Kamis, 07 Februari 2013

Album KPJ dan Sebagian Kisahnya

Album KPJ dan Sebagian Kisahnya

Perbedaan Singkatan KPJ Versi Piringan Hitam Dan Kaset

Apakah sebenarnya singkatan KPJ itu?. Dalam album Iwan Fals dan KPJ (terbitan musica) versi piringan hitam (PH) yang tidak diperjual belikan (hanya untuk promo di radio), KPJ merupakan singkatan dari "Kelompok Pemusik Jalanan". Sedangkan dalam versi kaset (juga dari musica) yang diperjual belikan, KPJ adalah singkatan dari "Kelompok Penyanyi Jalanan".

Kalau di wikipedia, KPJ adalah singkatan dari "Kelompok Penyanyi Jalanan". Begitu juga jika kita searching di google, bisa didapati banyak artikel tentang KPJ yang merupakan singkatan dari "Kelompok Penyanyi Jalanan". Begitu juga kalau kita bermain ke situs KPJ, huruf P juga bermakna "Penyanyi". Dari fakta yang ada, dapat disimpulkan bahwa KPJ itu adalah singkatan dari "Kelompok Penyanyi Jalanan"

Mengapa dalam versi PH terjadi perbedaan?. Hal semacam ini tampaknya sudah biasa terjadi pada masa itu. Dimana sering terjadi kesalahan cetak tulisan dalam album-album Iwan Fals juga album penyanyi lainnya.

Kita kembali teringat pada salah satu lagu Iwan Fals dari album Sumbang yang disitu tertulis judulnya "Jendela Kelas 1". Pada sebuah kesempatan konser live di TV, Iwan Fals meralat judul lagu ini dengan hanya "Jendela Kelas". Angka 1 (satu) yang tertera di cover kaset dan sudah dianggap sebagai judul ternyata adalah kode dari 'take 1' pada saat rekaman. Dan rekaman pertama inilah yang dimasukkan kedalam album. Rupanya angka 1 (satu) tersebut ikut tercatat dan menjadi bagian dari judul lagu.

Dalam versi PH album KPJ, jumlah lagu hanya sedikit yaitu 8 buah lagu. Sedangkan versi kaset terdapat 10 buah lagu.

Klik gambar untuk memperbesar.


PH album KPJ (koleksi dOel)


Kaset album KPJ cover awal (koleksi dOel)
Perbedaan Cover Album KPJ
Dalam perjalanannya, album KPJ memiliki dua cover yang berbeda. Cover edisi pertama didominasi dengan warna merah dengan gambar utama para personil yang tergabung, dan lagu Serenade ditonjolkan sebagai jagonya. Cover edisi pertama ini sekarang tidak dicetak lagi.

Sedangkan cover yang sekarang kita jumpai lebih didominasi dengan foto Iwan Fals dan tulisan namanya yang besar serta dua buah lagu yang dinyanyikan Iwan Fals terpampang menjadi andalannya. Rasanya penonjolan figur Iwan Fals adalah sebagai strategi dagang untuk meningkatkan penjualan album ini. Mengingat Iwan Fals lebih beruntung dalam perjalanan karirnya dan memiliki nilai jual.

KPJ : Herry Lintauw, Anto Baret, Swartato, Eko Partiteur dan Iwan Fals

Catatan: Dalam album ini kita menjumpai suara perempuan bernyanyi pada beberapa lagu, termasuk juga duet dengan Iwan Fals pada lagu Kupaksa Untuk Melangkah. Namun dalam cover baik edisi awal atau cover penggantinya, tidak disebutkan namanya. Belakangan Iwan Fals di situs resminya (iwanfals.co.id) menjelaskan bahwa penyanyi perempuan itu bernama Riana. (sb)

Klik gambar untuk memperbesar.


Kiri : Cover perdana album KPJ (koleksi dari Fendi)
Kanan : Cover yang sekarang (koleksi pribadi)


terimakasih kepada fendi untuk koleksinya
serta dOel untuk foto-foto koleksi dan sebagian ulasan

Kupaksa Untuk Melangkah


Inilah lagu yang mengisahkan seorang pengamen jalanan. Lagu ini seperti menjadi lagu wajib KPJ (kelompok penyanyi jalanan) yang diajak ikut serta dalam pengerjaan album yang menggunakan nama Iwan Fals supaya menarik konsumen.

Dalam lagu ini kisah pengamen digambarkan seperti realita yang ada. Bekerja halal mencari uang dengan cara menjual suara. Dari tenda ke tenda warung sambil mengusung gitar adalah kegiatan sehari-hari mereka.






Kupaksa Untuk Melangkah
Iwan Fals ( Album KPJ 1985 )


Kulangkahkan kakiku yang rapuh
Tinggalkan sepi kota asalku

Saat pagi buta
Sandang gitar usang
Ku coba menantang
Keras kehidupan

Datangi rumah rumah tak jemu
Petik tali tali senar gitarku

Dari tenda ke tenda
Warung yang terbuka
Lantang nyanyikan lagu
Oh memang kerjaku

Tak pasti jalur jalan hidup
Ku tunggu putaran roda nasib
Ku coba paksakan untuk melangkah

Sementara
Kerikil kerikil tajam menghadang
langkahku

Penari Jalanan

Nama Jabo dalam catatan pencipta lagu ini adalah Sawung Jabo. Pada masa itu Jabo tidak setenar Iwan Fals, namun lagunya direkam kedalam album KPJ ini. Iwan Fals tidak ikut bernyanyi dalam rekaman lagu Penari Jalanan ini, namun dia pernah menyanyikan lagu ini dalam sebuah konsernya.

Penari Jalanan
Jabo ( Album KPJ 1985 )


Berbedak dan bergincu
Menutupi mukanya yang berkerut
Selendang biru dipundaknya
Melengkapi dandanannya
Seorang penari jalanan

Menawarkan senyumnya
Pada orang yang melingkarinya
Menari dan menyanyi
Diiringi gamelan tua
Sementara anaknya tertidur dibuai lagu ibunya

Penari jalanan yang terbuang dijalanan
Menari dan menyanyi setiap malam
Keringat menghapus bedakmu
Tinggallah wajah yang tua
Diremangnya sinar lampu

Ketika anaknya terbangun
Dilihat ibunya masih menari
Lalu dia tertidur kembali
Berjanji pada diri sendiri
Kelak untuk menggantikan ibunya

Penari jalanan yang terbuang dijalanan
Menari dan menyanyi setiap malam
Keringat menghapus bedakmu
Tinggallah wajah yang tua
Diremangnya sinar lampu

Warijem Dan Tukiman

Lagu dengan lirik nakal dan centil ini mengenai percintaan rakyat jelata bernama Warijem dan Tukiman. Mereka berpacaran di bawah jembatan pada malam hari. Dan nafsu menggoda mereka untuk berbuat lebih di sepinya malam itu. Akhirnya mereka berdua ditangkap hansip karena mengganggu ketertiban umun dengan berbuat tidak sepantasnya....




Warijem Dan Tukiman
Yoyik Lembayung / Anto Baret ( Album KPJ 1985 )


Ini kisah percintaan asli
Antara Tukiman dan Warijem
Status Warijem **** yang ****
Status Tukiman duda bulukan yang serampangan
Cinta mereka bersemi
Dibawah jembatan Semanggi

Disaksikan dengus mesin
Yang melintas diatas kepala
Senyum Warijem tak pernah hilang tebuang
Senyum Tukiman dibalik kumis melintang
Cinta mereka bersemi
Di dinding nurani Semanggi

Bulan bintang
Dingin malam
Desir angin
Lampu taman

Saksikan Warijem
Saksikan Tukiman
Warijem Tukiman
Disaksikan malam

Saksikan Warijem
Saksikan Tukiman
Warijem Tukiman
Disaksikan malam

Sayang cinta kasih mereka
Tak dapat dilanjutkan
Sebab sepasukan hansip keburu turun tangan
Tukiman Warijem diseret kemanan
Karena ketahuan main gelut-gelutan
Di rerumputan

Kaum Urbanis

Lagu mengenai para pejuang pencari nafkah di tempat orang. Kaum urbanis namanya, adalah orang-orang yang hijrah mengadu nasib di tanah lain. Lirik yang sederhana dan tidak begitu rumoit dipahami. KPJ menyanyikan dengan irama balada. Dikisahkan perjuangan mencari nafkah di negeri yang penuh peraturan itu tidak mampu merubah kondisi menjadi lebih baik.




Kaum Urbanis
Yoyik & Athoq Klobot ( Album KPJ 1985 )


Bersama mereka ku datang
Perempuan penjual kembang
Anak ganas dan pasanda

Menuju negeri yang penuh dengan peraturan
Sedang keadaan tak pernah menjadi mapan

Bukalah pintu dan jendela
Dengarkanlah nyanyian kami

Serenade

Lagu ini juga dinyanyikan oleh seorang perempuan anggota KPJ yang saya lupa namanya. Sebuah lagu pemberi semangat kehidupan bagi orang-orang yang tertindas. Iwan Fals juga pernah menyanyikan lagu ini dalam sebuah konsernya. Lagu ini juga pernah diaransemen dan dinyanyikan ulang oleh kelompok musik Reagge asal Indonesia bernama Steven And Coconut Treez.



Serenade
Anthoq Klobot & Yoyik Lembayung ( Album KPJ 1985 )

Aku ingin nyanyikan lagu
Buat orang orang yang tertindas
Hidup di alam bebas
Dengan jiwa yang terpapas
Dengan jiwa yang terpapas

Kenapa harus takut pada matahari ?
Kepalkan tangan dan halau setiap panasnya
Kenapa harus takut pada malam hari ?
Nyalakan api dalam hati usir segala kelamnya

Aku ingin nyanyikan lagu
Bagi kaum kaum yang terbuang
Kehilangan semangat juang
Terlena dalam mimpi panjang
Ditengah hidup yang bimbang

Kenapa harus takut pada matahari ?
Kepalkan tangan dan halau setiap panasnya
Kenapa harus takut pada malam hari ?
Nyalakan api dalam hati usir segala kelamnya

Di lorong lorong lorong jalan
Di kolong kolong kolong jembatan
Di kaki kaki kaki lima
Di bawah menara
Kau masih mendekap derita
Kau masih mendekap derita

Kenapa harus takut pada matahari ?
Kepalkan tangan dan halau setiap panasnya
Kenapa harus takut pada malam hari ?
Nyalakan api dalam hati usir segala kelamnya

Aku ingin nyanyikan lagu
Tanpa kemiskinan dan kemunafikan
Tanpa air mata dan kesengsaraan
Agar dapat melihat surga
Agar dapat melihat surga

Kenapa harus takut pada matahari ?
Kepalkan tangan dan halau setiap panasnya
Kenapa harus takut pada malam hari ?
Nyalakan api dalam hati usir segala kelamnya

Senandung Istri Bromocorah

Lagu ini dinyanyikan oleh seorang perempuan yang saya lupa namanya. Rianna kalau tidak salah. Dia tergabung dalam kelompok KPJ. Lagu ini berkisah mengenai Istri Bromocorah (preman jalanan) yang diburu aparat keamanan. Dia mencoba membesarkan hati anaknya atas kegelisahan yang menimpa keluarganya. Salah sendiri jadi preman, ya hidupnya tidak bakal tenang....




Senandung Istri Bromocorah
Anto Baret ( Album KPJ 1985 )

Nak berhentilah
Jangan sekolah bapakmu sudah tak kerja
Nak jangan menangis
Memang begini keadaannya

Pangkalan jatah ditoko toko dan diparkiran
Sudah bukan milik bapak lagi

Nak mari berdoa
Agar bapak selamat dari penembakan
Berita gencar
Disetiap lembaran koran
Tentang dibunuhnya para bromocorah

Maafkan bapakmu anakku
Yang tak bisa membesarkanmu
Jangan kau benci bapakmu
Entah bagaimana masa depanmu
Entah bagaimana hari depanmu

Oh anakku
Jangan kau ikuti jejak bapakmu

Nak mari berdoa
Agar bapak selamat dari penembakan
Berita gencar
Disetiap lembaran koran
Tentang dibunuhnya para bromocorah

Maafkan bapakmu anakku
Yang tak bisa membesarkanmu
Jangan kau benci bapakmu
Entah bagaimana masa depanmu
Entah bagaimana hari depanmu

Oh anakku
Jangan kau ikuti jejak bapakmu

Krisis Pemuda

Lagu yang disertakan dalam album KPJ ini mengritik sikap senior senior negara yang enggan mempercayai kualitas dan kuantitas pemuda untuk melaksanakan pembangunan negeri ini. Sedikitnya lowongan kerja membuat banyak pemuda menjadi pengangguran. Lagu ini mengritik perilaku nepostisme dalam mendapatkan kerja. Yang diutamakan adalah keluarga dan relasi dekat untuk memperoleh pekerjaan yang layak. Sedangkan yang tidak mempunyai akses dikedua hal tersebut akan susah mendapatkan pekerjaan meskipun mempunyai kualitas yang bagus....




Krisis Pemuda
( Album KPJ 1985 )

Bermacam macam tuduhan
Yang menimpa pemuda
Bermacam macam sindiran
Menyelimuti hidup pemuda

Tak ada yang mau mengerti
Akan segala kemampuannya
Dan tak ada yang mau peduli
Mengapa sampai jadi korban
Kelinci kelinci percobaan

Semua sibuk dengan kekayaan
Semua sibuk dengan alasan
Seakan melepas kasih sayangnya

Dimana kusumbangkan tenaga
Demi laju bangun negara
Tapi tak sempat ku berbicara
Lowongan kerja tak kudapatkan

Sistim koneksi
Sistim famili
Merajalela di setiap instansi

Sistim koneksi
Sistim famili
Merajalela di setiap instansi

Oh oh oh oh
Krisis pemuda
Melanda negeri tercinta (Indonesia)

Oh oh oh oh
Krisis pemuda
Melanda negeri tercinta (Indonesia)

Kembang Pete

Kembang pete adalah sebuah bunga yang mudah didapatkan disekitar kita. Bunga inilah yang diberikan Iwan Fals kepada kekasihnya sebagai ungkapan rasa cintanya. Iwan mungkin tidak mampu memberikan bunga Mawar yang mungkin harus dibeli dengan uang. Karena lagu ini mengisahkan percintaan sepasang muda mudi yang terbentur dengan masalah biaya kehidupan. Iwan Fals juga menyindir biaya dokter yang mahal sehingga kalau sakit dia menyarankan tidak perlu ke dokter. Lagu ini ditutup dengan harapan semoga cinta kita abadi meskipun penuh dengan keterbatasan.


Kembang Pete
Iwan Fals ( Album KPJ 1985 )


Kuberikan padamu
Setangkai kembang pete
Tanda cinta abadi
Namun kere

Buang jauh jauh
Impian mulukmu
Sebab kita tak boleh
Bikin uang palsu

Kalau diantara kita jatuh sakit
Lebih baik tak usah ke dokter
Sebab ongkos dokter disini
Terkait di awan tinggi

Cinta kita cinta jalanan
Yang tegar mabuk di persimpangan
Cinta kita cinta jalanan
Yang sombong menghadap keadaan

Semoga hidup kita bahagia
Semoga hidup kita sejahtera
Semoga hidup kita bahagia
Semoga hidup kita sejahtera

Kuberikan untukmu
Sebuah batu akik
Tanda sayang batin
Yang tercekik

Rawat baik baik
Walau kita terjepit
Dari kesempatan
Yang semakin sempit

Cinta kita cinta jalanan
Yang tegar mabuk di persimpangan
Cinta kita cinta jalanan
Yang sombong menghadap keadaan

Semoga hidup kita bahagia
Semoga hidup kita sejahtera
Semoga hidup kita bahagia
Semoga hidup kita sejahtera

Semoga hidup kita bahagia
Semoga hidup kita sejahtera
Semoga hidup kita bahagia
Semoga hidup kita sejahtera

2 Menit 10 Detik

Tidak ada hubungan judul lagu ini dengan tema yang diusung dalam liriknya. Liriknya juga susah dipahami, seperti sebuah keluhan pada sifat perempuan. Judul lagunya 2 menit 10 detik, itu adalah durasi dari lagu ini. Coba cek koleksi rekaman Anda, periksa durasi lagu ini pasti sepanjang 2 menit dan 10 detik. Rupanya Iwan Fals bingung memberi judul pada lagu ni dan rupanya lagu ini dibuat sekedar menjadi pelengkap jumlah lagu yang harus ditampilkan dalam album ini.


2 Menit 10 Detik
Iwan Fals ( Album KPJ 1985 )


Yang menangis di ketiakku
Engkaukah itu perempuanku?

Diamlah diamlah
Berhentilah berhentilah
Sebentar

Yang tertawa di nganga luka
Engkaukah itu betinaku?

Puaskah hatimu?
Teruslah tertawa
Hingar

Rabu, 06 Februari 2013

Sore Tugu Pancoran

Cerita duka seorang anak kecil penjual koran yang harus bekerja untuk mendapatkan uang guna biaya sekolahnya. Kondisi seperti ini sampai sekarang masih bisa kita temui di negeri yang kaya raya ini. Sungguh ironis kenyataannya, anak usia sekolah yang seharusnya penuh dengan keceriaan haru bekerja menjual koran demi kelangsungan hidup dan sekolahnya. 
Kemana para pengelola negeri ini yang tidak becus mengurusi derita rakyatnya sendiri terutama generasi penerus bangsa seperti si Budi dalam lagu Iwan Fals ini...? Mereka sibuk memperkaya diri dan keluarganya..... 




Sore Tugu Pancoran
Karya : Iwan Fals ( Album Sore Tugu Pancoran 1985 )


Si Budi kecil kuyup menggigil
Menahan dingin tanpa jas hujan
Di simpang jalan tugu pancoran
Tunggu pembeli jajakan koran

Menjelang maghrib hujan tak reda
Si Budi murung menghitung laba
Surat kabar sore dijual malam
Selepas isya melangkah pulang

Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
Anak sekecil itu sempat nikmati waktu
Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepang

Cepat langkah waktu pagi menunggu
Si Budi sibuk siapkan buku
Tugas dari sekolah selesai setengah
Sanggupkah si Budi diam di dua sisi

Intermezo

Lagu bertutu gaya Iwan Fals ini bercerita mengenai perbedaan yang terpapar dalam kenyataan hidup. Seorang menjadi resah menyaksikan itu semua. Lalu minuman keran menjadi pelampiasan untuk melupakan permasalahan yang membelit dunianya. Sungguh suatu hal yang tidak pantas dicontoh. 



Intermezo
Iwan Fals (album Sore Tugu Pancoran 1985)


Katanya malam sepi
Ternyata malam tak sepi
Malam katanya sama
Ternyata malam tak sama

Didesaku dikotamu
Memang ada malam
Dihatimu dihatiku
Malam memang ada

Namun malammu tak sama malamku
Namun hatimu tak sama hatiku
Pahamkah kau ceritaku tantang malam

Malam didesaku nyanyi jangkrik merdu
Malam dikotamu keluh kesah bertalu
Malam dihatiku tetap gelap tak terang
Malam dihatimu gelap jadi bumerang
Sukur...

Oh ya, disini jurang kita
Dalam...dalam teramat dalam
Seperti gelapnya malam

Di heningnya malam
Di redupnya sinar
Satu rembulan berjuta bintang

Ayun kaki membelah sepi
Iring angan hidup punya arti
Seorang lelaki coba sembunyi

Kala keseribu teguk
Hanguslah problema yang menghimpit dada
Berbisik seorang pemabuk
Kepada dunia yang remehkan dia
Kepada dunia yang remehkan dia

Hembus angin lewat
Belai tubuh penat
Seorang lelaki bergumul pekat

Bosan kadang singgah
Di jiwa yang lelah
Kadang ada jemu
Sekejap berlalu

Kala keseribu teguk
Hanguslah problema yang menghimpit dada
Berbisik seorang pemabuk
Kepada dunia yang remehkan dia
Kepada dunia yang remehkan dia

Ujung Aspal Pondok Gede


Kisah tentang penggusuran selalu menjadi topik yang tidak pernah usai dibahas. Iwan Fals membuat lagu tentang derita korban penggusuran. Lagu ini begitu sedih liriknya. Tentang hilangnya memory masa kecil di lingkungan tempat tinggalnya yang harus digusur demi pembangunan pabrik. 
Pembangunan yang tidak memperhatikan aspek sosial akan menjadi dendam berkepanjangan yang ujungnya akan menciptakan kesenjangan sosial yang sangat tinggi dan berdampak luas.





Ujung Aspal Pondok Gede
Karya : Iwan Fals ( Album Sore Tugu Pancoran 1985 )


Di kamar ini aku dilahirkan
Di balai bambu buah tangan bapakku
Di rumah ini aku dibesarkan
Dibelai mesra lentik jari ibu

Nama dusunku ujung aspal pondok gede
Rimbun dan anggun ramah senyum penghuni dusun

Kambing sembilan motor tiga bapak punya
Ladang yang luas habis sudah sebagai gantinya

Sampai saat tanah moyangku
Tersentuh sebuah rencana dari serakahnya kota
Terlihat murung wajah pribumi
Terdengar langkah hewan bernyanyi

Di depan masjid samping rumah wakil pak lurah
Tempat dulu kami bermain mengisi cerahnya hari
Namun sebentar lagi angkuh tembok pabrik berdiri
Satu persatu sahabat pergi dan tak akan pernah kembali

Tince Sukarti Binti Mahmud

Makelar penyanyi? apakah ada?.. Ada..!. Mereka membujuk orang-orang yang ingin menjadi populer sebagai artis. Dibujuk, dikuras hartanya dijanjikan ketenaran, lalu sebelum itu semua tercapai, mereka dicampakkan begitu saja, ditipu. Itulah yang coba Iwan Fals gambarkan terhadap figur Tince Sukarti ini. 
Seorang perempuan desa yang cantik yang terobsesi menjadi ngetop. Rela membantah nasehat orang tuanya hanya demi mengejar popularitas sebagai penyanyi di kota. Karena tidak direstui orang tuanya maka dia mendapatkan banyak cobaan dan akhirnya ditinggal kabur oleh makelar penyanyi. Musnah sudah semua impiannya...




Tince Sukarti Binti Mahmud
Iwan Fals ( Album Sore Tugu Pancoran 1985 )


Tince Sukarti binti Mahmud
Kembang desa yang berwajah lembut
Kuning langsat warna kulitnya
Maklum ayah Arab ibunda Cina

Tince Sukarti binti Mahmud
Ikal mayang engkau punya rambut
Para jejaka tak akan lupa
Kerling nakal Karti memang menggoda

Jangankan lelaki muda terpesona
Yang tua jompo pun gila
Sejuta cinta antri di meja beranda
Sukarti hanya tertawa

Bibirmu hidungmu
Indah menyatu
Tawamu suaramu
Terdengar merdu

Tince Sukarti hobi memang dia bernyanyi
Kasidah, rock and roll, dangdut, keroncong ia kuasai
Tince Sukarti ingin jadi seorang penyanyi
Primadona beken neng Karti selalu bermimpi

Ibu bapaknya enggan memberi restu
Walau sang anak merayu
Tince Sukarti dasar kepala batu
Kemas barang dan berlalu

Tince Sukarti berlari mengejar mimpi
Janji makelar penyanyi orbitkan Sukarti
Janji Sukarti di hati persetan harga diri

Kembang desa layu
Tak lagi wangi seperti dulu
Kembang desa layu
Tak lagi wangi seperti dulu

Tince Sukarti berlari mengejar mimpi
Tince Sukarti berlari dikejar mimpi

You might also like:

Damai Kami Sepanjang Hari

Lagu ini pernah menjadi soundtrack film layar lebar yang dibintangi Iwan Fals dengan judul yang sama (Damai Kami Sepanjang Hari) pada tahun 1986. 
Lagu ini ada dua versi. Yang pertama versi 'kopi', dan yang kedua adalah versi 'kopi susu' (istilah ini kami bikin sendiri). Dua versi rekaman ini juga beredar, namun yang versi 'kopi' ada di album kompilasi, sedangkan versi 'kopi susu' ada di album Sore Tugu Pancoran. Yang versi KOPI digunakan untuk soundtrack film 'Damai Kami Sepanjang Hari'. 
Dalam film itu diceritakan Iwan Fals belum menikah jadi lagu ini menyesuaikan dengan cerita film. Sedangkan yang versi KOPI SUSU kemungkinan besar adalah versi orisinalnya karena paling sering dipakai Iwan Fals dalam penampilan konsernya. Tidak ada perbedaan dalam lagunya, hanya sebagian kecil lirik yang berubah.


Damai Kami Sepanjang Hari
Iwan Fals ( Album Sore Tugu Pancoran 1985 )

Hangat mentari pagi ini
Antar ku pulang dari bermimpi
Ramah tersenyum matahari
Inginkan aku tuk bernyanyi

Indah pagi ini
Nada sumbang enyahlah kau
Biarkan kami

Perlahan kau bangunkan aku
Antarkan segelas kopi ( kopi susu )
Dengar canda adik adikmu (gurau riang istri dan anakku)
Inginkan aku segera bersatu

Indah pagi ini
Nada sumbang enyahlah kau
Biarkan kami

Semoga akan tetap abadi
Pagi ini
Pagi esok
Esok hari
Hari nanti

Semoga tak kan pernah berhenti
Canda hari ( pagi )
Canda pagi ( hari )
Damai kami Sepanjang hari

Berapa

Lagu ini cukup monoton karena lirik yang sedikit dan dinyanyikan berulang-ulang berputar-putar dari awal ke akhir oleh Iwan Fals. Yang sedikit bikin lagu ini lumayan adalah musiknya yang asik dan bertempo cepat. Lagu tentang keperkasaan seorang lelaki yang mampu menepati janjinya.



Berapa
Iwan Fals ( Album Sore Tugu Pancoran 1985 )


Berapa jauh seorang lelaki
Tempuh jarak lalu jalan mendaki
Berapa cepat seorang lelaki
Tanpa keluh sigap dia berlari

Berapa dalam seorang lelaki
Selami lautan demi tepati janji
Berapa keras seorang lelaki
Pecahkan cadas di atas kaki sendiri

Aku Antarkan

Mungkin ini lagu cinta Iwan Fals yang agak vulgar sebagian liriknya. Lagu Aku Antarkan dari album Sore Tugu Pancoran tahun 1985 ini berkisah tentang lelaki yang mengantarkan pulang pasangannya setelah seminggu lamanya bersama. Tak terasa seminggu sudah waktu berlalu dan entah mereka ngapain saja... mungkin jungkir balik atau panjat tebing.. hehehe. Yang jelas pada liriknya dalam seminggu lelaki itu telah habis melumat bibir pasangannya. Dan hebatnya, pasangannya tak bosan meminta ciuman itu, wow. 

Naah, jangan ngeres dulu dan langsung memvonis ini lagu tentang pasangan kumpul kebo. Iwan Fals pada saat lagu ini dirilis kayaknya telah menikah resmi, Iwan Fals nikah umur 19 tahun. Jadi mungkin lagu ini berkisah tentang pasangan sah suami istri yang sudah tentu halal saling melumat bibir. Pertanyaannya apa nggak sariawan ya seminggu penuh bibir diulek-ulek gitu yang pastinya bibir jadi memble.

Lagu ini versi awalnya ada dalam album Sore Tugu Pancoran tahun 1985. Kemudian direkam ulang dengan musik yang berbeda dan karakter rock yangbegitu kuat dalam album Antara Aku Kau dan Bekas Pacarmu tahun 1988.


Aku Antarkan
Iwan Fals (album Sore Tugu Pancoran 1985/Album Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu 1988)


Aku antar kau
Sore pukul lima
Laju roda dua
Seperti malas tak beringas

Langit mulai gelap
Sebentar lagi malam
Namun kau harus kembali
Tinggalkan kota ini

Saat lampu lampu mulai dinyalakan
Semakin erat lingkar lenganmu di pinggangku
Jarak bertambah dekat dua kelok lagi
Stasiun bis antar kota pasti terlihat

Tak terasa seminggu
Sudah engkau di pelukku
Tak terasa seminggu
Alangkah cepatnya waktu
Tak terasa seminggu
Rakus kulumat bibirmu
Tak terasa seminggu
Tak bosan kau minta itu

Tiba di tujuan
Mesin ku matikan
Jariku kau genggam
Seakan enggan kau lepaskan

Saat lampu lampu mulai dinyalakan
Semakin erat lingkar lenganmu di pinggangku
Jarak bertambah dekat dua kelok lagi
Stasiun bis antar kota pasti terlihat

Tak terasa seminggu
Sudah engkau di pelukku
Tak terasa seminggu
Alangkah cepatnya waktu
Tak terasa seminggu
Rakus kulumat bibirmu
Tak terasa seminggu
Tak bosan kau minta itu

Cik

Dulunya saya kira 'cik' adalah panggilan Iwan Fals kepada istrinya. Ternyata 'cik' dalam lagu ini adalah singkatan dari Calon Istriku. Lagu ini rupanya berkisah tentang Iwan Fals saat belum menikah, menaruh sejuta harapan bagi keduanya kelah setelah berumah tangga. Tapi membaca liriknya kok saya kurang asik. Masih calon istri kok sudah ciuman bibir, kan belum sah menjadi muhrim.. Semoga ini hanya didalam lagu saja, tapi saya tidak tahu apakah memang begitu.



Cik
Iwan Fals ( Album Sore Tugu Pancoran 1985 )


Cepat kemari calon istriku
Ajarkan aku setiap pagi
Kucium mesra bibirmu

Larilah dekap tubuhku erat
Otakku buntu aku tak tahu
Hadapi soal serupa itu
Nona cantik calon istriku tolonglah aku

Pikat hatiku dengan tingkahmu
Sebelum kita siap arungi
Lautan luas penuh tantangan
Tampak perahu kecil kita menunggu di dermaga

Riak gelombang suatu rintangan
Ingat itu pasti kan datang
Karang tajam sepintas seram
Usah gentar bersatu terjang

Ulurkan tanganmu
Pasti kugenggam jarimu
Kecup mesra hatiku
Rintangan kuyakin pasti berlalu

Ulurkan tanganmu
Pasti kugenggam jarimu
Kecup mesra hatiku
Rintangan kuyakin pasti berlalu

Riak gelombang suatu rintangan
Ingat itu pasti kan datang
Karang tajam sepintas seram
Usah gentar bersatu terjang

Cepat kemari calon istriku
Ajarkan aku setiap pagi
Kucium mesra jidatmu

Larilah dekap tubuhku erat
Otakku buntu aku tak tahu
Hadapi soal serupa itu
Nona cantik calon istriku tolonglah aku

Pikat hatiku dengan tingkahmu
Sebelum kita siap arungi
Lautan luas penuh tantangan
Tampak perahu kecil kita menunggu di dermaga

Yang Tersendiri

Tommy dan Marie menciptakan sebuah lagu cinta untuk Iwan Fals yang liriknya begitu penuh ketegasan tentang cinta. Lagu ini versi awalnya ada dalam album Sore Tugu Pancoran 1985. Kemudian diaransemen ulang dengan musik dan karakter vocal Iwan Fals yang baru didalam album Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu tahun 1988. Perbedaan menonjol kedua versi ini seperti biasa ada pada karakter vocal Iwan yang berubah dari cempreng ke berat bergaya rock.

Yang Tersendiri
Iwan Fals / Tommy Marie ( Album Sore Tugu Pancoran 1985 / Album Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu 1988 )


Terhempas ku terjaga
Dari lingkar mimpi
Pada titik sepi

Suaramu terngiang
Menembus khayalku
Yang juga tentangmu

Dan ku akui tanpa kemunafikan
Ku cinta kau
Bahwasannya keakuanku bersumpah
Ku cinta kau

Bayangmu menghantui
Setiap gerakku
Dan kemauanku

Dahagaku akanmu
Matikan emosi
Juga ambisiku

Dan ku akui tanpa kemunafikan
Ku cinta kau
Bahwasannya keakuanku bersumpah
Ku cinta kau

Angan Dan Ingin

Oddie Agam bikin lagu buat Iwan Fals, dan inilah hasilnya. Sebuah lagu yang bercerita tentang keinginan manusia terhadap lawan jenisnya. Penulis lirik begitu terpesona melihat keanggunan seorang wanita, begitu juga orang disekitarnya baik tua maupun muda. Namun mereka hanya sebatas bisa melihat tanpa bisa memilikinya, mungkin itu maksud dari lagu ini.



Angan Dan Ingin
Iwan Fals / Oddie Agam ( Album Sore Tugu Pancoran 1985 )


Sambil tersenyum dan tanpa beban
Sepanjang jalan menarik perhatian
Rambutnya panjang
Rampingnya pinggang
Celana blue jeans mengukir tubuhnya sempurna

Tua muda berangan melihatnya
Seperti aku ingin bersamanya
Tapi sayangnya
Angan dan ingin
Seperti angin

Tiada habisnya
Tiada hentinya
Melayang

Tiada habisnya
Tiada hentinya
Menggoyang

Tiada habisnya
Tiada hentinya
Menantang

Tiada habisnya
Tiada hentinya
Sehingga hujan turun mengecewakan

Selasa, 05 Februari 2013

Luka

Lagu Luka Dalam Piringan Hitam Iwan Fals

Banyak dari penggemar Iwan Fals yang pernah dengar atau minimal mengetahui lagu “Luka” yang sebagian menyebutnya dengan judul “Luka Lama”. Sebuah lagu balada dengan gaya vokal khas Iwan Fals di tahun 80-an. Dinyanyikan dengan iringan musik yang telah tertata rapi dan direkam dengan baik. Namun lagu ini tidak pernah dijumpai dalam album Iwan Fals yang manapun.



Sebenarnya lagu Luka ini masuk dalam daftar Piringan Hitam [PH] album dengan titel “Kumenanti Seorang Kekasih” pada side 2. Namun album versi PH ini tidak diperjual belikan atau dikomersilkan seperti kaset, dan hanya dicetak untuk keperluan promosi di radio. Album ini kemudian edar dipasaran dalam versi kaset yang juga dikenal dengan nama album “Barang Antik” terbitan tahun 1984. Dalam versi PH jumlah lagu memang lebih sedikit dari versi kaset yang berjumlah 10 lagu.


Track list Album “Kumenanti Seorang Kekasih” versi PH


Side 1
1. Kumenanti Seorang Kekasih [Yoes Yono]
2. Barang Antik [Diat]
3. Sunatan Massal [Chilung]
4. Jalan Panjang Yang Berliku [Tommy & Marie]


Side 2
1. Asmara & Pancaroba [Jaya Susanto]
2. Jangan Bicara [Iwan Fals]
3. Neraka Yang Asyik [Willy.S/Tommy]
4. Luka [Iwan Fals]


Entah kenapa dalam album yang juga kita kenal dengan titel Barang Antik, lagu “Luka” tidak dimasukan juga? Padahal dari liriknya juga tidak terlalu keras dan lagunya sendiri cukup enak didengarkan.


Memang ada beberapa judul album di PH dan kaset yang berbeda, dan jumlah lagu pun tidak sama dengan di kaset. Biasanya versi PH jumlah lagu sedikit karena kapasitas PH yang terbatas.

dOel for iwanfalsmania.com


Luka
Iwan Fals (1984)


Luka lama kambuh kembali
Semakin jelas semakin parah
Menjalar di setiap hari.


Janji janji hilangkah kini
Hanya usap hanya sentuh telinga
Lalu pergi

Bahkan malam yang biasa singgah
Enggan menyapa pada sang bulan
Mimpi mimpi tak cantik lagi
Sejengkal melangkah bertambah nyeri
Luka


Kau paksa kami untuk menahan luka ini
Sedangkan kau sendiri telah lupa
Akan gaduhnya jerit
Akan busuknya derita
Akan hitamnya tangis
Akan kentalnya nanah

Dikaki kami yang labil melangkah

Barang Antik

Oplet adalah moda transportasi umum yang pernah ada di Indonesia. Sebuah mobil yang bagian belakangnya telah dimodifikasi sehingga bisa memuat orang dengan jumlah banyak. Kalau sekarang kita menyebutnya mikrolet, atau angkot. Lagu karya Diat ini dinyanyikan Iwan Fals dengan iringan musik Country. Berkisah tentang oplet yang tinggal sisa-sisanya di ibukota mencoba mencari rezeki ditengah gempuran sarana transportasi modern.
Kalau pernah menonton sinetron Si Doel Anak Sekolahan di tv beberapa waktu yang lalu, begitulah gambaran oplet tua di masa kini yang masih beroperasi dipinggiran kota.




Barang Antik
Iwan Fals / Diat ( Album Barang Antik 1984 )


Berjalan tersendat
Diantara sedan sedan licin mengkilat
Dengan warna pucat
Dan badan penuh cacat sedikit berkarat

Hei oplet tua dengan bapak sopir tua
Cari penumpang dipinggiran ibukota
Sainganmu mikrolet, bajai dan bis kota
Kini kau tersingkirkan oleh mereka

Bagai kutu jalanan
Di tengah tengah kota metropolitan
Cari muatan
Untuk nguber setoran sisanya buat makan

Hei oplet tua dengan bapak sopir tua
Cari penumpang dipinggiran ibukota
Sainganmu mikrolet, bajai dan bis kota
Kini kau tersingkirkan oleh mereka

Berjalan zig zag ngebut
Nggak peduli walau mobil sudah butut
Suara bising ribut
Yang keluar dari knalpotmu bagai kentut

Hei oplet tua dengan bapak sopir tua
Cari penumpang dipinggiran ibukota
Sainganmu mikrolet, bajai dan bis kota
Kini kau tersingkirkan oleh mereka

Oh bapak tua
Pemilik oplet tua
Tunggu nanti di tahun dua ribu satu
Mungkin mobilmu
Jadi barang antik
Yang harganya selangit

Oh bapak tua
Pemilik oplet tua
Tunggu nanti di tahun dua ribu satu
Mungkin opletmu
Jadi barang nyentrik
Yang harganya selangit

Salah Siapa

Lagu karya Richard Kyoto ini mengusung irama musik yang jarang-jarang dinyanyikan Iwan Fals. Nuansa balada kental disini, ditambah lirik lagunya yang memprotes kenyataan yang ada dengan penuh kiasan. Iwan Fals hampir tidak pernah menyanyikan lagu ini dalam konser-konsernya, namun lagu ini pantas menjadi koleksi yang bagus, sebab dikerjakan secara rapi dan mantab....





Salah Siapa
Iwan Fals / Richard Kyoto ( Album Barang Antik 1984 )


Kala surya kan tiba
Tuk menyinari semua
Isi alam semesta

Embun pagi gelisah
Enggan untuk berpisah
Ingin lenyapkan hati yang resah

Jauh jauh kau datang
Hanya untuk memandang
Betapa indah alam

Sekejap kau terdiam
Saat senja kan jelang
Tangis perpisahan tak tertahan

Oh
Adakah semua ini Engkau ciptakan
Berapa dosa yang telah ia lakukan
Tiada damai di hati ia rasakan

Siapa kan menjawabnya?
Jika ia ingin bertanya

Salahku dimana?
Tunjukkan dimana?
Yang ini salah siapa?

Neraka Yang Asyik

Neraka kok asyik..? Mungkin itulah pertanyaan yang terngiang mengenai judul lagu ini. Rupanya judul yang provokatif itu sekedar kiasan untuk menunjukkan kisah lagu ini, yaitu berkisah mengenai kecantikan wanita yang diumbar sembarangan di tempat umum laksana neraka yang mengasikkan. Pesona seorang perempuan dapat meruntuhkan dunia hanya dengan senyummnya, begitu kata pencipta lagu Willy & Tommy dan kemudian disuarakan oleh Iwan Fals kedalamlagu berirama ceria ini.




Neraka Yang Asyik
Iwan Fals / Willy & Tommy ( Album Barang Antik 1984 )


Oh oh oh kenikmatanmu
Oh oh oh memanggil hasratku
Bangkitkan khayal biru
Memacu rindu dan nafsu

Oh oh oh kau wanita cantik
Oh oh oh neraka yang asyik
Diantara gerakmu
Janjikan surga dan madu

Setiap jengkal tubuhnya
Adalah kemesraan
Namun mampu runtuhkan dunia
Hanya dengan senyumnya

Oh oh oh setan yang menarik
Oh oh oh rumit juga unik
Semua punya cerita
Yang sama tapi berbeda

Oh oh oh keindahannya
Oh oh oh kelembutannya
Hadirkan cinta dendam
Damai dan sengketa

Setiap jengkal tubuhnya
Adalah kemesraan
Namun mampu runtuhkan dunia
Hanya dengan senyumnya

Jalan Yang Panjang Berliku

Irama Jazz membungkus lagu karya Tommy & Marie ini. Iwan Fals menyanyikan dengan karakter vocalnya yang masih cempreng. Dan setelah sekian kali didengarkan, ternyata Iwan pantas juga menyanyikan lagu dengan irama seperti ini. Lirik lagunya penuh dengan kata-kata kiasan yang tidak terlalu susah dicerna. Seperti melengkapi nada-nada dalam lagu ini yang juga terasa begitu menyayat....




Jalan Yang Panjang Berliku
Tommy & Marie ( Album Barang Antik 1984 )


Jalan panjang yang berliku
Jalan lusuh dan berbatu
Namun kuharus mampu menempuh
Bersama beban dibatinku

Kudatang berlumur debu
Kupergi bersama bayu
Diantara gelisah dan ragu
Kucoba untuk tetap kukuh
Tiadakah tempat kuberteduh
Dikala luka membiru

Segenggam harapan dalam jiwa
Hilang punah tiada kesan

Dikegelapan

Kumenanti Seorang Kekasih

Berikut ini adalah lirik lagu bertema cinta yang sederhana, polos dan apa adanya. Lagu karya Yoes Yono ini pertama dinyanyikan dan direkam oleh Iwan Fals dengan suara 'bindeng' seperti sedang sakit flu. Mungkin pada saat rekaman dia memang sedang flu. 
Versi awal lagu ini muncul pada tahun 1984. Kemudian pada tahun 2005, lagu ini direkam ulang dengan aransemen musik serta karakter vocal Iwan Fals yang berbeda. Lagu versi barunya digabung dalam album Best Of The Best Iwan Fals bersama lagu-lagu rekaman lamanya. Album tersebut menjadi awal kemunculan kembali Iwan Fals di blantika musik Indonesia setelah sekian tahun dia vakum setelah kematian anak pertamanya (Galang).



Kumenanti Seorang Kekasih
Iwan Fals / Yoesyono ( Album Barang Antik 1984 / Best Of The Best 2005 )


Bila mentari bersinar lagi
Hatiku pun ceria kembali (asyik)
Kutatap mega tiada yang hitam
Betapa indah hari ini

Kumenanti seorang kekasih
Yang tercantik yang datang dihari ini
Adakah dia akan selalu setia
Bersanding hidup penuh pesona harapanku

Jangan kau tak menepati janji
Datanglah dengan kasihmu
Andai kau tak datang kali ini
Punah harapanku

Sunatan Massal

Suasana sunatan massal yang sering kita jumpai diperkampungan berhasil digambarkan dalam lagu karya Chilung Ramali ini. Detail-detailnya terpapar jelas disini, liriknya lucu, musiknya rancak. Suara Iwan Fals juga mantab dengan cemprengnya hehehe.

Sunatan massal menjadi hiburan tersendiri bagi warga sekitar karena biasanya hadir berbagai hiburan untuk menyemarakannya. Apakah Anda sudah sunat? kalau belum silahkan pergi ke dokter, bagus untuk kesehatan. Kalau sudah, jangan diulangi lagi ya... bisa habis.... hahahaha...





Sunatan Massal
Iwan Fals / Chilung Ramali ( Album Barang Antik 1984 )


Bukan lantaran kerjaan brutal
Ujungnya daging harus dipenggal
Di bumi insan makin berjejal
Hingga terjadi sunatan massal

Tersenyum ramah si bapak mantri
Kerja borongan dapat rejeki
Berbondong bondong bocah sekompi
Mesti dipotong ya disunatin

Si bapak mantri bukannya bengis
Meskipun tampak sedikit sadis
Kerinyut hidung bocah meringis
Sedikit tangis anunya diiris

Buyung menginjak masa remaja
Seiring doa ayah dan bunda
Sebagai bekal masa depannya
Agar menjadi anak yang berguna

Hei sunatan massal
Aha aha
Sunatan massal
Aha aha
Ditonton orang berjubal jubal
Banyak tercecer sepatu dan sandal

Hei hari bahagia
Aha aha
Bersuka ria
Aha aha
Ada yang berjoget tari India
Stambul cha-cha dan tari rabana

Hei sunatan massal
Aha aha
Ditonton orang
Sunatan massal berjubal jubal
Banyak tercecer sepatu dan sandal

Nyanyianmu

Ini adalah salah satu lagu cinta yang dinyanyikan Iwan Fals. Lagu yang bagus dengan cara bernyanyi yang mantab. Lagu ini diciptakan oleh Yosi. Nama Yosi memang cukup misterius dan hampir tidak ada yang mengenalnya. Namun sebenarnya nama Yosi adalah Yos, alias Rossana istri Iwan Fals. Istri Iwan Fals memang akrab dipanggil dengan Yos. Pada lagu ini dia menggunakan nama 'samaran' Yosi.


Nyanyianmu
Iwan Fals / Yosi ( Album Barang Antik 1984 )


Kau petik gitar nyanyikan lagu
Perlahan usap hatiku
Terucap janji ku untukmu
Tenggelam ku di tembangmu

Tulikanlah kedua telingaku
Butakanlah kedua bola mataku
Agar tak kulihat dan kudengar
Kedengkian yang mungkin benam

Memang aku jatuh
Dalam cengkeramanmu
Sunggu aku minta

Teruskanlah kau bernyanyi
Kan ku dengar itu pasti
Teruskanlah kau bernyanyi
Dan jangan lagumu terhenti

Asmara Dan Pancaroba

Lagu yang ini ciptaan Jaya Susanto. Bercerita tentang perubahan cuaca dan asmara. Irama dalam lagu ini cukup bisa membuat kita bergoyang. Asik didengarkan saat suasanan hati sedang gembira, apalagi ditemani minuman segar dan kue buatan istri tercinta...  hehehe..




Asmara dan Pancaroba
Iwan Fals / Jaya Susanto ( Album Barang Antik 1984 )


Awan hitam semakin legam
Hujan panas silih berganti
Gelombang panas menyengat bumi
Insan merintih tak berhenti

Rintih tangis di malam hari
Jerit pilu menyayat kalbu
Wajah sendu menanti pagi
Hujan badai berhenti

Kicau burung ramai bernyanyi
Tanda musim berganti
Kasihku kan datang berlari
Menjemput hatiku yang sepi

Kini ku bersama kembali
Seperti dahulu berseri
Asmaraku yang telah pergi
Kini bersemi lagi

Tante Lisa

Ini lagu karya Dama yang dinyanyikan Iwan Fals. Lagu nakal yang menyentil kehidupan sosial di kota besar. Seorang perempuan yang berselingkuh dan mata keranjang. Lagu berirama country ini asik didengar meski liriknya membuat kita mengerenyitkan dahi...



Tante Lisa
Iwan Fals / Dama ( Album Barang Antik 1984 )


Dirumah megah ada seorang nyonya
Ramping bodinya
Lagaknya centil dan tak mau kalah
Dengan gadis remaja

Melirik matanya
Bila melihat pemuda
Yang gagak perkasa
Apalagi dia orang kaya

Hei tante Lisa
Wajahmu kini semakin mempesona
Hei tante Lisa
Setahun sudah kau jadi janda

Perceraian terjadi
Gara gara sang suami
Tak tahan melihat
Tante Lisa bercumbu dengan tetangga

Hei tante Lisa
Wajahmu kini semakin mempesona
Hei tante Lisa
Setahun sudah kau jadi janda

Hei tante Lisa
Banyak tuan tuan berkencan bersamamu
Hei tante Lisa
Lihat usiamu yang semakin tua

Jangan Bicara

Bagi Iwan Fals mending diam saja alias jangan bicara tentang hal yang tidak dipahami atau tidak asik dibicarakan, ketimbang malah menjadi beban baru dipundak. Lagu ini membahas itu semua dimana banyak orang seakan menjadi ahli pidato, ahli ceramah soal moral dan sebagainya tetapi mereka lupa masih banyak kesenjangan yang terjadi disana-sini tanpa pernah bisa memberikan jalan keluar mengatasi persoalan itu.

 
Jangan Bicara
Karya : Iwan Fals ( Album Barang Antik 1984 )

Jangan bicara soal idealisme
Mari bicara berapa banyak uang dikantong kita
Atau berapa dahsyatnya
Ancaman yang membuat kita terpaksa onani

Jangan bicara soal nasionalisme
Mari bicara tentang kita yang lupa warna bendera sendiri
Atau tentang kita yang buta
Bisul tumbuh subur diujung hidung yang memang tak mancung

Jangan perdebatkan soal keadilan
Sebab keadilan bukan untuk diperdebatkan
Jangan cerita soal kemakmuran
Sebab kemakmuran hanya untuk anjing si tuan Polan

Lihat disana
Si Urip meratap
Di teras marmer direktur murtad

Lihat disana
Si Icih sedih
Diranjang empuk waktu majikannya menindih

Lihat disana
Parade penganggur
Yang tampak murung ditepi kubur

Lihat disana
Antrian pencuri
Yang timbul sebab nasinya dicuri

Jangan bicara soal runtuhnya moral
Mari bicara tentang harga diri yang tak ada arti
Atau tentang tanggung jawab
Yang kini dianggap sepi

Sugali

Ini mengingatkan kita pada peristiwa yang menjadi buah bibir di tahun 80-an. Pada masa itu pemerintah melakukan tindakan tegas kepada preman-preman alias orang-orang yang berbuat kriminal di jalanan. Tindakan tegas itu berupa pemburuan dan kerap kali preman-preman itu ditembak mati tanpa sebab yang jelas. Alhasil angka kriminalitas pada masa itu menurun karena banyak pelaku kriminal yang takut melakukan aksinya. 

Sugali adalah nama rekaan yang dipilih Iwan Fals untuk menggambarkan sosok preman yang diburu polisi. Sugali berasal dari kata Gali, yaitu singkatan dari Gerombolan Anak Liar. Pada masa itu istilah ini begitu populer digunakan sebagai sebutan para preman. Sedangkan awalan 'su' ditambahkan Iwan Fals sebagai pelengkap agar menjadi satu kesatuan sebuah nama.




Sugali
Iwan Fals ( Album Sugali 1984 )


Sua sua sua suara berita
Tertulis dalam koran
Tentang seorang lelaki yang sering keluar masuk bui
Jadi buronan polisi

Dar der dor suara senapan
Sugali anggap petasan
Tiada rasa ketakutan punya ilmu kebal senapan
Semakin lupa daratan

Lihat sugali menari
Di lokasi WTS kelas teri
Asik lembur sampai pagi
Usai garong hambur uang peduli setan

Di di du Di du da di du
Di di du di du du
Di di du Di du da di du
Di du da di du di da di du di da du

Ramai gunjing tentang dirimu
Yang tak juga hinggap rasa jemu
Suram hari depanmu

Rasa was was mata beringas
Menunggu datang peluru yang panas
Di waktu hari naas

Oh bisik jangkrik ditengah malam
Tenggelam dalam suara letusan
Kata berita di mana mana
Tentang Sugali tak tenang lagi dan lari sembunyi

Tar ter tor suara senapan
Sugali anggap petasan
Tiada rasa ketakutan punya ilmu kebal senapan
Sugali makin keranjingan

Lihat sugali menari
Di lokasi WTS kelas teri
Asik joget sampai lecet
Genit gelitik cewek binal paling busyet

Di di du Di du da di du
Di di du di du du
Di di du Di du da di du
Di du da di du di da di du di da du

Siang Seberang Istana

Inilah lagu yang sering 'menampar' wajah penguasa negeri ini. Iwan Fals dalam sebuah kesempatan mengatakan bahwa lagu ini ditulis dia berdasarkan kenyataan. Saat itu dia sedang berada di seberang istana negara. Dia melihat rombongan mobil pejabat memasuki istana. Namun kontras dengan kondisi di depannya yaitu ada seorang anak penyemir sepatu yang tertidur. Dan seisi istana tidak memperdulikan kesengsaraan rakyatnya yang tampak didepan mata mereka.
Inilah potret 'kebiadaban' penguasa negeri ini. Kesejahteraan rakyatnya yang sudah dalam taraf menyedihkan seringkali tidak direspon dengan baik, bahkan diabaikan meskipun itu terlihat jelas didepan mata. Sementara para pengelola bangsa ini sibuk menyenangkan dirinya sendiri dengan berlaku mewah seakan-akan dunia hanya miliknya sendiri melupakan tanggung jawab kepada rakyat yang dibebankan kepada dia....





Siang Seberang Istana
Karya : Iwan Fals ( Album Sugali 1984 )


Seorang anak kecil bertubuh dekil
Tertidur berbantal sebelah lengan
Berselimut debu jalanan

Rindang pohon jalan menunggu rela
Kawan setia sehabis bekerja
Siang di seberang sebuah istana
Siang di seberang istana sang raja

Kotak semir mungil dan sama dekil
Benteng rapuh dari lapar memanggil
Gardu dan mata para penjaga
Saksi nyata yang sudah terbiasa

Tamu negara tampak terpesona
Mengelus dada gelengkan kepala
Saksikan perbedaan yang ada

Sombong melangkah istana yang megah
Seakan meludah diatas tubuh yang resah
Ribuan jerit didepan hidungmu (matamu)
Namun yang ku tahu tak terasa mengganggu

Gema azan ashar sentuh telinga
Buyarkan mimpi sikecil siang tadi
Dia berdiri malas melangkahkan kaki
Diraihnya mimpi digenggam tak dilepaskan lagi

Rindu Tebal


Mungkin ini kisah nyata yang dialami Iwan Fals, saya tidak tahu. Yang jelas lagu berirama country ini asik didengarkan sambil bergoyang. Berkisah tentang seorang anak yang diusir oleh orang tuanya karena kedapatan mencuri kambing milik tetangga. Bapaknya malu sebab kelakuan anaknya itu mencoreng nama baik keluarga, akhirnya si anak diusir dari rumah.
Sang anak menyesal dan dalam sebuah perjalanan dengan kereta api dia merasa rindu dengan kampung halamannya sembari berharap keluarganya mau memberi maaf....





Rindu Tebal
Karya : Iwan Fals ( Album Sugali 1984 )


Sewindu sudah lamanya waktu
Tinggalkan tanah kelahiranku
Rinduku tebal kasih yang kekal
Detik ke detik bertambah tebal

Pagi yang kutelusuri
Riuh tak bernyanyi
Malam yang aku jalani
Sepi tak berarti

Saat kereta mulai berjalan
Rinduku tebal tak tertahankan

Terlintas jelas dalam benakku
Makian bapak usir ku pergi
Hanya menangis yang emak bisa
Dengan terpaksa kutinggalkan desa

Seekor kambing kucuri
Milik tetangga tuk makan sekeluarga
Bapak tak mau mengerti
Hilang satu anak tuk harga diri

Aku pergi meninggalkan coreng hitam dimuka bapak
Yang membuat malu keluargaku
Kuingin kembali mungkinkah mereka mau terima
Rinduku

Maafkan semua kesalahanku
Kursi kereta yang pasti tahu

Nak

Inilah lirik lagu yang paling sering dinyanyikan oleh penggemar Iwan Fals yang memiliki anak lelaki. Sebuah lagu penuh harapan orang tua kepada anaknya. Lagu ini cukup sederhana liriknya namun begitu dalam maknanya. Begitu juga musiknya tidak terlalu rumit tetapi cukup menyayat pendengar.

Orang tua mana yang tidak berharap besar kepada anaknya. Setiap orang tua tentu menginginkan yang terbaik buat sang anak. Orang tua mendidik anak agar bisa mandiri dan tidak manja. Orang tua mengingatkan anaknya bahwa perjalanan hidupnya masihlah panjang dan penuh rintangan. Itulah pesan yang termuat dalam lagu keren ini....



Nak
Iwan Fals ( Album Sugali 1984 )

Jauh jalan yang harus kau tempuh
Mungkin samar bahkan mungkin gelap
Tajam kerikil setiap saat menunggu
Engkau lewat dengan kaki tak bersepatu

Duduk sini nak dekat pada bapak
Jangan kau ganggu ibumu
Turunlah lekas dari pangkuannya
Engkau lelaki kelak sendiri

Berkacalah Jakarta

Sebuah harapan dan nasehat untuk kota Jakarta tempat banyak orang mencari nafkah. Iwan Fals cukup banyak membuat lagu tentang kota Jakarta dengan segala macam persoalannya. Pada lagu ini dia menggambarkan kota Jakarta seperti orang yang terus berlari mengejar impiannya.
Lagu ini versi awalnya ada pada album Sugali 1984, dinyanyikan Iwan Fals dengan karakter vocal yang cempreng dan irama musik nuansa 80-an. Pada album Mata Dewa 1989 lagu ini diaransemen ulang dengan gaya rock dan vocal Iwan Fals yang berat. Hasilnya lagu versi baru ini menjadi lebih bernyawa dan berkarakter kuat.



Berkacalah Jakarta
Iwan Fals ( Album Sugali 1984 & Album Mata Dewa 1989 )


Langkahmu cepat seperti terburu
Berlomba dengan waktu
Apa yang kau cari belumkah kau dapati
Diangkuh gedung gedung tinggi

Riuh pesta pora sahabat sejati
Yang hampir selalu saja ada

Isyaratkan enyahlah pribadi

Lari kota Jakarta lupa kaki yang luka
Mengejek langkah kura kura
Ingin sesuatu tak ingat bebanmu
Atau itu ulahmu kota

Ramaikan mimpi indah penghuni

Jangan kau paksakan untuk berlari
Angkuhmu tak peduli
Luka di kaki

Jangan kau paksakan untuk tetap terus berlari
Bila luka di kaki belum terobati
Berkacalah Jakarta

Lari kota Jakarta lupa kaki yang luka
Mengejek langkah kura kura
Ingin sesuatu tak ingat bebanmu
Atau itu ulahmu kota

Ramaikan mimpi indah penghuni

Jangan kau paksakan untuk berlari
Angkuhmu tak peduli
Luka di kaki

Jangan kau paksakan untuk tetap terus berlari
Bila luka di kaki belum terobati
Berkacalah Jakarta

Maaf Cintaku

Beginilah kalau Iwan Fals membuat lagu cinta dengan gaya ceplas ceplosnya. Untuk mengungkapkan rasa cinta, Iwan Fals bahkan mau berbuat sadis. Tetapi itu hanyalah sebuah ungkapan versi Iwan Fals. Pada kenyataannya tidak mungkin dia berani berbuat seperti itu. Kalau sampai berani maka kita sekarang tidak akan mengenal seorang penyanyi bernawa Iwan Fals hehehe.....




Maaf Cintaku
Iwan Fals ( Album Sugali 1984 )


Ingin kuludahi mukamu yang cantik
Agar kau mengerti bahwa kau memang cantik
Ingin kucongkel keluar indah matamu
Agar engkau tahu memang indah matamu

Harus kuakui bahwa aku pengecut
Untuk menciummu juga merabamu
Namun aku tak takut untuk ucapkan
Segudang kata cinta padamu

Mengertilah
Perempuanku

Jalan masih teramat jauh
Mustahil berlabuh
Bila dayung tak terkayuh

Maaf cintaku
Aku menggurui kamu

Mengertilah
Perempuanku

Jalan masih teramat jauh
Mustahil berlabuh
Bila dayung tak terkayuh

Maaf cintaku
Aku nasehati kamu

Maaf cintaku
Aku menggurui kamu

Maaf cintaku
Aku nasehati kamu

Maaf cintaku
Aku menggurui kamu

Azan Subuh Masih Di Telingah

Entah sudah berapa banyak lagu tentang pelacur dibuat Iwan Fals. Mungkin kehidupan lingkungan Iwan Fals dahulu dekat dengan dunia hitam seperti ini. Lagu ini mengisahkan kehidupan pelacur setelah menunaikan pekerjaannya di pagi hari. Dalam liriknya tergambar penyesalan dari perempuan itu diselingi gambaran tentang suasana pagi yang ceria....



Azan Subuh Masih Di Telinga
Iwan Fals ( Album Sugali 1984 )


Ketika fajar menjelang
Terlihat dia melangkah enggan
Seirama dengan dendang subuh
Yang singgah di hati keruh

Sempit jalan berdesak bangunan
Memandang sinis mendakwa bengis
Perempuan satu dan hitamnya waktu

Dihapusnya gincu dengan ujung baju
Dibuangnya dengus birahi sejuta tamu

Hari pagi menyambut kau kembali
Mengusap nadi mengelus hati
Sesal di hatimu kian mengganggu

Kau reguk habis semua doa doa
Dari surau depan rumah yang kau sewa
Tak terasa surya duduk di kepala
Azan subuh masih di telinga

Terdengar renyah tawa gadis sekolah
Menyibak tabir cerita lama
Didepan retaknya cermin yang telah usang
Menari dia seperti dahulu

Terdengar pelan ketuk pintu
Tegur anakmu buyarkan lamunan
Perempuan satu kian terbelenggu

Dihapusnya gincu dengan ujung baju
Dibuangnya dengus birahi sejuta tamu

Serdadu

Lagu-lagu semacam ini sering dinyanyikan Iwan Fals dalam konser-konsernya. Lagu serdadu ini memuat tempo yang cepat dan rancak. Bercerita tentang tentara yang harus selalu menuruti perintah atasannya. Iwan Fals juga mengkritik perilaku serdadu yang kadang bersikap arogan kepada rakyat biasa karena menyandang seragam dan senjata. Iwan Fals juga menyindir perilaku negara yang kerap memangkah jatah prajurit, alias hak mereka di korupsi....



Serdadu
Iwan Fals ( Album Sugali 1984 )


Isi kepala di balik topi baja
Semua serdadu pasti tak jauh berbeda
Tak peduli perwira bintara atau tamtama
Tetap tentara

Kata berita gagah perkasa
Apalagi sedang kokang senjata
Persetan siapa saja musuhnya
Perintah datang karang pun dihantam

Serdadu seperti peluru
Tekan picu melesat tak ragu
Serdadu seperti belati
Tak dirawat tumpul dan berkarat

Umpan bergizi titah bapak menteri
Apakah sudah terbukti ?
Bila saja masih ada buruknya kabar burung
Tentang jatah prajurit yang di kentit

Serdadu seperti peluru
Tekan picu melesat tak ragu
Serdadu seperti belati
Tak dirawat tumpul dan berkarat

Lantang suaramu otot kawat tulang besi
Susu telur kacang hijau ekstra gizi
Runtuh dan tegaknya keadilan negeri ini
Serdadu harus tahu pasti

Serdadu baktimu kami tunggu
Tolong kantongkan tampang serammu
Serdadu rabalah dada kami
Gunakan hati jangan pakai belati

Serdadu jangan mau di suap
Tanah ini jelas meratap
Serdadu hoi jangan lemah syahwat
Nyonya pertiwi tak sudi melihat

Tolong Dengar Tuhan

Saya tidak suka lagu ini sebab Iwan Fals memanggil Tuhan dengan awalan 'Hei'. Kabarnya lagu ini dulu juga sempat dipermasalahkan oleh MUI karena pelecehan itu. Saya tidak tahu kabar selanjutnya. Dan pada sebuah kesempatan, istri Iwan Fals juga pernah mengatakan ketidak sukaannya pada lagu ini karena hal yang sama.
Sayang sekali Iwan Fals membuat kesalahan kecil yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Dan entah kenapa lagu dengan lirik ini bisa lolos masuk dapur rekaman. Lagu ini sebenarnya mengisahkan bencana meletusnya Gunung Galunggung yang berdampak buruk bagi kehidupan disekitarnya. Irama lagu ini sebenarnya bagus dan enak dinikmati. Hanya saja sebutan 'hei' kepada Tuhan menodai semua itu... Jangan diulangi lagi ya, Wan....


Tolong Dengar Tuhan
Iwan Fals ( Album Sugali 1984 )


Hei, Tuhan
Apakah kau dengar?
Jerit umatmu
Diselah tebalnya debu

Hei, Tuhan
Adakah kau murung?
Melihat beribu wajah berkabung
Disisa gelegar Galunggung

Hei, Tuhan
Tamatkan saja
Cerita pembantaian orang desa
Yang jelas hidup tak manja

Hei, Tuhan
Katanya engkau maha bijaksana
Tolong Galunggung pindahkan ke kota
Dimana tempat segala macam dosa

Berat beban kau datangkan
Pada mereka disana
Cela apa nista apa
Hingga engkau begitu murka
Sungguh ku tak mengerti

Hingar tangis karena adabmu
Setiap detik duka berpadu
Semakin keras jerit tak puas
Dari mereka yang resah bertanya
Adilkah keputusanmu?

Acap kali rintih memaki
Setiap duka tuding Ilahi
Jangan salahkan kecewa kami
Bosan dalam irama takdirmu
Walau ku tak terganggu

Bukankah kau maha tahu
Pengasih penyayang
Namun mengapa selalu saja
Itu hanya cerita

Hei, Tuhan
Tolong hentikan
Hei, Tuhan
Dengar rintihan

Amuk lahar yang datang hanguskan bumi
Tinggalkan arang penghuni desa pergi
Gemuruh batu hancurkan saudaraku
Ulurkan tangan bantulah sesamamu

Tuhan
Salah apakah mereka?

Minggu, 03 Februari 2013

Berikan Pijar Matahari

Sebuah lagu tentang kepincangan kesejahteraan masyarakat diperkotaan. Disatu sisi yang kaya sibuk berhura-hura. Disisi lainnya si miskin sibuk bertahan hidup. Iwan Fals menggambarkannya dengan lirik yang cerdas dan penuh makna seperti dalam lagu ini.

Sungguh sebuah kenyataan yang lazim terjadi di kota besar. Ironis sekali melihat ini semua, seperti mereka si kaya tidak peduli dengan penderitaan si miskin. Si kaya kerap berpesta membuang uang dengan mudahnya sementara di sekitarnya banyak orang miskin yang untuk mendapatkan recehan saja harus berjuang dengan darah dan air mata....




Berikan Pijar Matahari
Karya : Iwan Fals ( Album Sumbang 1983 )

Terhimpit gelak tertawa
Diselah meriah pesta
Seribu gembel ikut menari
Seribu gembel terus bernyanyi

Keras melebihi lagu tuk berdansa
Keras melebihi gelegar halilintar
Yang ganas menyambar

Kuyakin pasti terlihat
Dansa mereka begitu dekat
Kuyakin pasti terdengar
Nyanyi mereka yang hingar bingar

Seolah kita tidak mau mengerti
Seolah kita tidak mau perduli
Pura buta dan pura tuli

Mari kita hentikan
Dansa mereka
Dengan memberi pijar matahari
Dengan memberi pijar matahari

Terkurung gedung gedung tinggi
Wajah murung yang hampir mati
Biarkan mereka iri
Wajar bila mencaci maki

Napas terasa sesak bagai terkena asma
Nampak merangkak degup jantung keras berdetak
Setiap detik sepertinya hitam

Tak sanggup aku melihat
Lukamu kawan dicumbu lalat
Tak kuat aku mendengar
Jeritmu kawan melebihi dentum meriam

Asmara Tak Secengeng Yang Aku Kira

Bicara lagu-lagu cinta karya Iwan Fals tentu kita akan disuguhi lirik-lirik yang kadang berat dimengerti. Seperti pada lagu ini. Iwan Fals bicara cinta yang terjadi. Tapi dalam lagu ini yang saya sukai adalah musiknya yang asik. Cukup bisa membuat badan bergoyang....




Asmara Tak Secengeng Yang Aku Kira
Karya : Iwan Fals ( Album Sumbang 1983 )


Bekas tapak tapak sepatu
Yang kupakai selalu ikuti
Kemana ku berjalan

Debu dan keringat
Yang ada diatas kulit tubuh ini
Saksi bisu bahwasannya
Tak mudah dan tak segampang
Yang selama ini aku sangka tentang asmara

Cermin di segala tempat
Sahabat terdekat
Tak pernah terlambat

Menampung setiap ungkapan
Mendekap semua keluhan
Meraih suka
Menangkap tawa
Merebut duka

Satu cerita dua manusia
Terlibat dalam amuk asmara
Satu cerita yang memang ada
Tak mungkin mati jelas abadi
Selama manusia hidup dalam alam ini

Maafkan kalau ku salah duga
Ternyata asmara itu
Tak mudah tak gampang dan tak secengeng
Yang kukira yang kusangka

Kereta Tiba Pukul Berapa

Inilah salah satu lagu keren Iwan Fals yang mengkritik beberapa pihak yang terkait dengan pemerintahan. Tanpa tedeng aling-aling Iwan Fals berhadapan dengan polantas korup berwajah buas dijalanan. Polisi itu menangkap Iwan yang menerobos lampu merah dengan motornya. Inilah figur polisi lalu lintas di negeri ini. Siapa yang tidak tahu perilaku busuk mereka yang kerap memanfaatkan situasi dengan memeras harta dan mempersulit rakyat yang seharusnya dilindungi.
Kemudian point lain yang di kritik Iwan Fals adalah tentang Kereta Api yang sering terlambat. Bagi Iwan kereta api terlambat dua jam itu sudah biasa. Yaah, beginilah transportasi umum Indonesia, jangankan kereta api, pesawat terbang saja juga hobi terlambat. Bermilyar-milyar alasan tentu dilontarkan dari corong pemerintah, tapi cuma satu yang mereka lupa... mereka lupa dengan kejujuran, disiplin dan ketegasan dalam mengelola segala hal di negeri ini...



Kereta Tiba Pukul Berapa
Karya : Iwan Fals ( Album Sumbang 1983 )


Hilang sabar dihati
Dan tak terbendung lagi waktu itu
Lama memang kutunggu
Kedatanganmu sobat karibku

Datang telegram darimu
(Tiba kabar darimu)
Dua hari yang lalu (tunggu aku)
Di stasiun kereta itu pukul satu

Kupacu sepeda motorku
Jarum jam tak mau menunggu maklum rindu
Traffic light aku lewati
Lampu merah tak peduli jalan terus (asik)

Didepan (dimuka) ada polantas
Wajahnya begitu buas
Tangkap aku

Tawar menawar harga pas tancap gas

Sampai stasiun kereta pukul setengah dua
Duduk aku menunggu tanya loket dan penjaga
Kereta tiba pukul berapa?

Biasanya kereta terlambat
Dua jam mungkin biasa (rusak lo)

Biasanya kereta terlambat
Dua jam cerita lama

Sumbang

Iwan Fals bicara politik saya tidak tahu, tapi kalau Iwan Fals bernyanyi tentang politik inilah hasilnya. Sebuah lagu yang cukup kritis dinyanyikan Iwan menyoroti dunia politik yang penuh dengan permainan saling menjatuhkan lawan dengan cara yang licik.
Maka pantas saja banyak orang yang alergi dengan politik. Tetapi ada juga yang betah didunia politik, sebab disitulah lahan basah yang sering banjir uang. Jadi wajar kalau Iwan memberi judul lirik lagu ini dengan judul 'Sumbang'. Memang benar, dunia politik itu dunia yang kotor. Orang bersih dan jujur susah ditemukan di dunia politik. Kalaupun ada, biasanya umurnya tak akan lama.. akan langsung dibantai oleh politikus politikus kotor ahli koruptor...



Sumbang
Iwan Fals ( Album Sumbang 1983 )


Kuatnya belenggu besi
Mengikat kedua kaki
Tajamnya ujung belati
Menghujam di ulu hati
Sanggupkah tak akan lari
Walau akhirnya pasti mati

Di kepala tanpa baja
Di tangan tanpa senjata
Ah itu soal biasa
Yang singgah didepan mata kita

Lusuhnya kain bendera dihalaman rumah kita
Bukan satu alasan untuk kita tinggalkan
Banyaknya persoalan yang datang tak kenal kasihan
Menyerang dalam gelap

Memburu kala haru dengan cara main kayu
Tinggalkan bekas biru lalu pergi tanpa ragu
Memburu kala haru dengan cara main kayu
Tinggalkan bekas biru lalu pergi tanpa ragu

Setan setan politik
Kan datang mencekik
Walau dimasa paceklik
Tetap mencekik

Apakah selamanya politik itu kejam ?
Apakah selamanya dia datang tuk menghantam ?
Ataukah memang itu yang sudah digariskan
Menjilat, menghasut, menindas, memperkosa hak hak sewajarnya

Maling teriak maling
Sembunyi balik dinding
Pengecut lari terkencing kencing

Tikam dari belakang
Lawan lengah diterjang
Lalu sibuk (kasak kusuk) mencari kambing hitam

Selusin kepala tak berdosa
Berteriak hingga serak didalam negeri yang congkak
Lalu senang dalang tertawa
Ya ha ha

Lagu Sumbang

Celoteh Camar Tolol Dan Cemar

Ini adalah lagu yang berkisah tentang bencana terbakarnya kapal Tampomas II di perairan Indonesia. Pada waktu itu berita ini begitu gencar sebab memakan korban jiwa yang tidak sedikit. Iwan Fals menaruh perhatian pada kejadian ini dan membuatkan lagu dengan judul Celoteh Camar Tolol Dan Cemar.
Rupanya banyak alasan tentang kecelakaan ini dari penanggung jawab yang tidak memuaskan banyak pihak...

Celoteh Camar Tolol Dan Cemar
Iwan Fals ( Album Sumbang 1983 )


Api menjalar dari sebuah kapal
Jerit ketakutan
Keras melebihi gemuruh gelombang
Yang datang

Sejuta lumba lumba mengawasi cemas
Risau camar membawa kabar
Tampomas terbakar
Risau camar memberi salam
Tampomas Dua tenggelam

Asap kematian
Dan bau daging terbakar
Terus menggelepar dalam ingatan

Hatiku rasa
Bukan takdir tuhan
Karena aku yakin itu tak mungkin

Korbankan ratusan jiwa
Mereka yang belum tentu berdosa
Korbankan ratusan jiwa
Demi peringatan manusia

Korbankan ratusan jiwa
Mereka yang belum tentu berdosa
Korbankan ratusan jiwa
Demi peringatan manusia

Bukan bukan itu
Aku rasa kita pun tahu
Petaka terjadi
Karena salah kita sendiri

Datangnya pertolongan
Yang sangat diharapkan
Bagai rindukan bulan
Lamban engkau pahlawan
Celoteh sang camar

Bermacam alasan
Tak mau kami dengar
Di pelupuk mata hanya terlihat
Jilat api dan jerit penumpang kapal

Tampomas sebuah kapal bekas
Tampomas terbakar di laut lepas
Tampomas tuh penumpang terjun bebas
Tampomas beli lewat jalur culas
Tampomas hati siapa yang tak panas
Tampomas kasus ini wajib tuntas
Tampomas koran koran seperti amblas
Tampomas pahlawanmu kurang tangkas
Tampomas cukup tamat bilang naas

Jendela Kelas

Ini nih lagu asik buat yang sedang jatuh cinta. Apalagi buat yang masih duduk di bangku sekolah, lagu ini bisa jadi inspirasi atau malah ditiru. Duduk dipojok bangku deretan belakang.... kebanyakan anak lelaki saat sekolah memilih duduk di belakang ketimbang didepan... Tapi jangan sering-sering ya, ntar malah tidak jelas menerima pelajaran.. Sesekali bolehlah...

catatan:
pada kaset atau CD, lagu ini ditulis dengan judul "Jendela Kelas I". Sebenarnya itu salah cetak, angka I disitu dimaksud take ke-I, bukan kelas I. Dan pembetulan ini sudah pernah direvisi oleh Iwan Fals sendiri pada waktu dia akan membawakan lagu ini pada live show di sebuah TV swasta beberapa waktu yang lalu.


Jendela Kelas
Iwan Fals ( Album Sumbang 1983 )


Duduk dipojok bangku deretan belakang
Didalam kelas penuh dengan obrolan
Selalu mengacau laju khayalan

Dari jendela kelas yang tak ada kacanya
Dari sana pula aku mulai mengenal
Seraut wajah berisi lamunan

Bibir merekah dan merah selalu basah
Langkahmu tenang kala engkau berjalan
Tinggi semampai gadis idaman

Kau datang membawa
Sebuah cerita

Darimu itu pasti lagu ini tercipta
Darimu itu pasti lagu ini tercipta

Dari jendela kelas yang tak ada kacanya
Tembus pandang ke kantin bertalu rindu
Datang mengetuk pintu hatiku

Kau datang membawa
Sebuah cerita

Darimu itu pasti lagu ini tercipta
Darimu itu pasti lagu ini tercipta

Puing (II)

Kembali Iwan Fals menulis lagu tentang dampak perang. Kali ini dia mengambil sisi dari sudut pandang pengungsi perang. Perang memang mengerikan.

Lagu ini versi awalnya ada di album Sumbang tahun 1983. Vocal Iwan masih cempreng dan lucu. Kemudian lagu ini di aransemen ulang dalam proyek album Mata Dewa tahun 1989 dengan karakter vocal Iwan yang mulai berat dan lebih bergaya rock. Musik dalam lagu yang versi baru ini dikerjakan oleh Ian Antono. Makin keren deh jadinya...



Puing II
Iwan Fals ( Album Sumbang 1983 & Mata Dewa 1989 )


Perang perang lagi
Semakin menjadi
Berita ini hari
Berita jerit pengungsi

Lidah anjing kerempeng
Berdecak keras beringas
Melihat tulang belulang
Serdadu boneka yang malang

Tuan tolonglah tuan
Perang dihentikan
Lihatlah ditanah yang basah
Air mata bercampur darah

Bosankah telinga tuan
Mendengar teriak dendam
Jemukah hidung tuan
Mencium amis jantung korban

Jejak kaki para pengungsi
Bercengkrama dengan derita
Jejak kaki para pengungsi
Bercerita pada penguasa
( Bercerita pada penguasa )

Tentang ternaknya yang mati
Tentang temannya yang mati
Tentang adiknya yang mati
Tentang abangnya yang mati
Tentang ayahnya yang mati
Tentang anaknya yang mati
Tentang neneknya yang mati
Tentang pacarnya yang mati
( Tentang ibunya yang mati )
Tentang istrinya yang mati

Tentang harapannya yang mati

Perang perang lagi
Mungkinkah berhenti
Bila setiap negara
Berlomba dekap senjata

Dengan nafsu yang makin menggila
Nuklir pun tercipta
( nuklir bagai dewa )
Tampaknya sang jenderal bangga
Dimimbar dia berkata

Untuk perdamaian (bohong)
Demi perdamaian (bohong)
Guna perdamaian (bohong)
Dalih perdamaian (bohong)

Mana mungkin
Bisa terwujudkan
Semua hanya alasan
Semua hanya bohong besar

Siang Pelataran SD Sebuah Kampung

Sebuah lagu yang menunjukkan rasa nasionalisme anak-anak di desa. Ternyata jiwa kebangsaan mereka sungguh luar biasa meski dengan fasilitas seadanya. Lagu ini menggambarkan itu semua dan Iwan Fals tidak sedang membual. Memang begitulah kenyataannya walau sekarang perlahan mulai memudar....



Siang Pelataran SD Sebuah Kampung
Iwan Fals ( Album Sumbang 1983 )


Sentuhan angin waktu siang
Kibarkan satu kain bendera usang

Di halaman sekolah dasar
Di tengah hikmat anak desa nyanyikan lagu bangsa
Bergemalah

Tegap engkau berdiri walau tanpa alas kaki
Lantang suara anak anak disana

Kadar cinta mereka tak terhitung besarnya
Walau tak terucap namun bisa kurasa
Bergemalah

Ya ha ha hau
Harapan tertanam
Ya ha ha hau
Tonggak bangsa ternyata tak tenggelam

Dengarlah nyanyi mereka kawan
Melengking nyaring menembus awan
Lihatlah cinta bangsa di dadanya
Peduli usang kain bendera

Semoga Kau Tak Tuli Tuhan

Ini adalah salah satu lagu Iwan Fals yang saya kurang sreg dengan liriknya. Perumpamaan yang dipakai Iwan Fals saya rasa kurang cocok. Iwan Fals memohon semoga Tuhan tidak tuli. hmmmm... tidak banyak yang bisa saya bicarakan disini karena saya kurang asik dengan kalimat itu.... Secara garis besarnya lagu ini berisi harapan Iwan Fals pada anaknya yang sedang dikandung dirahim istrinya....



Semoga Kau Tak Tuli Tuhan
Iwan Fals (Album Sumbang 1983)


Begitu halus tutur katamu
Seolah lagu termerdu
Begitu indah bunga-bungamu
Diatas karya sulam itu
Tampilkan kebajikan seorang ibu

Dengarlah detak jantung benihku
Yang ku tanam dirahimmu
Seakan pasrah menerima
Semua warna yang kita punya
Segala rasa yang kita bina

Kuharap kesungguhanmu
Kaitkan jiwa bagai sulam dikarya itu
Kuharap keikhlasanmu
Sirami benih yang kutabur ditamanmu

Oh jelas
Rakit pagar semakin kuat
Tak goyah
Walau diusik unggas

Pintaku pada Tuhan mulia
Jauhkan sifat yang manja
Bentuklah segala warna jiwanya
Diantara lingkup manusia
Diarena yang bau busuknya luka

Bukakan mata pandang dunia
Beri watak baja padanya
Kalungkan tabah kala derita
Semoga kau tak tuli Tuhan
Dengarlah pinta kami sebagai orang tuanya

Kuharap kesungguhanmu
Kaitkan jiwa bagai sulam dikarya itu
Kuharap keikhlasanmu
Sirami benih yang kutabur ditamanmu

Oh jelas
Rakit pagar semakin kuat
Tak goyah
Walau diusik unggas

Sabtu, 02 Februari 2013

Piringan Hitam Iwan Fals - Galang Rambu Anarki

Piringan Hitam Iwan Fals - Galang Rambu Anarki

Produksi : MUSICA STUDIO
Kode : MSC-7195 - Mei 1982
Penata Musik : Willy Soemantri

Judul album dalam piringan hitam (PH) ini bukan "OPINI" seperti dalam format kaset, melainkan Lagu-Lagu Pop Iwan Fals "Galang Rambu Anarki". Pada masa itu, piringan hitam semacam ini dibagikan kepada radio-radio untuk diputar dan disiarkan sebagai bagian dari promosi sebuah album serta tidak diperjual belikan. Dan sekarang PH seperti ini menjadi koleksi berharga para kolektor.

Ini adalah album kedua Iwan Fals di Musica Studio setelah sebelumnya sukses dengan album perdana bertitel Sarjana Muda yang sangat dikenal lewat lagu andalan berjudul 'Umar Bakri' yang melambungkan nama Iwan Fals.

Pada album kedua ini, lagu Galang Rambu Anarki cukup digemari saat itu. Lagu bergaya country ini berkisah tentang kelahiran putra pertama Iwan Fals (alm. Galang, meninggal pada 25 April 1997 dalam usia 16 tahun). Dia lahir disaat kondisi politik menghangat menjelang Pemilu dan kenaikan harga BBM. Iwan Fals pernah memberi informasi pada konser eksklusif di Trans TV bulan Januari 2004, bahwa ia bekerja sama dengan Ian Antono pada lagu Galang Rambu Anarki. Memang musik di lagu 'Galang' tersebut dibuat oleh Ian Antono, selebihnya oleh Willy Soemantri. Kalau kita memperhatikan cover kaset Opini cetakan tahun 90-an, nama Ian Antono tidak pernah ditemukan disana. Entah pada cover cetakan yang terbaru.

Track dalam PH ini:
Side 1
1. Tarmijah dan Problemnya [iwan fals]
2. Ambisi [iwan fals]
3. Galang Rambu Anarki [iwan fals / ian antono]

Side 2.
1. Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi [iwan fals]
2. OPINIKU [iwan fals]
3. Antara Aku, Kau dan Bekas Pacarmu [iwan fals]

Semua musik atau aransemen dalam PH ini sama persis seperti format kaset, tidak ada yang dirubah.

Track dalam format kaset:
Side A
1. Galang Rambu Anarki
2. Obat Awet Muda
3. Antara Aku, Kau dan Bekas Pacarmu
4. Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi
5. Sapuku Sapumu Sapu Sapu
6. Galang Rambu Anarki

Side B
1. OPINIKU
2. Ambisi
3. Tak Biru Lagi Lautku
4. Tarmijah dan Problemnya
5. Obat Awet Muda

Kapasitas dalam PH memang tidak bisa menampung lagu sebanyak pita kaset. Sekiranya segini dulu kalo ada yg kurang boleh kok nambahin...

salam... dOeL

*tulisan ini sedikit disempurnakan oleh sb.

Galang Rambu Anarki

Ini sebenarnya lagu tentang kelahiran putra pertama Iwan Fals yang bernama Galang Rambu Anarki (almarhum). Namun point ceritanya lebih fokus pada kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak) yang bertepatan dengan hari kelahiran Galang.

Iwan Fals berkata dengan kenaikan harga BBM, maka kenaikah harga barang barang kebutuhan lainnya tidak dapat dihindari. Dan itulah kenyataannya. Maka tidak salah banyak orang yang tidak setuju dengan kenaikan harga BBM. Dan lucunya negeri kita adalah salah satu penghasil minyak yang logikanya harga BBM disini haruslah murah, namun hasil minyak negeri kita disedot bangsa lain dan kita dipaksa untuk membeli dari mereka....


Galang Rambu Anarki
Iwan Fals ( Album Opini 1982 )


Galang Rambu Anarki anakku
Lahir awal Januari
Menjelang pemilu

Galang Rambu Anarki dengarlah
Terompet tahun baru
Menyambutmu

Galang Rambu Anarki ingatlah
Tangisan pertamamu
Ditandai BBM membumbung tinggi

Maafkan kedua orang tuamu kalau
(Tak mampu beli susu)
BBM naik tinggi (susu tak terbeli)
Orang pintar tarik subsidi
Mungkin bayi kurang gizi

Galang Rambu Anarki anakku

Cepatlah besar matahariku
Menangis yang keras janganlah ragu
Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku
Doa kami di nadimu

Galang Rambu Anarki dengarlah
Terompet tahun baru
Menyambutmu

Galang Rambu Anarki ingatlah
Tangisan pertamamu
Ditandai BBM melambung tinggi

Maafkan kedua orang tuamu kalau
(Tak mampu beli susu)
BBM naik tinggi (susu tak terbeli)
Orang pintar tarik subsidi
Anak kami kurang gizi

Galang Rambu Anarki anakku

Cepatlah besar matahariku
Menangis yang keras janganlah ragu
Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku
Doa kami di nadimu

Cepatlah besar matahariku
Menangis yang keras janganlah ragu
Hantamlah sombongnya dunia buah hatiku
Doa kami di nadimu

Tarmijah Dan Problemnya

Apakah lagu ini hanyalah khayalan Iwan Fals? Apakah lagu ini cuma halusinasi Iwan Fals?. Jawabannya tidak. Ini benar-benar terjadi meski dengan berbagai versi yang berbeda namun pointnya sama. Kisah Pembantu Rumah Tangga dalam lagu ini juga banyak terjadi disekitar kita. Jangan menutup mata. 

Mereka tak ubahnya diperlakukan sebagai budak yang harus siap diperintah kapan saja dan untuk apa saja. Padahal kebanyakan PRT adalah seorang perempuan dari desa yang lugu. Mereka bekerja halal dengan menjadi PRT untuk menyambung hidup sebab di desa untuk mendapatkan penghasilan tidak semudah di kota. Namun orang-orang kota seakan bisa 'memiliki' mereka dengan memeras tenaganya sesuka hati. Malah sampai ada yang disakiti bahkan ada juga yang mati....


Tarmijah Dan Problemnya
Iwan Fals ( Album Opini 1982 )


Cerita duka pembantu rumah tangga
Harga Tarmijah sebulan delapan ribu rupiah

Di pagi buta sedang pulas tidur kita
Neng Tarmijah sudah bangun lalu bekerja

Siapkan sarapan
Bersihkan halaman
Siapkan pakaian
Seragam sekolah untuk anak majikan

Setelah beres Tarmijah dipanggil nyonya
Pergi ke pasar belanja ini hari

Asin sedikit Tarmijah di caci maki
Masakan lezat tak pernah di puji

Oh sudah pasti keki
Namun hanya disimpan dalam hati

Di malam minggu anak majikan berdandan
Sambut sang pacar itu suatu kewajiban

Nona Tarmijah tak mau ketinggalan
Lalu berdandan siap untuk berkencan

Nyonya majikan lihat Tarmijah berkencan
Di muka rumah terhalang pagar halaman

Nyonya naik pitam
Tarmijah kena hantam
Nyonya naik pitam
Tarmijah kena hantam

Tarmijah K.O.
Tarmijah K.O.
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Arsip Blog

Entri Terfals

Like

 

Kalender

Total Pengunjung

follow Me

Followers

 

Footer

Oi Pagar Alam