagu ini setelah menunggangi kuda kali ya.. hehehe. Tapi sadis banget sih, mengumpamakan wanita seperti kuda betina. Kenapa Iwan tidak memilih kucing atau semut saja ya... hahaha..


Ya Hui Ha He Ha
Iwan Fals ( Album Aku Sayang Kamu 1986 )


Ringkik kuda betina
Kala melihat lawan jenisnya
Menari didepan kaca
Bandingkan cantik wajahnya

Oleskan gincu dibibir
Cibirkan senyum menyindir
Ya hui ha he ha ya ha hui

Sepintas terdengar samar
Dan lengking suara biola
Ringkik kuda betina
Meliuk rayu telinga

Meluncur segala rayuan
Dari mulut kuda jantan
Ya hui ha he ha ya ha hui

Betina pura bodoh
Betina pura pura bego
Nyanyikan jampi jampi
Menjala jantan jadilah jodoh

Ringkik kuda betina
Membuat sang jantan gila
Tak sadar kalau dirinya
Dimainkan seperti sebuah bola

Oleskan gincu dibibir
Cibirkan senyum menyindir
Ya hui ha he ha ya ha hui

Lho

Musik Jazz.. lagi lagi irama ini digunakan sebagai lagu Iwan Fals. Diaransemen oleh Bagoes AA, lagu Lho menjadi unik didengar. Namun hasil akhirnya menurut saya sedikit membosankan. Kurang ada kejutan-kejutan kecil dari lagu ini. Mungkin seperti dipaksakan ada dan hanya sebagai pelengkap kontrak album saja lagu ini dilahirkan.



Lho
Iwan Fals / Bagoes AA ( Album Aku Sayang Kamu 1986 )


Kuberlari bersama hati
Memandang sejuta pilihan
Kuikuti kehendak hati
Bersama tawa antara kita

Yang seakan lupa diri
Kumemilih kaupun pilih sendiri
Tanpa kompromi dan kita ingin

Aku dapati yang kan kucari
Dan sore ini segalanya mimpi
Sejuta selera yang telah berbeda
Tak akan juga berbunga nyata

Pikirkan lagi sebelum kau jadi
Banyak hari yang kan pasti
Dan hari terus berganti silakan cari

Jumat, 01 Maret 2013

Ethiopia

Sebuah lagu yang berkisah tentang bencana kelaparan di Ethiopia. Pada masa itu, berita ini memang cukup menghebohkan masyarakat. Wajar bila Iwan Fals membuat lagu yang menggambarkan keprihatinannya pada bencana di benua Afrika ini.
Ethiopia adalah sebuah negara di benua Afrika. Dua dekade silam, tepatnya tahun 1984-1985, Ethiopia merebut perhatian dunia. Betapa tidak, bencana kekeringan dan kelaparan melanda negara di Benua Afrika tersebut. Kala itu banyak warga Ethiopia yang meregang nyawa karena kelaparan.


Ethiopia
Iwan Fals (Album Ethiopia 1986)

Dengar rintihan berjuta kepala
Waktu lapar menggila
Hamparan manusia tunggu mati
Nyawa tak ada arti

Kering kerontang meradang
Entah sampai kapan
Datang tikam nurani

Selaksa doa penjuru dunia
Mengapa tak rubah bencana
Menjerit Afrika mengerang Ethiopia

Ethiopia Ethiopia
Ethiopia Ethiopia
Ethiopia Ethiopia
Ethiopia Ethiopia

Derap langkah sang penggali kubur
Angkat yang mati dengan kelingking
Parade murka bocah petaka
Tak akan lenyap kian menggema

Nafas orang-orang disana
Merobek telinga
Telanjangi kita

Lalat-lalat berdansa cha cha cha
Berebut makan dengan mereka
Tangis bayi ditetek ibunya
Keringkan air mata dunia

Obrolan kita dimeja makan
Tentang mereka yang kelaparan
Lihat sekarat dilayar TV
Antar kita pergi ke alam mimpi

Ethiopia Ethiopia
Ethiopia Ethiopia
Ethiopia Ethiopia
Ethiopia Ethiopia

” Disana terlihat ribuan burung nazar...
Terbang disisi iga iga yang keluar...
Jutaan orang memaki takdirnya...
Jutaan orang mengutuk nasibnya...
Jutaan orang marah...
Jutaan orang tak bisa berbuat apa apa... “

” Setiap detik selalu saja ada yang merintih...
Setiap menit selalu saja ada yang mengerang...”
Ethiopia Ethiopia
Ethiopia Ethiopia

“ Aku dengar jeritmu dari sini...
Aku dengar...
Aku dengar tangismu dari sini...
Aku dengar... “

” Namun aku hanya bisa mendengar...
Aku hanya bisa sedih...
Hitam kulitmu...
Sehitam nasibmu kawan... ”

” Waktu kita asik makan...
Waktu kita asik minum...
Mereka haus...
Mereka lapar...
Mereka lapar...
Mereka lapar... “

Entah


Sebuah pengakuan jujur dan masuk akal dikatakan Iwan Fals dalam lagu ini. Lirik yang tegas namun penuh keraguan akan sebuah perasaan cinta. Bagaimana ada ketegasan tetapi ada keraguan didalamnya. Coba resapi lirik ini, 'seperti biasa aku tak sanggup berjanji, hanya mampu katakan aku cinta kau saat ini, entah esok hari, entah lusa nanti... entah..."

Nah sudah diresapi?. Trus benar juga kan? Iwan Fals tidak muluk muluk. Dia bisa saja berkata aku cinta kau selama-lamanya sampai maut memisahkan kita. Iwan Fals tidak berani berkata itu, sebab manusia hatinya bisa dengan mudah dibolak-balik. Hari ini cinta, besok bisa tiba-tiba benci. Begitulah kehidupan, maka jangan suka mudah berjanji kalau tidak yakin mampu menepati.
Lagu ini kemudian direkam ulang dan dimasukkan dalam album Best Of The Best tahun 2000 dengan versi musik yang berbeda. Karakter vocal Iwan Fals juga jauh berbeda.


Entah
Iwan Fals ( Album Ethiopia 1986 / Best Of The Best 2000)


Entah mengapa
Aku tak berdaya
Waktu kau bisikkan
Jangan aku kau tinggalkan

Tak tahu dimana
Ada getar terasa
Waktu kau katakan
Ku butuh dekat denganmu

Seperti biasa
Aku diam tak bicara
Hanya mampu pandangi
Bibir tipismu yang menari

Seperti biasa
Aku tak sanggup berjanji
Hanya mampu katakan
Aku cinta kau saat ini

Entah esok hari
Entah lusa nanti
Entah

Sungguh mati betinaku
Aku tak mampu beri sayang yang cantik
Seperti kisah cinta di dalam komik

Sungguh mati betinaku
Buang saja angan angan itu
Lalu cepat peluk aku

Lanjutkan saja langkah kita
Rasalah
Rasalah
Apa yang terasa

Bunga Bunga Kumbang Kumbang

Memang paling mudah membuat perumpamaan dengan binatang atau makhluk hidup lainnya. Kali ini Iwan Fals membuat perumpamaan antara laki-laki dengan perempuan. Lelaki dia umpamakan sebagai hewan Kumbang, sedangkan yang wanita dia gambarkan sebagai Bunga.

Dan sesuai dengan hukum alam, kumbang akan mencari madu yang didapat dari bunga. Begitu madu dalam sebuah bunga habis, maka kumbang akan mencari bunga lainnya. Begitu seterusnya. Lantas Iwan Fals bertanya apakah kalau yang terjadi pada manusia juga begitu sama seperti yang dilakukan kumbang terhadap bunga...?




Bunga Bunga Kumbang Kumbang
Iwan Fals ( Album Ethiopia 1986 )


Apa memang harus layu
Bunga bunga
Setelah sang kumbang
Menghisap manisnya madumu

Apa memang harus ingkar
Kumbang kumbang
Setelah sang bunga
Terkulai layu tak berbunga

Bunga bunga dilahirkan
Untuk dihisap sang kumbang
Kumbang kumbang dilahirkan
Untuk menghisap sang bunga

Bunga bunga dimekarkan
Untuk digoda sang kumbang
Kumbang kumbang diterbangkan
Untuk menggoda sang bunga

Mengapa bunga harus layu?
Setelah kumbang dapatkan madu
Mengapa kumbang harus ingkar?
Setelah bunga tak lagi mekar

Mungkin tuhan telah takdirkan
Kumbang kumbang
Campakkan sang bunga
Setelah layu tak berguna

Bunga bunga dilahirkan
Untuk dihisap sang kumbang
Kumbang kumbang dilahirkan
Untuk menghisap sang bunga

Bunga bunga dimekarkan
Untuk dicampakkan kumbang
Kumbang kumbang diterbangkan
Untuk mencampakkan bunga

Mengapa bunga harus layu?
Setelah kumbang dapatkan madu
Mengapa kumbang harus ingkar?
Setelah bunga tak lagi mekar

Kontrasmu Bisu

Pernahkah Anda berada didalam sebuah gedung perkantoran mewah di lantai atas, lalu menengok keluar jendela melihat suasana yang ada dibawah. Lalu sempatkah memperhatikan atap-atap rumah yang ada dibawah dan melihat segerombol atap dari bahan seadanya penuh tambalan sana-sini dan disampingnya bertumpuk barang bekas diantara sampah-sampah yang berserakan.
Itulah gambaran dari lagu Iwan Fals ini yang sampai sekarang masih saja ada di kota-kota besar. Kontrasmu Bisu. Sebuah ketimpangan yang ada di kota Jakarta dimana bangunan mewah nan megar gagah berdiri disamping bangunan kumuh. Sama dengan manusianya, disaat si kaya bingung mau dibuang kemana lagi uangnya yang berlebihan, si miskin sibuk berpikir apa yang bisa dimakan nanti malam. Pembangunan yang merata tidak terjadi disini. Yang ada adalah si kaya bertambah kaya, si miskin makin merana.




Kontrasmu Bisu
Iwan Fals ( Album Ethiopia 1986 )


Tinggi pohon tinggi berderet setia lindungi
Hijau rumput hijau tersebar indah sekali
Terasa damai kehidupan di kampungku
Kokok ayam bangunkan ku tidur setiap pagi

Tinggi gedung tinggi mewah angkuh bikin iri
Gubuk gubuk liar yang resah di pinggir kali
Terlihat jelas kepincangan kota ini
Tangis bocah lapar bangunkan ku dari mimpi malam

Lihat dan dengarlah riuh lagu dalam pesta
Diatas derita mereka masih bisa tertawa
Memang ku akui kejamnya kota Jakarta
Namun yang kusaksikan lebih parah dari yang kusangka

Jakarta oh Jakarta
Si kaya bertambah gila dengan harta kekayaannya
Luka si miskin semakin menganga

Jakarta oh Jakarta
Terimalah suaraku dalam kebisinganmu
Kencang teriakku semakin menghilang

Jakarta oh Jakarta
Kau tampar siapa saja saudaraku yang lemah
Manjakan mereka yang hidup dalam kemewahan

Jakarta oh Jakarta
Angkuhmu buahkan tanya
Bisu dalam kekontrasannya

Jakarta oh Jakarta
Jakarta oh Jakarta
Jakarta oh Jakarta
Jakarta oh Jakarta
Jakarta oh Jakarta

Willy


Nama ini menjadi judul lagu Iwan Fals dalam album Ethiopia (1986). Willy adalah nama panggilan untuk penyair terkenal Indonesia Willibrordus Surendra Broto Rendra yang lebih kita kenal dengan WS. Rendra. Dalam lagu ini Iwan Fals seperti kehilangan figur seorang Rendra. Ia bertanya dimanakah gerangan dirinya yang dulu, dimana lantang suaranya.
 
Si anjing liar dari Jogjakarta, begitu julukan yang diberikan untuk WS. Rendra yang terkenal dengan puisi-puisinya yang keras mengkritisi keadaan sosial dan politik Indonesia. Pada masa itu, Rendra sedang menyendiri entah dimana sebab dikabarkan dia mendapat ancaman dari pemerintah untuk menghentikan membuat karya puisi yang menyindir pemerintah saat itu. Rendra adalah sahabat Iwan Fals, wajar bila Iwan merasa kehilangan seorang yang sejalan pemikiran dengannya walau lewat media yang berbeda.
 
Pada sebuah kesempatan konser tunggal yang ditayangkan live di TV tahun 2004, Iwan Fals menyanyikan lagu ini. Ditengah lagu, mata Iwan Fals berkaca-kaca dan seperti meneteskan air mata. Iwan sempat tidak bersuara untuk beberapa saat meski musik terus mengalun. Tentu ada kenangan yang mendalam untuk Iwan Fals tentang lagu ini dan figur penyair Rendra yang dikisahkan.


Willy
Iwan Fals ( Album Ethiopia 1986 )


Si anjing liar dari Jogjakarta
Apa kabarmu ?
Kurindu gonggongmu
Yang keras hantam cadas

Si kuda binal dari Jogjakarta
Sehatkah dirimu ?
Kurindu ringkikmu
Yang genit memaki onar

Dimana kini kau berada ?
Tetapkah nyaring suaramu ?

Si mata elang dari Jogjakarta
Resahkah kamu ?
Kurindu sorot matamu
Yang tajam belah malam

Dimana runcing kokoh paruhmu ?
Tetapkah angkuhmu hadang keruh ?

Masih sukakah kau mendengar ?
Dengus nafas saudara kita yang terkapar
Masih sukakah kau melihat ?
Butir keringat kaum (orang) kecil yang terjerat
Oleh slogan slogan manis sang hati laknat
Oleh janji janji muluk tanpa bukti

Dimana kini kau berada ?
Tetapkah nyaring suaramu ?
Dimana runcing kokoh paruhmu ?
Tetapkah angkuhmu hadang keruh ?

Tikus Tikus Kantor

Membuat perumpamaan manusia sebagai binatang sudah kerap ditulis Iwan Fals dalam lirik-lirik lagunya. Dalam lagu ini Iwan bermain di Kucing dan Tikus. Tikus disini digambarkan adalah sosok pegawai kantor yang rakus, licik dan penjilat. Sedangkan kucing disini diterjemahkan sebagai sosok pimpinan yang tidak disiplin dan suka korupsi atau terima suap.
Perpaduan yang bagus, mengingat karakter kedua binatang tersebut mirip dengan karakter orang-orang yang bersifat seperti itu. Coba perhatikan orang-orang model penjilat seperti tikus dalam lagu ini. Hampir mudah kita jumpai di setiap kantor-kantor instansi pemerintahan/swasta. Bawahan yang menjilat atasannya, berlagak sopan dan baik didepan atasannya. Namun begitu atasannya pergi, mulailah mereka bertindak kotor dan berbuat kasar. Begitu juga orang-orang model kucing seperti dalam lagu ini. Seorang atasan atau pimpinan instansi yang kerap mempersulit urusan bawahannya. Lalu dengan terang terangan meminta uang suap untuk melancarkan urusan itu. Ini sudah bukan rahasia lagi, dimana-mana mudah kita jumpai. Pantas saja negara ini menjadi surganya para koruptor karena tindakan mereka yang tidak diancam dengan hukuman yang tegas.


Tikus Tikus Kantor
Iwan Fals ( Album Ethiopia 1986 )


Kisah usang tikus tikus kantor
Yang suka berenang di sungai yang kotor
Kisah usang tikus tikus berdasi
Yang suka ingkar janji lalu sembunyi

Dibalik meja teman sekerja
Didalam lemari dari baja

Kucing datang cepat ganti muka
Segera menjelma bagai tak tercela
Masa bodoh hilang harga diri
Asal tak terbukti ah tentu sikat lagi

Tikus tikus tak kenal kenyang
Rakus rakus bukan kepalang
Otak tikus memang bukan otak udang
Kucing datang tikus menghilang

Kucing kucing yang kerjanya molor
Tak ingat tikus kantor datang menteror
Cerdik licik tikus bertingkah tengik
Mungkin karena sang kucing pura pura mendelik

Tikus tau sang kucing lapar
Kasih roti jalanpun lancar
Memang sial sang tikus teramat pintar
Atau mungkin si kucing yang kurang ditatar

14-04-84

Judul lagu ini adalah sebuah tanggal. Yaitu tanggal 14 bulan 4 tahun 1984. Apa yang terjadi pada tanggal tersebut. Ternyata pada tanggal itu Iwan Fals di introgasi oleh aparat keamanan di Pekanbaru setelah sebelumnya dia konser di kota tersebut dan menyanyikan lagu-lagu yang mengkritik pemerintah saat itu. Rupanya penguasa tidak suka dan memaksa Iwan menjelaskan maksud dan tujuan membuat lagu bertema kritis.
Lagu ini berisi ketakutan Iwan Fals pada proses Introgasi tersebut. Iwan Fals juga begitu merindukan keluarga yang ditinggalkan karena dia harus bolak-balik selama berhari-hari untuk menjalani proses introgasi ini. Dan di akhir lagu, Iwan Fals menitipkan pesan kepada istrinya agar jangan didik anak-anak mereka menjadi penakut. Iwan berharap anaknya menjadi pemberani melawan ketidak adilan yang ada.





14 – 04 – 84
Karya : Iwan Fals ( Album Ethiopia 1984 )


Tahukah kau
Kurindu dirimu
Tahukah kau

Rasakah kasih
Cintaku putih
Rasakah kasih

Saat gelisah begitu buas hancurkan jiwa
Saat tak kuat lagi memendam marah

Sungguh aku cinta (sayang) kau

Jangan didik anak kita penakut
Jangan ajar anak kita pengecut
Tolong kabarkan tinjuku untuknya
Demi kebenaran yang nyata

Istriku manis senyum yang manis
Anakku jantan tertawalah lantang
Istriku manis jangan menangis
Anakku jantan murkalah jantan

Sebelum Kau Bosan

Lirik lirik yang spontan, lugas dan sederhana kerap menghiasi lagu bertema cinta karya Iwan Fals. Seperti dalam lagu Sebelum Kau Bosan ini. Iwan Fals mendahului pasangannya yang rupanya bakal mengatakan bosan dengan dirinya. Maka dia bilang sebelum kau bosan tolonglah ucapkan. Namun di bait lainnya Iwan Fals ingin dia tetap dihargai dengan berkata bila kau tak suka, bilang saja suka.
Ini lagu yang bagus. Pada versi awal yang ada dalam album Ethiopia tahun 1984, lagu ini dinyanyikan dengan tempo sedikit cepat. Kemudian dalam album Antara aku kau dan Bekas Pacarmu tahun 1988, lagu ini diaransemen ulang dengan tempo yang sedikit lambat dan karakter vocal Iwan Fals yang mulai berat.





Sebelum Kau Bosan
Karya : Iwan Fals ( Album Ethiopia 1984 / Album Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu 1988)


Sebelum kau bosan sebelum aku menjemukan
Tolonglah ucapkan dan tolong engkau ceritakan
Semua yang indah semua yang cantik
Berjanjilah

Ciptakanlah lagu yang kau anggap merdu dik
Nyanyikan untukku sungguh aku perlu itu
Bila kau tak suka bilang saja suka
Berjanjilah

Pergilah kau pergi
Dan janganlah kembali
Bila itu kau ingini
Kumohon jangan katakan pergi

Jarak telah jauh yang sudah kita tempuh dik
Coba pikir itu sebelum tinggalkan aku
Teruslah berdusta sampai engkau muak
Berjanjilah

Lonteku

Lagu yang seharusnya tidak perlu tercipta dan tidak perlu direkam untuk kemudian dijual. Mungkin itu yang ada di benak Iwan Fals. Baca saja judulnya. Kisah percintaan antara seorang pemuda dengan pelacur. Pernah saya baca kisah setelah lagu ini beredar, dikabarkan Iwan Fals sempat bertemu ibu-ibu dan dia ditegur karena membuat lagu ini yang kemudian dinyanyikan oleh anak si Ibu yang masih kecil tanpa mengerti apa arti sebenarnya.
Dalam sebuah kesempatan wawancara, lagu ini diakui Iwan Fals sebagai karya yang tidak perlu di buat. Dia mengaku menyesal membuat lagu ini karena memiliki makna yang tidak baik. Istri Iwan Fals pun juga tidak menyukai lagu ini.


Lonteku
Karya : Iwan Fals ( Album Ethiopia 1986 )


Hembusan angin malam waktu itu
Bawa lari ku dalam dekapanmu
Kau usap luka disekujur tubuh ini
Sembunyilah sembunyi ucapmu

Nampak jelas rasa takut di wajahmu
Saat petugas datang mencariku

Lonteku terima kasih
Atas pertolonganmu di malam itu
Lonteku dekat padaku
Mari kita lanjutkan cerita hari esok

Walau kita berjalan dalam dunia hitam
Benih cinta tak pandang siapa
Meski semua orang singkirkan kita
Genggam tangan erat erat kita melangkah

Berandal Malam Di Bangku Terminal

Sosok berandalan yang tertidur di dalam terminal yang masih sepi penumpang. Dia tidak mempunyai tempat tinggal, tidur dimana saja dan berbuat apa saja untuk menyambung hidupnya. Berandal kecil itu berharap pagi tidak datang, sebab kalau pagi datang maka dia tidak memiliki tempat istirahat dan segudang persoalan siam menyambutnya.

Dalam lagu ini Iwan Fals bernyanyi dengan nada-nada tinggi. Kalau sekarang Iwan menyanyikan ulang lagu ini, bisa dipastikan kekuatan vocalnya tidak akan sampai pada nada tinggi. Irama ballads cukup menyayat pendengaran kita menembus sampai kedalam kalbu karena paduan lirik yang bagus.




Berandal Malam Di Bangku Terminal
Iwan Fals ( Album Ethiopia 1986 )


Sebentar lagi pagi kan datang
Walau sang bulan malas untuk pulang
Di bangku terminal benakmu bertanda
Gelisah seorang merasa terbuang

Sedetik ingatnya seribu angannya
Dambakan malam terus berbintang
Di bawah sadarnya nasib bercerita
Hangatnya surya bara neraka

Sampai kapan kau akan bertahan
Dicaci langit tak sanggup menjerit
Hitam awan pasrah kau jilati
Kusam kau dekap dengan muak kau lelap
Pagi yang hingar dengan sadar engkau gentar

Jangan jangan pagi kau hadirkan
Biarkan malam terus berjalan
Jangan jangan mentari kau terbitkan

Jangan jangan pagi kau datangkan
Kumohon dan aku harapkan
Jangan jangan mentari kau terbitkan

Dengarlah tuhan apa yang dibisikkan
Berandal malam di bangku terminal
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Entri Terfals

Like

 

Kalender

Total Pengunjung

follow Me

Followers

 

Footer

Oi Pagar Alam