Rabu, 02 Januari 2013

Logo Oi menjadi “roh” dan spirit untuk bersatu

Logo Oi menjadi “roh” dan spirit untuk bersatu
Oleh: Hio Ariyanto, Pencipta Logo Oi & Ketua Oi Bento House Solo
Dimuat di Tabloi edisi April 2012

 “Oi adalah seruan untuk bersatu,” demikian alasan yang diungkapkan Iwan Fals pada waktu Silaturahmi Nasional Oi 1999 di Desa Leuwinanggung, Cimanggis, Depok, Jawa Barat (Minggu-Senin, 15-16 Agustus 1999) silam. Ini cerita 12 tahun yang lalu, hampir 500 orang penggemar Iwan Fals dari 23 provinsi di Indonesia, diundang oleh Yayasan Orang Indonesia (YOI) berkumpul di rumah Iwan Fals. Selain bersilaturahmi antarpenggemar Iwan Fals dari berbagai kota di Indonesia, juga untuk membentuk organisasi massa (Ormas) Oi. Oi dibentuk dan dilahirkan oleh Yayasan Orang Indonesia (YOI) yang diketui oleh Virgiawan Listanto atau lebih dikenal dengan Iwan Fals.
Dari Kota Solo yang menghadiri Silaturahmi Nasional Oi (SNOi)1999 sebanyak tujuh orang yaitu Is Ariyanto yang biasa dipanggil Hio Ariyanto (Ketua Oi Solo), Yopie Godek, Bambang Ronde, Arif Pasoong, Budi Haryanto dan Arista. Meski tak mengikuti rangkaian SNOi 1999 secara keseluruhan, dari Solo menyusul Didit Tri Prasetyo. Yang penting bisa berkumpul dan bertemu dengan teman-teman Oi dari seluruh Indonesia, begitu kira-kira kata dia.

Sejarah singkat
Dalam Silaturahmi Nasional Oi (SNOi)1999, YOI menyelenggarakan Lomba Desain Logo Oi. Dua desain logo Oi karya Is Ariyanto (Hio Ariyanto) dari Oi Bento House Solo ditetapkan sebagai Juara I dan II melalui poling atau dipilih secara langsung oleh para peserta SNOi 1999. Dua logo Oi karya Hio, menggalahkan ratusan desain logo Oi diikutkan lomba oleh peserta SNOi 1999. Ketentuan lombanya, setiap peserta hanya boleh mengirimkan maksimal dua logo. Sedangkan pemenang Lomba Cipta Lagu Mars Oi, lagu karya Digo Dzulkifli dari Oi Bandung berjudul “Oi”, ditetapkan sebagai Lagu Mars Oi.
Bagi saya, sebagai kartunis dan pencipta Logo Oi, pengalaman mengikuti SNOi 1999 adalah pengalaman yang tak akan terlupakan. Maklum saja, itu adalah pengalaman saya kali pertama bertemu Iwan Fals secara langsung. Dan lebih tak terlupakan lagi, sejak 16 Agustus 1999 logo Oi karya saya, ditetapkan sebagai logo resmi organisasi penggemar Iwan Fals atau biasa disebut Oi.
Senin, 16 Agustus 1999 malam hari waktu itu, saat diumumkan pemenang lomba logo Oi dan salah satu desain logo Oi saya terpilih sebagai juara II, rasanya senang sekali. Dan rasa tak percaya serta haru, saat mendengar bahwa juara I lomba logo Oi juga karya saya, benar-benar seperti mimpi.  

Pagi harinya, Selasa, 17 Agustus 1999, YOI menyuruh saya untuk menyusun arti dan makna logo Oi. Maklum saja, arti dan maknanya belum saya sempurnakan karena, kedua logo Oi tersebut dibuat dalam waktu 2-3 hari, sebelum berangkat ke rumah Iwan Fals di LW alias Leuwinanggung. Karena idenya muncul juga mendekati hari-hari berangkat ke LW. Setelah berdiskusi dengan teman Oi Solo, akhirnya arti dan makna logo Oi telah disempurnakan. Huruf "O" berwarna putih miring ke kanan menyatu dengan huruf "i" (kecil) tegak berwarna hitam: melambangkan kesucian yang dilandasi keteguhan dan ketegasan sikap. Sedangkan "Titik" di atas huruf "i" (kecil) berwarna merah: melambangkan semangat yang membara untuk bersatu. Di bawah logo Oi ,tertulis singkatan Oi, orang Indonesia dengan huruf kecil semua yang diartikan, bahwa kita semua sama di hadapan ALLAH SWT.
Pada waktu lomba digelar, semua logo Oi ditempelkan/dipajang pada sebuah kain hitam dan semua peserta SNOi 1999 bisa melihat dan memilih secara langsung. Dari ratusan logo Oi yang dipajang waktu itu, banyak sekali logo Oi dengan tambahan wajah Iwan Fals. Sedangkan logo Oi karya saya tanpa adanya wajah Iwan Fals. Ketika saya mendesain logo tersebut, feeling saya mengatakan Oi bukan fans club Iwan Fals jadi kayaknya tidak pas kalau logo Oi saya tambahin dengan wajah Iwan Fals.
Logo Oi, saya buat menggunakan MS Word, sebuah program komputer yang biasanya hanya untuk mengetik tulisan. Maklum saja waktu itu, saya tidak bisa mendesain logo menggunakan program Corel Draw atau Photoshop. Logo Oi saya buat dengan MS Word, dengan cara tempel-menempel antarhuruf. Huruf Logo Oi menggunakan jenis font American Type Bold dan Brush Script Bold yang saya gabung, sehingga membentuk Logo Oi

Menurut Warsito, salah seorang pendiri Oi, logo Oi bentuknya mirip sepatu tentara, itu yang membuat Bang Iwan juga menyukainya, “Kata Bang Iwan bentuknya mirip seperti tentara, jadi tegas seperti tentara,” kata Warsito beberapa tahun yang lalu saat berkunjung di Base Camp Oi Bento House Solo, didampingi Slamet.

Setelah Munas Oi ke-1, tahun 2000 di rumah Iwan Fals. Maka ditetapkan Oi hanya seruan untuk bersatu, ya semacam panggilan untuk menyapa atau berkumpul. Sedangkan kata Orang Indonesia hanya digunakan untuk yayasan, yaitu Yayasan Orang Indonesia (YOI).

Tak Perlu Royalti
Bagi saya, logo Oi mempunyai bentuk yang khas, mudah diingat, mudah dibuat dan mempunyai “kekuatan”. Bentuknya yang khas dan kuat pada titik merah atau lingkaran berwarna merah, yang melambangkan semangat yang membara untuk bersatu. Titik ataupun lingkaran merah tersebut, terasa sekali “kekuatannya”, begitu sebuah bendera berwarna putih berkibar dan terlihat dari jauh. Sebuah titik merah bergerak ke kanan-kiri, orang sudah bisa membaca itu adalah bendera Oi. Meskipun jika diperhatikan dengan seksama, mungkin bentuk logo Oi-nya tidak persis, tidak standar dan tidak seperti di dalam AD/ART Oi.

Tetapi itulah sesungguhnya “kekuatan” atau semacam “roh” dari logo Oi. Meski logo Oi digambar, dibuat tidak sama persis, tidak standar, bahkan setiap kali kita melihat titik merah ataupun lingkaran merah, meski bukan logo Oi, kita akan ingat logo Oi. Nah inilah kekuatan dari logo Oi, yang khas, kuat, mudah diingat dan mudah dibuat meskipun tidak sama persis dan tidak sesuai standar AD/ART.
Sebagai pencipta logo Oi, saya merasa senang hingga saat ini logo Oi bisa bermanfaatkan untuk organisasi Oi dan anggota Oi. Selain digunakan untuk kegiatan resmi keorganisasian, seperti kop surat, amplop, bendera, papan nama sekretariat, logo Oi juga bermanfaat dalam memproduksi atribut Oi, seperti kaos, pin, topi, kalender, poster dan berbagai macam atribut lainnya.

Saya tidak akan meminta royalti dari setiap atribut atau merchandise yang dibuat menggunakan logo Oi. Saya sudah merasa senang jika logo Oi dibuat dengan benar, sesuai standar dan dapat dimanfaatkan dengan baik serta bisa mendatangkan rezeki bagi teman-teman Oi.

Menempel di mana-mana
Logo Oi sudah “beredar” dan menempel di mana-mana, baik dalam bentuk stiker ataupun coretan di dinding tembok, truk, angkutan umum bahkan juga menempel di tubuh dalam bentuk tato dan menempel kuat di hati penggemar Iwan Fals.

Kita sudah biasa dan sering melihat bendera berlambang Oi berkibar di setiap konser Iwan Fals ataupun dalam berbagai kegiatan Oi. Tak hanya itu saja bendera Oi juga berkibar di berbagai pertandingan sepakbola, panggung musik dangdut dan bahkan di konser-konser musik, meski bukan konsernya Iwan Fals. Bahkan saat kampanye partai politik pun bendera Oi juga berkibar di antara bendera partai politik. Entah disengaja, atau kebetulan atau memang bertujuan untuk mencari dukungan massa? Yang jelas Oi bukan partai politik dan tidak akan bergabung atau berkolaborasi dengan partai politik manapun.

Tetapi anggota Oi boleh berpartai politik, asalkan tidak membawa, tidak memanfaatkan Oi untuk kepentingan politik. Kalau mau berpolitik silakan melepas atribut Oi dulu, nanti kalau saat berorganisasi silakan kenakan kembali atribut Oi-nya, begitu kira-kira, kita harus bisa menempatkan diri kita pada posisi yang pas.

Saya juga pernah melihat sebuah sinetron di TV, dalam salah satu adegannya terlihat logo Oi tertempel pada sebuah pintu. Dalam sebuah videoklip, logo Oi juga pernah muncul, saya lupa judul lagunya. Pada iklan operator selular XL, seorang sopir becak menggenakan topi berlogo Oi. Saya tidak tahu, apakah XL, sudah mengajukan ijin resmi ke Oi atau belum. Mengingat XL bukan anggota Oi dan XL tentunya punya kepentingan bisnis tersendiri.

Ini semacam strategi bagi mereka yang memunculkan logo Oi dalam sinetronnya,  videoklipnya, iklannya untuk meraih perhatian ataupun simpati dari penonton TV, khususnya para penggemar Iwan Fals atau Oi. Secara langsung atau tidak langsung mereka ingin mengungkapkan, bahwa mereka seolah-olah juga bagian dari Oi atau emang yang bikin sinetron atau iklan tersebut adalah penggemar Iwan Fals. Atau minimal hei… penggemar Iwan Fals, hei… Oi.. mari lihat sinetron, mari beli kartu perdana ya kira-kira begitu strategi pasarnya. Mengingat jumlah penggemar Iwan Fals ataupun anggota Oi jumlah ribuan jumlahnya di berbagai pelosok di Indonesia.

Merinding
Saat melihat konser Kantata Takwa “Kesaksikan” tahun 2005 di Parkir Timur Senayan Jakarta saya merinding.  Melihat ratusan bendera Oi berkibar-kibar menunggu konser Kantata Takwa dimulai. Sebelum konser dimulai, lewat penggeras suara seorang Master Ceremony (MC) dari I-Radio mengumumkan agar bambu atau tongkat yang digunakan sebagai tiang bendera Oi dikumpulkan kepada panitia. Tentu saja tujuan agar penonton dapat menikmati konser dengan nyaman tanpa terganggu oleh ratusan bendera Oi yang berkibar lalu lalang di hadapan mereka. Penontonmu mengikuti aturan tersebut dan mengumpulkan ratusan bambu, tongkat kepada panitia. Suasana Parkir Senayan terlihat lebih bersih tanpa adanya ratusan bambu/tongkat yang menyembul di antara ribuan penonton.

Konser Kantata Takwa pun dimulai, penonton ikut beryanyi bersama sang idolanya. Entah dari mana asalnya, tiba-tiba ratusan atau bahkan ribuan bendera Oi yang diikat pada bambu dan tongkat, kembali menyembul di antara ribuan penonton. Kembali pula, aku merasa merinding. Semangat penonton memang luar biasa malam itu, bendera Oi berkibar tak ada habisnya.

Di sejumlah kesempatan Bang Iwan Fals sering memperkenalkan saya, kepada teman-temannya dan juga kepada sejumlah kyai di Pondok Pesantren Modern Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, “Ini lho yang bikin logo Oi,” begitu kata Iwan Fals. Selain itu, Bang Iwan juga tidak pernah lupa dengan saya, meskipun saya di Solo, Jawa Tengah Bang Iwan di Depok, Jawa Barat. Ini sesuatu yang tidak akan terlupakan bagi saya dan akan menjadi cerita tersendiri bagi saya, keluarga dan anak cucu saya.

Tak terasa lewat logo Oi, kita telah dipersatukan dalam satu ikatan penggemar Iwan Fals yaitu Oi. Saya, kita semua jadi lebih dekat dengan Iwan Fals dan teman-teman Oi dari seluruh pelosok Indonesia, bahkan ada yang dari luar negeri. Dan kita semua mempunyai mimpi yang sama yaitu memajukan Oi dengan semangat membara untuk bersatu.
Inilah sedikit cerita tentang saya dan perjalanan logo Oi. Jika teman-teman Oi ada yang ingin mendapatkan logo Oi (standar AD/ART) silakan mendownload di www.logo-oi.blogspot.com atau www.logo-oi-kita.blogspot.com atau mengirimkan email ke oibentohouse@gmail.com, logo.oi.kita@gmail.com, atau bisa search di Google. Terima kasih dan semoga bermanfaat. Salam Oi…

PERJALANAN KREATIF :
Is “HiO” Ariyanto: Pencipta Logo Oi, Ketua Oi Bento House, Manager Oi Bento House
Band 
* 1997, Karya Kartun Terbaik Lomba Kartun MDS Beteng Solo
* 1999, Juara I & II Desain Logo Oi
* 1999, Pelopor berjualan kaos & merchandiser Iwan Fals & Oi
* 2000, Juara I Lomba Karikatur Jambore Nasional Oi di Cibubur
* 2000-2010 Ketua Solo Kartunis (Sloki)
* 2003, Rekor Republik Aeng-Aeng: untuk Kategori Pelopor Kartun 3 Dimensi di Solo
* 2003, Juara Favorit “Sensasi Biru Indonesia” (Launching Rokok Bentoel Biru) Tim Oi
Bento House
* 2004, Rekor Republik Aeng-Aeng: Konser Musik Parade Band Oi dari jam 10.00
Pagi-10.00 Malam (14 band membawa lagu-lagu Iwan Fals yang berbeda sebanyak 75
lagu)
* 2004, Juara I & II Desain Logo Ikatan Karyawan sebuah toko retail terbesar di Solo
* 2005, Kartun karakter “Si Thole” sebagai maskot Lomba Balita & Anak Balita
SOLOPOS.
* 2008 Mendirikan Solo Citizen Journalist Community (SOLO CJ COMM)
* 2009 Juara III Lomba Foto PT Tiga Rabu (Milik Iwan Fals)  "BERPIJAK YANG BIJAK"
* 2009 Juara III Lomba Karikatur Jambore Nasional Oi Di TMII
* 2009-2010 Ketua Persatuan Kartunis Indonesia (President Indonesian Cartoonist
Association)
* 2012 Penerima Anugerah Tanda Kehormatan Lencana Pengabdian Oi "SATYA ADHI
PRADANA" dari BPP Oi
* 2012 Juara I Lomba Fotografi Honda bertema Local Heritage
* 2012 Juara II Citizen Journalist Competition (Wideshot Awards METROTV)

        JUARA LOMBA LOGO Oi-- Is Ariyanto biasa dipanggil Hio Ariyanto (tengah, membawa pigura) menunjukkan dua karya Logo Oi, saat menang dalam Lomba Logo Oi Senin, 16 Agustus 1999 di kediaman Iwan Fals, Desa Leuwinanggung, Cimanggis, Depok, Jawa Barat.  Kegiatan tersebut dalam rangka Silaturahmi Nasional Oi 1999 yang di selenggarakan Yayasan Orang Indonesia (YOI). FOTO: DOK/YOI/Endi Aras Aryono.





 









0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Entri Terfals

Like

 

Kalender

Total Pengunjung

follow Me

Followers

 

Footer

Oi Pagar Alam